World Ocean Day
Ayo Lindungi Laut Kita Dari Bahaya
Sampah Plastik
Oleh : Tamara Oktaviyana
Sumber : news.abs-cbn.com
World Ocean Day atau Hari Laut
Sedunia diperingati setiap tanggal 8 Juni. Hari Laut Sedunia merupakan hajatan
tahunan yang diperingati oleh seluruh negara di belahan bumi, termasuk
Indonesia.
Membahas tentang kelautan tentu saja
kita sebagai rakyat Indonesia telah mengetahui, Indonesia dijuluki sebagai
negara maritim karena sebagian wilayah Indonesia terdiri dari perairan. Dengan
panjang garis pantai terlebar 108.00 km sedangkan luas laut teritorial
Indonesia adalah 290.000 km2.
Wilayah perairan yang luas membuat
negara ini dipenuhi kekayaan sumber daya alam laut yang melimpah. Mulai dari
ikan, udang, terumbu karang dan masih banyak lagi. Namun siapa sangka ancaman
terbesar dari kekayaan alam tersebut adalah masyarakat Indonesia itu sendiri.
Nahas nya masih sangat banyak manusia yang tidak bertanggung jawab menjadikan
laut sebagai tempat pembuangan sampah.
Banyaknya proses pengelolaan limbah sampah yang buruk, dan kurangnya pengelola sampah di kota-kota besar yang berpotensi mencemari lingkungan ekosistem laut. Faktanya sebesar 80% sampah di laut di Indonesia berasal dari aktivitas manusia di daratan (terestrial) yang termobilisasi ke laut, dan hanya 20%-nya timbul dari kegiatan perkapalan, transportasi, dan pariwisata.
Sehingga kerusakan ekosistem laut Indonesia saat ini
berada di titik
merah, dimana sudah sangat memprihatinkan. Bagaimana tidak? Pencemaran
sampah plastik tersebut tidak hanya dilakukan dalam satu hari, satu minggu,
atau satu bulan, akan tetapi pencemaran tersebut dilakukan setiap hari selama
bertahun-tahun bahkan hingga detik ini masih sangat banyak manusia yang
melakukanya.
Pemerintah Indonesia pun terkejut
sejak penelitian Jenna Jambeck, peneliti dari Universitas Georgia, Amerika
merilis hasil penelitiannya di jurnal Science. Pertama bahwa Indonesia
merupakan negara kedua terbesar penyumbang sampah sebesar 3.2 juta ton. Kita
hanya kalah dari negara Tiongkok di peringkat pertama. Kedua bahwa dari 192
negara pesisir (termasuk Indonesia), setidaknya sudah membuang sampah ke laut
sebesar 12.7 juta ton.
Dan perlu di ketahui plastik
merupakan bahan polimer sintesis yang dibuat melalui proses poli-merisasi
dimana tidak dapat lepas dari kehidupan kita sehari-hari. Bentuknya yang telah
terfragmentasi menjadi ukuran mikro (bahkan nano) menyebar hingga ke dasar laut
menyebabkan mustahil bagi kita untuk memungut seluruh sampah plastik yang ada
di alam.
Sifatnya yang sulit terdegradasi di
alam menjadikannya penyumbang limbah terbesar yang menyebabkan rusaknya
keseimbangan alam dan menyebabkan pencemaran di laut.
Menyebabkan biota laut yang
mengonsumsi sampah plastik mengalami gangguan metabolisme, iritasi sistem
pencernaan, hingga menyebabkan kematian. Sehingga keberadaan sampah plastik
sangat jelas mengancam biota laut, ekosistem laut, kesehatan dan penghidupan
manusia, menyebabkan bioakumulasi polutan serta racun, sampah plastik juga
dapat berpindah tempat sampai jauh, serta sulitnya sampah plastik untuk
ditelusuri asalnya, sifat plastik yang tidak dapat terurai juga membuat sampah
plastik akan bertahan lama di laut akibatnya akan me jadi kotor dan berbau
busuk.
Salah satu dampak yang bisa dirasakan oleh warga dunia akibat pencemaran sampah plastik tersebut di laut, ternyata lebih mengerikan dari yang selama ini dibayangkan. Dilansir PBB, 90% populasi ikan besar habis, manusia mengambil lebih banyak daripada yang dapat diregenerasi.
