A. LATAR BELAKANG
Masih rendahnya minat membaca masyarakat Indonesia, sudah diakui dunia. Dalam sebuah riset yang dilakukan oleh salah satu lembaga dunia terhadap 39 negara, Indonesia menempati posisi 38. Sungguh ironis, mengingat produktifnya para sarjana Indonesia menelurkan berbagai buku. Namun di sisi lain, rendahnya minat membaca masyarakat Indonesia merupakan suatu permasalahan. Di mana sampai saat ini pemerintah belum mampu mengentaskan angka buta huruf di daerah-daerah terpencil.
Pengetahuan merupakan suatu keharusan bagi setiap individu. Pengetahuan yang tertanam dalam bingkai saraf otak bermetamorfosis dalam satu ruang rasa ingin tahu yang menjadi hakekat dasar manusia. Mahasiswa, individu-individu yang peka terhadap permasalahan sosial dan sejatinya ingin terjun kedalam permasalahan sosial yang terjadi. Mahasiswa adalah pribadi yang berintelektual, yang memungkinkan menjadi alat kontrol sosial.
Intelektual merupakan salah satu alat kontrol sosial dalam sebuah masyarakat, dimana para intelektual harus mempunyai sikap yang peka dan kritis dalam  melihat permasalahan yang terjadi dalam  masyarakat. Tidak berat pada satu  pihak yang dapat berakibat pada disintegrasi dalam masyarakat. Namun mahasiswa merupakan salah satu golongan intelektual harus mampu  melihat permasalahan bukan hanya dari satu sisi melainkan dari berbagai sisi yang akhirnya dapat menghasilkan sebuah solusi.
Melalui kajian dan tulisan yang bersifat ilmiah yang dihasilkan dari pemikir-pemikir kritis yang diharapkan sebagai media sahabat bagi masyarakat, sahabat bagi pemerintah dalam mengontrol sistem pemerintahan dan sekaligus sebagai sahabat bagi kaum intelektual lainnya. Dunia mahasiswa adalah bagaimana mereka ingin menciptakan sejarah dan tidak ingin dilupakan sejarah. Lewat sebuah pena yang mengakar, lekukan pena yang mengikuti alunan jemari tangan membelah setiap ruang kosong kertas putih, bertahtakan alur pemikiran yang realistis, dan benar-benar mempunyai makna. Ya, mahasiswa tidak akan terlepas dari dunia menulis. Dalam satu forum mahasiswa berorator, berdebat, mengkaji suatu masalah sosial atau teori-teori yang menyesatkan pikiran. Tidak sedikit pula mahasiswa yang berbicara dan menulis tanpa menggunakan nalar dan logika, hal seperti ini jika apa yang dibicarakan dan dituangkan oleh mahasiswa kepada masyarakat awam akan membuat masyarakat terbius oleh doktrin mahasiswa yang merasa pintar
Dalam dunia pendidikan ada kata-kata mutiara yang menyebutkan ”bahasa menunjukan budaya”. Kita gunakan bahasa yang baik, jernih, dan tidak menyesatkan orang lain. Diperlukan sebuah wadah pembentuk kaum-kaum intelektual yang tidak hanya kritis dalam melihat suatu permasalahan namun juga membentuk kepekaan sekaligus memiliki IMTAQ yang sekiranya dapat didukung penuh oleh segenap jajaran di Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Jakarta dan seluruh mahasiswa-mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial. Ada orang yang mengatakan, semakin banyak pengkritis cerdas di suatu negara, maka semakin banyaknya orang-orang pintar di negara itu.
Kami melihat adanya indikasi bahwa mahasiswa-mahasiswa yang ada di lingkup Fakultas Ilmu Sosial sebenarnya menginginkan adanya suatu wadah yang berkonsentrasi pada bidang penulisan. Di sini kami memantapkan diri dan muncul kepermukaan sebagai jawaban dari kehausan akan informasi bidang penulisan. Lewat sebuah organisasi yang bernama Pusat Studi Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial (PUSDIMA FIS), secara langsung atau tidak langsung menjadi wadah dari pengembangan bakat ilmiah bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial - Universitas Negeri Jakarta.  
PUSDIMA FIS adalah wadah bagi mahasiswa yang benar-benar menekuni dunia penalaran dan penulisan Ilmiah. Tidak ada waktu untuk berdiam diri, bangkit dan temukan dunia dalam kesandiwaraan manusia. Genggam pengetahuan seluas-luasnya, karena pengetahuan merupakan suatu keharusan bagi mahasiswa. Karena kami sadari, bahwa untuk memperoleh pengetahuan bukanlah cuma kegiatan teoritis saja. Kita tidak akan menjadi bijaksana, pintar dan terkenal karena membaca setumpuk buku-buku dengan judul awal, ”Kiat sukses Menjadi Orang tersukses”. Kita harus terjun, kadang juga kita hanyut, berenang, dan terkadang kita harus berkeringat. Kita harus berada dalam perbuatan, dalam merenung dan merasakan. Jika kita mau maju, berfikir, bagaimana berfikir dan belajar, bagaimana belajar, karena yang kita butuhkan bukanlah value (nilai) akan tetapi proses dan pemahaman.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud :
  1. Mewadahi potensi dan apresiasi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dalam pengembangan penulisan dan penalaran Ilmiah.
  2. Menghimpun mahasiswa-mahasiswi dari Fakulktas Ilmu Sosial untuk mengembangkan materi pembelajaran teori-teori ilmu-ilmu sosial untuk diaplikasikan dalam tulisan ilmiah.
  3. Sebagai bentuk diskusi antar mahasiswa Fakuktas Ilmu Sosial yang masih mencakup teori-teori ilmu-ilmu sosial.
Tujuan :
  1. Meningkatkan minat dalam membaca dan menulis ilmiah Fakultas Ilmu Sosial.
  2. Mewujudkan eksitensi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial di Civitas Akademika Universitas Negeri Jakarta.
  3. Menjalin hubungan yang madani antarjurusan di Fakultas Ilmu Sosial.
C. SEJARAH
Pada mulanya pembicaraan antara tiga orang yang sedang membuat karya tulis PKM (Pekan Kreativitas Mahasiswa), terlintas pemikiran tentang pembentukan organisasi di bidang penalaran dan penulisan, Syaifudin (Sosiologi, 2007), Marwah Aya (Sosiologi, 2008), Nurul Hidayat (Sosiologi, 2008). Dengan penuh kepercayaan untuk membentuk organisasi tersebut, kita sudah memulai merancang konsep untuk perekrutan anggota yang berminat di bidang penalaran dan penulisan ilmiah.
Pertemuan berikutnya kita telah membawa perekrutan dari mulai teman terdekat yaitu, Ressa (ISP, 2008), Indrayani (ISP, 2008), Doni (ISP, 2008), Selfi (ISP, 2008). Dengan penjelasan yang dijabarkan oleh Syaifudin, anggota yang baru direkrut tersebut tertarik untuk bergabung dengan organisasi ini, namun untuk nama organisasi ini  kita belum mendapatkan nama yang tepat. Banyak masukan dari teman-teman untuk penamaan organisasi ini, seperti PSM (Pusat Studi Mahasiswa) yang diusulkan dari Syaifudin, KOMPOS (komunitas penulis sosial) yang diusulkan oleh Nurul Hidayat, KETEK (kegiatan intelektual) yang diusulkan oleh Doni, PUSDIMA (Pusat studi mahasiswa) diusulkan oleh M.Aya. Dari beberapa masukan yang diberikan teman-teman, maka dipilihlah masukan dari Aya dan kemudian di setujui oleh teman-teman, dengan alasan nama tersebut tidak disingkat atau diambil dari inisial kata. Dengan memakai nama PUSDIMA maka orang pun dapat mengetahui kepanjangan dari singkatan tersebut, yaitu Pusat Studi Mahasiswa.
Rapat internal untuk pertama kalinya dilakukan oleh para penggagas PUSDIMA. Rapat tersebut beragendakan, menentukan hari lahirnya PUSDIMA, pembagian divisi, pembuatan proposal organisasi, dan perekrutan anggota baru. Melalui rapat tersebut dan dengan sedikit berdebatan, akhirnya dengan segenap kebanggaan dari penggagas dipilihlah tanggal 23 Maret 2009, sebagai hari lahirnya PUSDIMA pada pukul 17.15 WIB. Setiap kali ada tatap muka Pusdima selalu dilaksanakan mulai pukul 16.00 WIB sedang dengan terdengar suara adzan magrib sebagai batas akhir maksimal tatap muka.

