Oleh: Muhammad Almaida Alfarizi

     Manusia tidak akan pernah terlepas dari sebuah masalah, baik yang sederhana maupun yang penuh dengan hiruk pikuk duniawi. Masalah yang melibatkan diri sendiri bahkan hingga masalah yang mengancam keberlangsungan hidup manusia itu sendiri. Sejak dahulu kala, eksistensi manusia bernama laki-laki sudah ditunjukkan dengan sebuah tanggung jawab yang besar, kekuatan dan seorang pemimpin yang dapat mengatur perempuan, keluarga dan bahkan kelompoknya. Tapi, masih sangat sedikit mengenai literatur sang perempuan yang hebat dan luar biasa. Kehadiran para perempuan yang hebat selalu dicela dan dicekal oleh banyak kalangan dengan stigma "perempuan pada akhirnya akan bekerja dirumahnya". Bahkan stigma tersebut masih terus bertahan hingga saat ini, ditempat-tempat yang seharusnya bisa melindungi wanita. Dari stigma yang muncul dan bertahan tersebut menyebabkan kemarahan kaum perempuan meluap, banyak dari mereka yang kemudian bersuara dengan lantang yang diikuti oleh dunia dengan tuntutan kesetaraan gender. Suara mereka kian lantang, lebih lantang daripada sang camar yang berteriak diantara kerasnya deru ombak laut. Dunia mulai melihat kehadiran kaum perempuan. Namun diantara akvitis yang benar-benar ingin memperjuangkan "kesetaraan gender", ada pula mereka yang justru menjatuhkan kata perempuan dengan tindakan yang dianggap terlalu ekstrim dan radikal yang menyebabkan ada keraguan dunia untuk bisa kembali melihat mereka secara utuh. 

  Bagi masyarakat awam Indonesia, kata feminazi merupakan sebuah kata baru dalamkosa kata kebahasaan. Feminazi merupakan sebuah sindiran yang diberikan kepada para kaum feminis atau perempuan yang dikatakan radikal atau ekstrim karena ingin melebihi kaum pria di segala bidang (bukan kesetaraan). Sehingga seringkali kaum pria memandang rendah ataupun memandang buruk para feminisme yang bukan merupakan bagian dari feminazi.

    Feminisme sendiri merupakan sebuah rangkaian gerakan yang bertujuan untuk bisa menyetarai kaum pria di segala bidang mulai dari politik hingga sosial, gerakan ini sering kali dianggap sebagai sebuah ideologi yang membenci kaum pria. Namun pada kenyataannya gerakan ini merupakan sebuah gerakan kesetaraan yang saling menguntungkan kedua belah tanpa adanya relasi tumpang tindih di antara kaum pria maupun kaum perempuan. 

     Feminisme yang berlebihan ada kalanya terjadi karena ketidaksadaraan oleh para perempuan itu sendiri, mereka menyuarakan “feminisme” hingga lupa bahwa tindakan yang diambil merupakan tindakan yang radikal atau ekstrim. Tindakan mereka tidak lagi bertujuan untuk menyetarakan kaum perempuan dengan kaum pria yang pernah dilakukan oleh R.A Kartini, melainkan untuk menunjukkan taringnya di kancah publik dan mendominasi setiap hal yang ada di dunia.

   Di Indonesia sendiri terkenal salah satu pahlawan perempuan yang memperjuangkan nama “perempuan” agar dapat setara dengan para pria, yaitu R.A Kartini. Perjuangannya yang didasari oleh rasa terbelenggu di dalam rumah saja membangkitkan semangat kaum perempuan pada saat itu sehingga bermunculan banyak pahlawan perempuan yang diakui oleh bangsa Indonesia dalam memerdekakan Indonesia dari para penjajah. Walaupun Indonesia sudah merdeka, tetap saja pemikiran tentang perempuan yang akan berakhir di dapur ataupun di rumah saja tetap mendarah daging hingga saat ini. Pandangan tradisional yang ada masih tetap dipertahankan oleh bangsa Indonesia terutama mereka yang berada di perkampungan yang jauh dari jangkauan pendidikan ataupun perkampungan yang menutup diri dari perubahan.

   Feminisme di Indonesia mulai ramai digaungkan semenjak semakin merebaknya kasus-kasus pelecehan, kekerasan dan pemerkosaan yang dialami oleh kaum perempuan dan juga didorong oleh faktor globalisasi yang diterima oleh Indonesia. Bahkan Pada tahun 2021 sedang ramai mengenai video “Bakal untuk Suami” yang beredar di platform media sosial yaitu Twitter. Di Dalam video singkat tersebut terlihat bahwa ada seorang istri yang sedang membuatkan bekal untuk suaminya di kantor. Akan tetapi response yang diberikan berupa comment negative yang tidak membangun seperti “budak patriarki” dan masih banyak hal lainnya. Tindakan yang diberikan melalui komentar tersebut dapat menunjukkan tujuan awal dari menyuarakan feminisme kian tidak terarah dan berakhir pada tindakan feminazi berbalutkan kesetaraan gender atau feminisme.

   Namun, kita tidak dapat menyalahkan seutuhnya para perempuan yang ingin menyuarakan feminisme. Karena hal itu tidak semata-mata datang dari diri mereka yaitu kaum perempuan yang ingin merasakan kebebasan sama halnya dengan para pria. Akan tetapi karena semakin banyaknya kerugian sosial yang dialami oleh kaum perempuan seperti pandangan buruk jika perempuan bekerja hingga larut malam, masih maraknya pandangan tradisional mengenai kaum perempuan yang hanya di harusnya dirumah saja, maraknya kekerasan seksual maupun pelecehan seksual yang dialami perempuan menjadi alasan kaum feminisme beralih menjadi kaum feminazi yang lebih radikal. Oleh sebab itu diperlukan juga peran dari kaum pria untuk dapat menekan perkembangan kaum feminazi yang dianggap meresahkan seperti dengan membuka pandangan baru su kaum perempuan juga dapat melakukan yang sama seperti yang dilakukan oleh kaum pria. Mengakui kemampuan yang dimiliki para kaum perempuan, dan melindungi kaum perempuan dari berbagai macam jenis kekerasan maupun pelecehan seksual. Dengan cara menganggap hal tersebut bukan lah hal yang lazim dilakukan kaum pria kepada kaum perempuan.

    Selain itu, kaum perempuan yang memperjuangkan haknya yaitu feminisme juga harus dapat memberikan pemahaman-pemahaman yang mudah diterima oleh masyarakat umum tanpa harus melakukan kegiatan sesuatu kegiatan yang ekstrim atau bahkan radikal. Karena pada dasarnya kedamaian dan persatuan bisa didapatkan tanpa harus melakukan kekerasan, kegiatan radikal dan tindakan ekstrim. Kaum perempuan yang menyuarakan aspirasi akan mudah diterima jika kaum laki-laki lebih membuka mata dan hatinya atas penderitaan yang selama ini dialami kaum perempuan.


Daftar Pustaka


Penthatesia, C. (2021, October 11). momsmoney.id. Dipetik April 26, 2022, dari Apa itu Feminisme? Yuk, Kenali Lebih Jauh Gerakan Feminisme: https://www.momsmoney.id/news/apa-itu-feminisme-yuk-kenali-lebih-jauh-gerakan-feminisme

Radja, S. M. (2020, September 1). lpmvisi.com. Dipetik April 26, 2022, dari Femanazi: Aku Merdeka, Kalian Terbelenggu: https://www.lpmvisi.com/2020/09/feminazi-aku-merdeka-kalian-terbelenggu.html

0 Komentar