Bingkai SMK di Masa Pandemi Covid-19: Telaah Kritis dalam Perwujudan Keterampilan Humanis
Bingkai SMK di Masa Pandemi Covid-19: Telaah Kritis dalam Perwujudan Keterampilan Humanis
Penulis:
Ari Widodo
Sumber:
voa-islam.com
Kehidupan sosial masyarakat mengakomodir
bentuk pendidikan formal yang sudah dijalankan sejak memasuki masa merdeka
melalui UUD 1945 dan konstitusi. Gagasan dan cita-cita bangsa Indonesia untuk
mewujudkan kecerdasan masyarakatnya sudah tertulis dan digencarkan melalui
pembukaan UUD 1945 dalam alinea keempat. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk
mencapai suatu tujuan pembukaan UUD 1945 tersebut. Suatu usaha pendidikan
menyangkut tiga unsur pokok, yaitu unsur masukan (input), unsur proses usaha
itu sendiri, dan unsur hasil usaha (output). Pengaturan pendidikan formal pun
diatur melalui UU Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 yang meliputi berbagai
jenjang pendidikan, diantaranya sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama
(SMP), dan sekolah menengah atas (SMA) atau sekolah menengah kejuruan (SMK). Mengenai
SMK, menurut Rupert Evans (1978), pendidikan kejuruan
adalah bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar lebih
mampu bekerja pada satu kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan daripada
bidang-bidang pekerjaan lainnya. Menurut penjelasan Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 Pasal 15, pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang
mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.
Pendidikan menjadi aspek penting di dalam kehidupan
bermasyarakat, dengan sistem pembelajaran luring (luar jaringan) atau
biasa yang disebut pembelajaran tatap muka. Namun, ketika Indonesia mengalami
peristiwa pandemi Covid-19, harus merubah model pendidikan menjadi pembelajaran
online atau daring (dalam jaringan) melalui aplikasi atau
website, atau biasa disebut PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh). Sumberdaya yang
dimiliki negara pun dituntut untuk memenuhi penghidupan pendidikan di kalangan
menengah dan terutama kelas sosial bawah. Pada kenyataannya, sumberdaya yang
dimiliki oleh berbagai daerah di Indonesia tidak mencukupi untuk mencakup
pembelajaran online, mulai dari sumberdaya manusia yang kurang memadai,
fasilitas pembelajaran yang meliputi internet, komputer atau laptop,
jaringan/sinyal, dan website yang belum sepenuhnya baik dapat menunjang
pembelajaran, yang masih dirasakan oleh masyarakat. Seperti halnya SMK, yang proses
pembelajarannya mengedepankan praktek dibanding teori, harus dapat menyesuaikan
dan tidak efektif apabila dilakukan secara online. Persoalannya
pun ada dari proses input-proses-output yang dilakukan oleh tiap sekolah di SMK,
banyak lulusan siswa yang mendaftar terkadang tidak sesuai kualifikasi,
kualifikasi diperlukan untuk membentuk mental dan kesiapan dari siswa ketika
masuk SMK untuk siap bekerja dan memiliki keterampilan baik soft ataupun hard.
Padahal diawal masuk mereka para lulusan SMP banyak memilih SMK karena
menurutnya kepastian dalam mendapatkan pekerjaan, dan banyak mayoritas warga
pedesaan mendaftar ke SMK untuk membantu perekonomian keluarga setelah lulus.
Pendidikan SMK dipilih oleh para orang tua sebagai bentuk
perwujudan untuk menjangkau anaknya menjadi pekerja yang memiliki soft skill
dan hard skill, yang selanjutnya siap memasuki dunia industri. Ketika
dunia dihadapkan dengan globalisasi, perkembangan dan penyesuaian didalam dunia
industri. Namun, ironinya pendidikan SMK tidak mampu menjamin lulusannya untuk
dapat menjadi pekerja tetap di dalam sebuah perusahaan. Hal
tersebut dapat terlihat bahwa angka pengangguran pada level SMK masih terbilang
cukup tinggi. Berbagai hal yang terjadi akibat Pandemi Covid-19 kesempatan kerja di
Indonesia, yang berimbas pada tidak tertampungnya seluruh
lulusan SMK yang masuk ke dunia kerja pada tahun 2020.