Beberapa agenda yang telah dibahas antara lain tentang; Penulisan yang baik, meliputi EYD, konsonan kata, glossarium, diksi, fiksi dan nonfiksi. Adapun penelitian yang pernah dilakukan dengan menyebarkan kuesioner pertama; temanya tentang ”Kualitas Pilpres, Lebih Baikkah” dan yang kedua dengan tema ”Refleksifitas Pemuda Terhadap Hari Pahlawan” hasil dari penelitian ini kita jadikan sebagai buletin yang disebarkan di Fakultas Ilmu Sosial. Penamaan buletin yaitu SMS kepanjangan dari ”Suara Mahasiswa Sosial”, buletin yang pertama terbit bertepatan pada saat MPA FIS 2009 di Aula Perpustakaan sekalian dengan ajang sosialisasi PUSDIMA kepada mahasiswa baru 2009 dan membagikan doorprize berupa buku ”Mementahkan Teori Darwin”.
Tatap muka yang membahas tentang diskusi pertama kali antara lain; Kamikaze; Bunuh Diri Terhormat Para Pilot Jepang yang di pandang dari perspektif sosiologi, sebagai pembicaranya adalah Nurul Hidayat. Dan kedua tentang ”Berpijak Pada Tinta, Bergandengan dengan Pusdima” sebagai pembicaranya adalah Tarmiji alumni sosiologi 2005.

