Selamat Ulang Tahun Kampusku Tercinta, Aku Rindu Kamu yang Dulu

sumber gambar: google.com

Tiga tahun bukan waktu yang sebentar, itu bisa dibilang lama untuk sebuah hubungan. Aku memilihmu sebagai yang pertama dihidupku. Jika mungkin orang lain mendapatkanmu sebagai pilihan terakhir, aku sebaliknya, kau tujuan pertamaku. Kampus UNJ, sudah lama aku mengincarmu, sejak kutahu aku harus melanjutkan belajar, meski kadang tak tahu untuk apa, aku sudah memutuskan untuk memilihmu.

Tepat di tahun 2017, keinginanku tidak bertepuk sebelah tangan. Setelah usaha berbulan-bulan menyiapkan diri, aku berada di sana untuk memulai petualangan baru. Bertemu orang baru, suasana baru, dan tentunya harapan baru.

Kampus yang terletak di ibu kota, kampus pendidikan, kampus yang dihuni oleh mayoritas perempuan. Karena mungkin banyak perempuan yang ingin menjadi pendidik, bagus juga. Meski di bilang sempit untuk sebuah kampus yang terdiri dari banyak jurusan dan fakultas, kampus ini tetap nyaman, setidaknya untukku.

Ya meski  bukan hal yang menyenangkan jika gedung yang aku tempati sebagai tempat belajar jauh dari layak. Gedung yang katanya sudah ada sejak awal kampus ini berdiri, entah kapan itu, yang pasti tahun 1960-an sudah ada, hingga sekarang masih dipakai. Makanya bukan hal yang mengherankan jika banyak bangku rusak dimana-mana, pendingin ruangan yang rusak, WC yang nauzubillah, hingga langganan banjir setiap tahun.

Tapi saya senang, kampus ini masih ramah, setidaknya itu yang saya tahu. Kampusku merupakan kampus negeri paling murah, biayanya masih bisa terjangkau, setidaknya oleh orang-orang yang mau belajar tapi gak punya uang. Dibanding kampus lain, meski tidak pernah survei, kata orang, kalau dibandingkan yang lain masih murah kampusku.

Itulah yang patut aku banggakan, kampusku memang tidak bagus secara fasilitas, tetapi tetap ramah bagi penghuninya. Tidak sedikit teman saya tang berkuliah di sini  karena harganya yang bersahabat. Meski begitu kita tidak anti pembangunan, selama itu tidak memaksakan dan tidak sampai memeras mahasiswa tentunya.

Bukankah sudah kewajiban pemerintah untuk menjamin pendidikan yang layak. Setidaknya kami percaya janji itu yang tertuang dalam undang-undang, silahkan cari sendiri. Yang pasti sangat senang kami kalau kampas di renovasi, kualitas fasilitas semoga berbanding lurus dengan luarannya, bukankah itu tujuannya?

Tapi ingat, jangan memeras mahasiswa, kuliah itu sudah mahal, mau ditambah biaya lagi, mungkin akan tetap ada yang kuliah, tapi bukan golongan rakyat miskin. Pendidikan semakin susah saja lama-lama untuk kami yang susah. Begini saja sudah cukup kalau tidak kurang, daripada pontang panting memeras lebih baik sederhana saja.


Aku Benci Kamu yang Sekarang

Kamu berubah, tidak seperti dulu, aku kira kamu spesial. Sejak hari itu, mungkin sekitar tahun 2018, kamu mulai berubah, sudah beda pokoknya. Diam-diam minta sumbangan pada mahasiswa, aku tanya untuk  apa? Untuk pembangunan kampus? Yang saya tahu kalau pembangunan itu tidak bisa pakai uang mahasiswa, itu yang saya tahu. Terus untuk apa?

Kampusku tercinta, kamu memang banyak kurangnya. Contohnya gini, sejak awal sebenarnya kamu mengecewakan, sistem administrasi, misalnya siakad sering down, gedung-gedung kurang bagus, wilayah tidak luas, kantin terbatas, uang kemahasiswaan selalu sedikit, dan banyak lagi.

Aku jujur saja tetapi selalu kudoakan untuk berbenah. Tapi tak pernah aku sampai kecewa begitu berat, aku cuma tersenyum dan berkata “Oh tentu, memang begitu, nanti juga membaik, aku percaya”. Tapi untuk yang ini kelewat berlebihan.

Tahun 2018, minta sumbangan, tahun 2019 sumbangannya di beri minimal 750.000, tahun 2020, kamu minta 5 juta, bukan sumbangan, tapi minta, harus bayar di muka, bener-bener berlebihan. Kamu mungkin bilang, tidak semua kok dimintain. Oke mungkin untuk sekarang begitu, saya yakin kalau dari perkembangannya dari tahun ke tahun makin-makin kamu, tahun depan bisa saja semua orang kamu mintain.

Kamu bilang, itukan cuma untuk jalur mandiri dan sudah ada payung hukumnya. Aku benar-benar kecewa, kukira kamu memang spesial, saya jatuh cinta pada kampus ini karena kemurahannya menerima mereka yang dari jalur mana pun dengan golongan ekonomi di manapun tetapi mau belajar tetap bisa merasakan hal yang sama dalam menempuh pendidikan.

Saya yakin akan banyak mendengar ungkapan kekecewaan. Kenapa kamu tidak kuliah? Oh iya, kemarin saya dapat kesempatan itu, tapi karena ada uang pangkal (sama saja dengan SPU sekarang) tidak saya ambil. Kita kubur impiannya menempuh pendidikan karena alasan memungut biaya tambahan yang tidak tahu mau diapakan itu uang.


Pesan Terakhirku untukmu

Selamat ulang tahun kampusku tercinta (tapi yang dulu). Terus berbenah, kita bisa lebih baik tanpa uang dari mahasiswa. Cukup jadi UNJ yang sederhana tapi ditambah keseriusannya untuk menjadi lebih baik.

SPU tidak akan menjadikanmu lebih baik, itu memang mungkin menambah uangmu, tetapi jika uang itu di kelola dengan tangan-tangan yang tidak efektif akan sama saja. Jadi, siapkan diri untuk semangat dan serius mengelola kampus, uang tidak menjadikanmu lebih hebat, tekad bisa. Dirgahayu Universitas Negeri Jakarta-ku.

0 Komentar