Kondisi demand tersebut akan menjadi salah satu indikator
penyebabnya tingginya angka pengangguran lulusan SMK kedepannya. Permasalahan demand yang
mengakibatkan pengangguran ini, sebaiknya diselesaikan dari sisi demand juga.
Karena sangat tidak relevan jika penyelesaiannya selalu diselesaikan dari
sisi supply yakni sisi SMK sebagai penghasil dan pemasok tenaga kerja. Orientasi kurikulum
yang dibuat hanya sebatas dan penunjangan dalam mewujudkan masyarakat siap
kerja disebuah perusahaan. Praktiknya didalam pembelajaran siswa hanya
diajarkan sesuai tuntutan kurikulum dan tidak mengedepankan aspek aktualisasi
diri dari tiap peserta didik. Hal ini sesuai dan menjadi landasan bagi Samuel
Bowles dan Herbert Gintis dalam meninjau keterkaitan antara kapitalisme dengan
sekolah, mereka membuat buku yang berjudul Schooling in Capitalist America
Educational Reform and The Contradictions of Economic Life implikasinya
menjadi pijakan bagi para sosiolog kritis dalam meninjau lebih lanjut hubungan
dualitas antara sekolah dan perusahaan (kapitalisme). Karena,
sosiolog biasanya menilai apakah hubungan antara asal sosial (biasanya diukur
dengan karakteristik sosial ekonomi orang tua) dan pencapaian pendidikan
individu bervariasi di seluruh kelompok kelahiran yang dipengaruhi oleh derajat
yang berbeda dari perluasan pendidikan (Breen & Jonsson 2005).
Banyak
SMK didirikan, dengan fokus kompetensi seperti yang diinginkan Presiden dalam
ranah hard skill dan soft skill di setiap bidang mulai dari
teknik hingga yang sifatnya keuangan, dan terkait dengan ekonomi digital yang diwadahi oleh Kementerian Perindustrian. Dilansir dari antaranews, Dirjen Pendidikan Sekolah Vokasi Kemendikbud
Wikan Sakarinto, menilai integrasi antara SMK dan industri menjadi kebutuhan
mendesak menghadapi masa pandemi Covid-19. Pengembangan program “link and
match” antara SMK dan industri harus dipandang secara optimistis sebagai
langka mencari solusi agar industri bisa bertahan dengan SDM yang memadai. Di
sisi lain, penyerapan tenaga kerja lulusan SMK di tanah air juga semakin
optimal. Hal tersebut sesuai dengan karakteristik pendidikan kejuruan yang dikemukakan oleh Djojonegoro, (1998) Pendidikan
kejuruan diarahkan untuk mempersiapkan peserta didik memasuki lapangan kerja. Pendidikan kejuruan didasarkan atas “demand-driven”
(kebutuhan dunia kerja). Fokus isi
pendidikan kejuruan ditekankan pada penguasaan pengetahuan, keterampilan, sikap
dan nilai-nilai yang dibutuhkan oleh dunia kerja Penilaian yang sesungguhnya terhadap kesuksesan
siswa harus pada “hands-on” atau performa dalam dunia kerja.