D. NAMA ORGANISASI
” Pusat Studi Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial di singkat menjadi PUSDIMA FIS ”

E. PROFIL
Motto :
.” Kami ada bukan untuk membusungkan dada, tapi kami ada karena kami
   ingin belajar dan haus akan pengetahuan serta pengalaman ”
VISI :
“ Menjadi wadah bagi pengembangan dunia ilmiah mahasiswa Fakultas Ilmu  
   Sosial yang berlandaskan pada Tridarma perguruan tinggi ”
MISI :
1.    Berperan serta dalam pengembangan dunia ilmiah di Fakultas Ilmu Sosial
2.    Meningkatkan minat membaca dan menulis ilmiah mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial
3.    Meningkatkan daya kritis mahasiswa dalam menyikapi permasalahan melalui diskusi ilmiah

G. FILOSOFI:
Logo
1.      Sayap, melambangkan bahwa PUSDIMA FIS memiliki cita-cita membawa mahasiswa FIS berwawasan luas, tinggi  dan lima sayap melambangkan semangat Pancasila yang melandasi sikap dan ranah penulisan anggota PUSDIMA FIS.
2.      Pena, melambangkan bahwa PUSDIMA FIS merupakan bidang organisasi yang beralaskan penulisan dan penalaran ilmiah, serta berpikir kritis dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah sosial sehingga dapat diangkat kepermukaan.
3.      Font ”PUSDIMA” dan ”Pusat Studi Mahasiswa”, adalah ”Tw Cen MT Condensed Extra Bold” mempunyai makna tebal dalam kepercayaan, tegak dalam berkomitmen dan lurus dalam perkataan.

 Warna
1.      Hijau (#078040), melambangkan alami, sehat, keinginan dan harapan yang menjadi setiap landasan pemikiran di setiap kegiatannya.
2.      Merah (#ed1e25), melambangkan perjuangan, aktif, keberanian dan kemauan keras dalam membentuk masyarakat Civil Society.
3.      Hitam (#000000), keabadian, kekuatan untuk terus mempertahankan eksistensi PUSDIMA FIS di mata civitas akademika Universitas Negeri Jakarta

0 Komentar