Sumber : National Geographic
Indonesia
• Sekitar separuh dari 1000 ekor penyu yang ada di laut sudah tercemar sampah plastik sejak mereka baru pertama kali menetas dari telur. Kabar mengejutkan ini diungkapkan oleh Britta Denise Hardesty, ketua penelitian Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization (CSIRO). Hasil penelitian yang dipublikasikan di Jurnal Nature pada pertengahan September 2018 lalu ini juga menyebutkan jika seperempat dari 1000 penyu yang diteliti mengonsumsi plastik pada usia muda dan 15 persen sisanya terpapar sampah plastik pada usia dewasa.
Sumber : Labroots.com
• Sampah plastik juga turut membahayakan burung laut. Menurut artikel ilmiah Threat of plastic pollution to seabirds is global, pervasive, and increasing (2015), 90% dari burung laut memakan sampah plastik. Isi perut dari burung laut kebanyakan adalah sampah plastik yang berupa tutup botol, serat sintetis pakaian dan mikroplastik.
Sumber : rnz.co.nz• Berbahaya bagi terumbu karang,
menurut Pusat Penelitian Terumbu Karang Australia (ARC), terumbu yang terpapar
limbah plastik berpotensi 89% terkena penyakit,
dibandingkan 4% yang tidak terkena
dampak limbah. Teori tersebut dibuktikan sekelompok peneliti asal Indonesia,
Amerika Serikat, Australia, dan Kanada yang mengamati kondisi 159 terumbu
karang antara tahun 2011-2014. Hasilnya, paparan limbah plastik pada terumbu
karang paling banyak muncul di Indonesia, yakni 26 bagian per 100 meter
persegi. Hal ini sangat mengkhawatirkan bahwa 60% dari terumbu karang rusak
parah dan setengah dari Karang Penghalang Besar, terumbu karang terbesar di
dunia telah mati.
Sumber : downtoearth.org.in
• Berbahaya bagi kesehatan manusia,
Seperti yang diketahui, sampah plastik di laut tidaklah terurai. Melainkan
hanya bisa berubah menjadi serpihan yang lebih kecil. Sampah plastik dapat
berbahaya bagi kesehatan manusia lewat rantai makanan. Ketika hewan-hewan laut
memakan sampah plastik, manusia turut terancam lantaran sebagian makanan yang
dikonsumsi berasal dari laut. Menurut studi kasus yang dikembangkan oleh
mahasiswa Montana State University (2012), di dalam plastik terdapat kandungan
timbal, kadmium, dan merkuri yang sangat beracun. Ada pula plastik yang
mengandung diethylhexyl phthalate (DEHP). Racun-racun lain yang ada pada
plastik dapat menyebabkan berbagai permasalahan bagi manusia seperti kanker,
terganggunya sistem kekebalan tubuh dan perkembangan anak, hingga cacat lahir.
Di Indonesia, menurut Menteri Luhut,
masalah sampah plastik tak hanya mengancam ekosistem di darat dan laut namun
juga pertumbuhan generasi masa depan Indonesia. Menurutnya, salah satu dampak
serius yang ditimbulkan dari sampah plastik, adalah munculnya
generasi stunting. Yaitu generasi kekurangan gizi kronis akibat kurangnya
asupan gizi yang cukup. Stunting membuat anak-anak yang semakin pendek badannya,
tak hanya berdampak pada fisik, karena mempengaruhi intelegensia.
Karena 80 persen sampah plastik di
laut berasal dari darat. Sampah plastik di laut dapat berasal dari
sampah-sampah yang terdapat di rumah ataupun jalanan kota dan terbawa ke luar
melalui saluran air yang bocor, atau sampah darat yang biasanya tercemar di
area sungai akan terbawa arus sungai, dan biasanya akan berakhir di laut.
Padahal sebagaimana kita ketahui 70%
permukaan bumi didominasi oleh lautan (perairan) maka dari itu kehidupan
manusia di bumi ini
sebenernya sangat bergantung kepada
lautan. Lautan menghasilkan setidaknya 50% oksigen Bumi, merupakan rumah
bagi sebagian besar keanekaragaman hayati Bumi, dan merupakan sumber protein
utama bagi lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia. Sehingga manusia
seharusnya menjaga
kebersihan dan kelangsungan kehidupan
organisme yang hidup
didalamnya. Akan tetapi pada
kenyataannya masih sangat banyak sekali masyarakat yang memiliki kesadaran akan
hal tersebut.
Bahkan unuk menanggulangi sampah
plastik beberapa pihak mencoba untuk membakarnya. Tetapi proses pembakaran yang
kurang sempuma dan tidak mengurai partikel-partikel plastik dengan sempurna
akan menjadi dioksin di udara.