Dalam
karya Bowles dan Gintis, penekanan diberikan pada pentingnya sekolah dalam
membentuk tipe kepribadian yang berbeda
yang sesuai persyaratan sistem hubungan kerja dalam mode ekonomi
produksi." Dengan cara ini, bagi Bowles danGintis, pendidikan tidak hanya
mengelompokkan individu ke dalam serangkaian posisi yang relatif tetap dalam
masyarakat —alokasi posisi yang ditentukan oleh kekuatan ekonomi dan politik —
tetapi proses pendidikan itu sendiri, kurikulum formal dan tersembunyi,
mensosialisasikan orang untuk menerima sebagai legitimasi peran terbatas yang
akhirnya mereka isi dalam masyarakat. Menurut analisa
Bowles dan Gintis (2011: 53) produksi kapitalis bukanlah sekedar proses teknis
tetapi juga merupakan proses sosial. Pekerja bukanlah mesin atau komoditas
melainkan manusia aktif yang berpartisipasi dalam produksi dengan tujuan untuk
kehidupan sosialnya. Pendidikan menurut mereka memainkan peran ganda dalam
proses sosial seperti nilai lebih yaitu keuntungan diciptakan dan diambil alih.
Di satu sisi, dengan menanamkan keterampilan teknis dan sosial serta motivasi
yang tepat, pendidikan meningkatkan kapasitas produktif pekerja. Di sisi lain,
pendidikan membantu meredakan dan mendepolitisasi hubungan kelas yang tidak
sesuai dari proses produksi, hal tesebut berfungsi untuk melanggengan kondisi
sosial, politik dan ekonomi yang timpang di dalam masyarakat. Walaupun,
orientasi analisis Bowles dan Gintis adalah pendidikan di Amerika Serikat,
namun korespondensi hubungannya berjalan dibeberapa negara termasuk di
Indonesia, kenyataannya dengan arus globalisasi dan perwujudan industri dunia,
negara Indonesia melalui praktik kurikulum untuk SMK harus siap kerja tanpa
memperhatikan aktualisasi diri dalam konsep keberlanjutan.
Dalam pemikirannya, Bowles dan Gintis membuat empat poin
pokok dalam kajian sekolah dan relevansinya saat pandemi Covid-19 saat ini,
diantaranya; 1) sekolah menghasilkan banyak keterampilan teknis dan kognitif
yang diperlukan untuk prestasi kerja yang memadai, hal ini bisa dilihat melalui
keterampilan teknis dan pembelajaran di dalam kurikulum agar siswa memiliki
prestasi kerja yang memadai melalui ujian keterampilan, di sekolah saat
pelaksanaan PJJ membuat siswa SMK kewalahan dalam melaksanakan tuntutan
keterampilan tersebut, apalagi masyarakat kelas sosial bawah yang kekurangan
akses sumber daya dalam menunjang PJJ seperti komputer, laptop dan lain
sebagainya. 2) sistem pendidikan membantu melegitimasikan ketidaksetaraan
ekonomi, pernyataannya ini sesuai dan sejalan dengan dibuktikan bahwa sistem
hanya mengatur tidak memperhatikan aspek menyeluruh, seperti kelas sosial atas
yang tidak kewalahan di masa pandemi dalam menjalankan dan mendukung anaknya
untuk menjadi apa yang diinginkan, namun kelas sosial bawah kewalahan terlebih
apa yang dinyatakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa lulusan
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mendominasi jumlah pengangguran di Indonesia
yang mencapai 6,88 juta orang pada Februari 2020. 3) sekolah memproduksi, memberi penghargaan dan memberi
label karakteristik pribadi yang relevan dengan penempatan staff dalam
hierarki, dalam pembelajaran dan praktik di SMK seperti misalnya kelas XI
diharuskan siswa untuk mencari perusahaan sebagai tempat praktik lapangan
kerja, namun disesuaikan juga dengan karakteristik siswa untuk menempatkan
posisi dalam hierarki perusahaan, terlebih di masa pandemi, banyak perusahaan
yang memberhentikan pekerjanya dan hal ini berdampak kepada perekrutan siswa,
dan hanya siswa yang kompeten saja yang bisa masuk karena aturan physical
and social disctancing. 4) sistem pendidikan melalui pola pembedaan status
yang dipupuknya memperkuat kesadaran berlapis yang menjadi dasar fragmentasi
kelas-kelas ekonomi bawahan, hal ini dapat dilihat dan terjadi di masyarakat
bagi kelas sosial bawah yang tidak memiliki akses pendidikan yang memadai
terkhusus di masa pandemi dalam PJJ saat ini. Analisa yang diberikan oleh
Bowles dan Gintis menjadi pembelajaran kritis dan telaah yang signifikan dengan
pengaplikasian SMK melalui kurikulum, ciri khas seragam perusahaan yang masuk
kedalam sekolah, dan hubungan baik dengan perusahaan.
Pertama, Bowles dan
Gintis menekankan bahwa derajat ketimpangan ekonomi yang berlaku ditentukan
oleh hubungan pasar, properti dan kekuasaan yang menentukan sistem kapitalis,
seperti akumulasi modal dan pertumbuhan ekonomi bagi kelas elit didalam
kegiatan ekonomi. Kedua, sistem pendidikan tidak menambah atau mengurangi
tingkat keseluruhan ketidaksetaraan dan perkembangan pribadi yang represif.
Sekolah menumbuhkan ketidaksetaraan yang sah melalui cara yang seolah-olah
meritokratis dengan memberi penghargaan dan mempromosikan siswa dengan
mengalokasikannya kedalam posisi yang berbeda dalam hierarki pekerjaan. Ketiga,
sistem pendidikan beroperasi dengan cara niat sadar guru dan administrator
dalam kegiatan sehari-hari melalui korespondensi yang erat antara hubungan sosial
yang mengatur di tempat kerja. Sistem pendidikan berfungsi — melalui
korespondensi hubungan sosial dengan kehidupan ekonomi — mereproduksi
ketidaksetaraan ekonomi dan mendistorsi perkembangan pribadi. Kapitalisme
membutuhkan tenaga kerja dengan sikap, perilaku dan tipe kepribadian yang
sesuai dengan peran mereka sebagai pekerja terasing dan tereksploitasi yang
bersedia menerima kerja keras, gaji rendah dan perintah dari atas. Keduanya,
berpendapat bahwa ada kesamaan antara sekolah dan pekerjaan dalam masyarakat
kapitalis, korespondensi ini beroperasi melalui hidden curriculum dan itu membentuk tenaga kerja dalam berbagai
cara, diantaranya: (1) membantu menghasilkan tenaga kerja yang patuh; (2)
kurikulum tersembunyi mendorong penerimaan hierarki; (3) murid belajar untuk
dimotivasi oleh penghargaan eksternal daripada cinta pendidikan itu sendiri;
(4) mata pelajaran sekolah difragmentasi dengan cara yang sama seperti
pekerjaan rutin. Bowles dan Gintis berpendapat bahwa meritokrasi sebenarnya
tidak ada, bukti menunjukkan bahwa faktor utama yang
menentukan seseorang berpenghasilan tinggi atau tidak adalah latar belakang
keluarga dan kelasnya, bukan kemampuan atau prestasi pendidikannya. Mitos meritokrasi berfungsi untuk membenarkan keistimewaan
kelas atas, membuatnya tampak bahwa mereka memperolehnya dengan berhasil dalam
persaingan terbuka dan adil di sekolah. Hal ini membantu membujuk kelas
pekerja untuk menerima ketidaksetaraan sebagai hal yang sah, dan memperkecil
kemungkinan mereka akan berusaha untuk menggulingkan kapitalisme.