Oleh karena itu kepedulian terhadap
sampah, terutama sampah plastik serta pengelolaan sampah menjadi
mutlak diperlukan, mengingat Indonesia
menjadi negara penyumbang sampah
plastik terbesar kedua di dunia. Dimana dampaknya sangat buruk bagi lingkungan
laut dan juga manusia, maka pemerintah harus menghentikan penyebaran sampah
plastik dari saluran air ke laut. Selain melalui saluran air, sampah di laut
juga dapat berasal dari kegiatan operasional kapal di laut, baik kapal
penangkap ikan, kapal pesiar, dan lain-lain. Untuk memberantas permasalahan ini
diperlukan kerjasama secara bilateral dan regional guna mengendalikan sampah
plastik di laut.
Meningkatkan program pengurangan,
pemakaian kembali, dan daur ulang plastik yang sudah ada. Dan terus berkomitmen
melakukan beberapa perencanaan yang sudah ditetapkan, yakni :
• Pemerintah Indonesia mengumumkan
Rencana Aksi Nasional memerangi sampah di laut mulai tahun 2018 hingga 2025
melalui Peraturan Presiden Nomor 83 tahun 2018. Aksi ini melibatkan 16
kementerian, pemerintah daerah, sektor swasta, dan Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM).
• Total anggaran yang dialokasikan
untuk rencana aksi ini mencapai USD 1 miliar untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat akan sampah di laut dan mikro plastik melalui aktivitas edukasi,
informasi, dan komunikasi.
• Indonesia bersama 17 negara lain
yang tergabung di dalam East Asia Summit (EAS) akan mengumumkan komitmen para
pemimpin EAS dalam memerangi sampah plastik di laut dan untuk mengurangi
minimum 25 persen dari sampah plastik lintas batas negara.
• Indonesia memanfaatkan limbah
kantong plastik untuk menggantikan 5-7 persen material aspal jalan raya selama
periode 2018 sampai dengan 2025.
• Pemerintah juga berkomitmen untuk
mempercepat implementasi energi terbaharukan dari sampah melalui teknologi
ramah lingkungan di 12 kota melalui Perpres Nomor 35 Tahun 2018 melalui skema
kerja sama dengan sektor swasta.
• Pemerintah melalui Menteri
Kehutanan dan Lingkungan Hidup, pemerintah daerah, serta LSM akan meningkatkan
peran serta pemda dalam menghentikan penggunaan kantong plastik di beberapa
retail modern serta komitmen mengembangkan roadmap pengurangan limbah oleh
produsen sebagai aspek fundamental untuk meningkatkan tanggung jawab para
produsen.
Namun beberapa ketetapan tersebut tidak akan ada gunanya apabila kita
sebagai masyarakat terutama penerus bangsa ini masih minim akan kesadaran
tersebut, maka dari itu ayo bersama-sama bangkit dan bergerak lindungi bumi
kita, lindungi laut kita dari bahaya sampah plastik. Mengelola sampah dengan
baik dan meminimalisir sampah plastik yang digunakan. Selamat hari laut
sedunia 2021.
DAFTAR PUSTAKA
Afriansyah Arie. 2020. Penanggulangan
Pencemaran Sampah Plastik Di Laut Berdasarkan Hukum Internasional. Jurnal IUS
Kajian Hukum dan Keadilan. 8(3): 532
Fahrizal Ahmad, dan M Akib. 2020.
Dampak Sampah Plastik Bagi Ekosistem Perairan. Hal : 35
Islami Nurfi. 2020. Wajib
Ditanggulangi, Ini 7 Bahaya Fatal Sampah Plastik di Laut. Artikel.
https://www.google.com/amp/s/www.idntimes.com/science/discovery/amp/nurfi/bahaya-fatal-sampah-plastik-di-laut-exp-c1c2
LAUT KITA MASA DEPAN BANGSA : KOMITMEN
MENJAGA LAUT LEWAT "OUR OCEAN CONFERENCE" 2018 https://kkp.go.id
Mindatama Adiguna Dimastyo. 2019.
Analisis Dampak Pencemaran dan Kerusakan Ekosistem Laut Di Indonesia. UMY
Prasetiawan Teddy. 2018. UPAYA
MENGATASI SAMPAH PLASTIK DI LAUT. Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI. 10
(2) : 14
Widyaningrum Gita Laras. 2018.
Penelitian: Setiap Spesies Penyu Laut Memiliki Plastik dalam Perutnya. Artikel.
https://www.google.com/amp/s/nationalgeographic.grid.id/amp/131261614/penelitian-setiap-spesies-penyu-laut-memiliki-plastik-dalam-perutnya
0 Komentar