Prinsip-prinsip Pendidikan Kejuruan menurut Charles Prosser (1925)
adalah sebagai berikut : Pendidikan kejuruan akan efisien jika lingkungan di mana siswa dilatih
merupakan replika lingkungan di mana nanti ia akan bekerja. Pendidikan kejuruan akan efektif
hanya dapat diberikan di mana tugas-tugas latihan dilakukan dengan cara, alat,
dan mesin yang sama seperti yang diterapkan di tempat kerja. Pendidikan kejuruan akan efektif
jika dia melatih seseorang dalam kebiasaan berpikir dan bekerja seperti yang
diperlukan dalam pekerjaan itu sendiri. Pada setiap jabatan ada kemampuan minimum yang harus dipunyai oleh
seseorang agar dia tetap dapat bekerja pada jabatan tersebut. Proses pembinaan kebiasaan yang
efektif pada siswa akan tercapai jika pelatihan diberikan pada pekerjaan yang
nyata (pengalaman sarat nilai). Salah satu solusi diantaranya penerapan The Job Retention Scheme (JRS).
Skema ini akan memungkinkan perusahaan untuk mempertahankan karyawan untuk
tetap digaji selama pandemi COVID-19. Selain itu, Pemerintah dapat juga
mempersiapkan lapangan pekerjaan yang dapat menyerap banyak tenaga kerja
seperti lapangan pekerjaan di bidang pertanian, perikanan, infrastruktur dan
lain sebagainya. Kemudian kebijakan-kebijakan yang dilakukan terus untuk
pengembangan yakni salah satunya melalui kebijakan 4,5 tahun menjadi hal yang
luar biasa karena ditekankannya baik soft skill dan hard skill
bagi siswa untuk siap memasuki dunia kerja yang disesuaikan permintaan dunia kerja dan tidak
memperhatikan aspek humanis dari peserta didik.
Namun hal ini menjadi dilema karena akan berbenturan dengan program vokasi dan
program DI atau DII yang lain di perguruan Tinggi. Hal tersebut harus disesuaikan dengan memperhatikan
keterampilan humanis yang disesuaikan dengan konsep peserta didik secara
menyeluruh yang tidak hanya menuntut dan melegitimasi hak-hak para perusahaan,
tetapi lebih diperdalam dengan konsep peserta didik dan filosofis dasar peserta
didik akan keinginannya masuk Sekolah Menengah Kejuruan.
Daftar Pustaka
Apple, Michael W. 2004. Ideology and Curriculum. New
York: RoutledgeFalmer.
Ari. 2016. Konsep
Pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan. Dalam artikel Direktorat Sekolah
Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Link Website: http://smk.kemdikbud.go.id/konten/1869/konsep-pembelajaran-di-sekolah-menengah-kejuruan . Diakses pada tanggal 27 Desember 2020, pukul 13.14
WIB.
Bowles, Samuel
& Gintis, Herbert. 2011. Schooling in Capitalist America Educational
Reform and The Conttradictions of Economic Life. Chicago: Haymarket
Books.
Hakim, Luqman.
Kemendikbud: SMK-Industri harus Semakin Terintegrasi di Masa Pandemi. Dalam
artikel/berita antaranews.com. Link Website: https://www.antaranews.com/berita/1637158/kemendikbud-smk-industri-harus-semakin-terintegrasi-di-masa-pandemi . Diakses pada tanggal 27 Desember 2020, pukul 14.01
WIB.
Hannum, Emily.
Ishida, Hiroshi. Park, Hyunjoon., dan Tam, Tony. 2019. Societies: Postwar Expansion and the
Evolution of Inequality. Dalam jurnal The Annual Review of Sociology, 45:8.1-8.23.
https://doi.org/10.1146/annurev-soc-073018-022507
Hartomo, Giri.
2020. 6,88 Juta Orang Nganggur, Paling Banyak Lulusan SMK. Dalam
artikel/berita okezone.com. Link Website: https://economy.okezone.com/read/2020/05/05/320/2209470/6-88-juta-orang-nganggur-paling-banyak-lulusan-smk . Diakses pada tanggal 27 Desember 2020, pukul 14.00
WIB.
Siregar, Eveline.,
dan Nara, Hartini. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia
Indonesia.
1 Komentar
poker online dengan pelayanan CS yang baik dan ramah hanya di AJOQQ :D
BalasHapusayo di kunjungi agen AJOQQ :D
WA;+855969190856