Konstruksi Sosial Penggunaan Kata Verbal Anjay

Oleh: ArWd

 

Sumber gambar: https://images.app.goo.gl/hCHPJoEoSfVLZJXAA

  

Media sosial merupakan suatu alat yang cenderung digunakan oleh masyarakat untuk berkomunikasi disaat pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Interaksi sosial pun menjadi suatu hal keharusan secara daring yang harus dilakukan oleh tiap individu atau kelompok dalam menjalin hubungan sosialnya. Dalam hal komunikasi, kita memahami ada dua kecenderungan terlebih secara tatap maya, mungkin saudara tidak merasakannya, tapi komunikasi tidak langsung melalui chatting hanya membuat banyak pemaknaan tersirat. Sisi lain media massa yakni nilai-nilai lain yang menjadi acuan konstruksi sosial media massa adalah perubahan sosial di masyrakat. Sebagaimana disadari, bahwa perubahan sosial di masyarakat identik dengan gagasan kemodernan.


Media sosial baru-baru ini dihebohkan mengenai fenomena permasalahan arti kata anjay, mengapa hal itu dipermasalahkan? Apa yang salah dari kata tersebut? Apakah anjay berasal dari kata anjing?


­Sebelum, kepada permasalahan initi, saya akan mengulas lebih dulu sisi balik individu dan kelompok dalam kajian sosiologi. Individu di dalam masyarakat cenderung membentuk identitasnya sendiri dan cenderung untuk memiliki akuisisi keunikan dan kerasionalannya, tapi kita juga jangan melupakan sisi bebas dari konsep individu menurut Weber. Tindakan rasional instrumental yang dibuat oleh seorang publik figur yang berlatar belakang dari seorang akademisi lulusan Psikologi yang memaknai sebuah realitas objektif di dalam masyarakat tidak semata-mata menjadi tindakan yang tidak bertujuan. Tindakannya mengedukasi masyrakat untuk melegitimasi larangan penggunaan simbol kata verbal dari anjay. Anjay menurut tata bahasa secara harfiah tidak terdapat di dalam kamus besar bahasa indonesia, artinya anjay tidak memiliki arti kata secara spesifik. Apakah perlu memaknai anjay secara berlebih? Kilas baliknya adalah permasalahan kata kasar di Indonesia, Masyarakat Indonesia yang multikultur dan majemuk di perkotaan dan di pedesaan memiliki arusnya masing-masing, tetapi ketika hadir media sosial membuat arus sejalan satu arah dan terus siap diterima oleh tiap kalangan pemilik media sosial. Kata kasar diungkapkan oleh individu sebagai tindakan afektif menurut Weber karena ungkapan perasaan emosinya. Lebih lanjut banyak hewan yang dijadikan sebagai identitas simbol kata kasar, contohnya babi, anjing, bangsat dan monyet. Dari contoh tersebut terlihat bahwa masyarakat memiliki dan masih berada pada tindakan tradisionalnya, mengapa hal itu terjadi? Simbol kata kasar dari hewan itu dikonstruksi oleh  pendahulu secara pembelajaran yang diambil dari dogma agama. Signifikansinya adalah hewan babi dan anjing itu merupakan hewan yang kasar? Apakah hewan tersebut memang kasar? Sepertinya tidak, kembali kepada pemaknaan kata yang diungkapkan/diekspresikan oleh individu, seharusnya kita bisa mengurangi identitas hewan yang dijadikan kata yang kasar. Semua hewan diciptakan oleh Tuhan, Allah SWT sebagai bentuk perwujudan dirinya sang Pencipta, pembelajaran awalnya adalah hewan tersebut bukanlah hewan yang kasar atau buruk tetapi hewan yang haram (babi dan anjing), kemudian dari hal itu kelompok meindentifikasikan dan mengkonstruksi bahwa kedua hewan itu adalah hewan yang kasar dan buruk. Padahal kita sebagai manusia harus saling berinteraksi dengan hewan dengan cara kepedulian kita terhadap mereka. Masyarakat yang majemuk memasuki dunia digitalisasi cenderung mengikuti trend, ya sebagai bentuk pengakuan dirinya didalam anggota kelompok masyarakat.


Realitas sosial dalam kasus ini menurut pemikiran dan gagasan yang dikemukakan oleh Berger dan Luckmann, terdiri dari realitas objektif, simbolis, dan subjektif. Realitas objektifnya adalah kata anjay atau pengucapan anjing, babi, dan sebagainya dalam hal kehidupan sehari-hari sudah menjadi fakta empiris yang berada diluar diri individu. Kemudian, realitas objektifnya pengubahan atau plesetan dari kata anjing menjadi anjay yang dimaknai sebagai simbol ekspresi oleh individu (publik figur). Selanjutnya, realitas subjektif yang terbentuk berproses terhadap penyerapan kembali realitas objektifnya didalam diri individu melalui proses internalisasi.


Menurut Berger dan Luckmann, individu tidak dilahirkan sebagai anggota masyarakat, namun individu hanya dilahirkan dengan suatu predisposisi ke arah sosialisasi dan ia menjadi anggota masyarakat. Titik awalnya berada pada proses internalisasi, pemahaman dan penafsirannya langsung dari suatu peristiwa objektif sebagai pengungkapan suatu makna, artinya sebagai suatu manifestasi dari proses subjektif-subjektif orang lain, yang kemudian bermakna subjektif bagi individu itu sendiri. Kesesuaian sepenuhnya dari kedua makna subjektif dan pengetahuan timbal balik mengenai kesesuaian itu, mengandaikan terbentuknya pengertian bersama. Proses-proses tersebut dimaknai oleh individu untuk diakui menjadi anggota masyarakat ketika sudah mencapai kontribusi akan tahap dirinya berada pada pihak lain di masyarakat. Sosialisasi tidak pernah lengkap karena selalu ada tantangan untuk memelihara realitasnya, khususnya memelihara hubungan realitas subjektif dan realitas objektif. Ketika memasuki dunia sosio-kultur yang berada pada tahap eksternalisasi, anak harus siap menyesuaikan dirinya didalam masyarakat ketika produk sosial sudah tercipta contohnya, penggunaan kata anjay yang sudah dilegitimasi pennjelasannya melalui Komisi Nasional Perlindungan Anak terkait Press Rilis Hentikan Menggunakkan Istilah Anjay, dengan penekanan perspektif atau sudut pandang didalam interaksi. Hal ini ketika sudah dilegitimasi oleh Komisi Nasional Perlindungan Anak sudah memasuki tahap objektivasi linguistik yang dimulai dari pemberian tanda verbal hingga ke yang kompleks melalui lembaga hukum atau lembaga sosial tersebut.


Generasi muda, dikalangan anak-anak akan hadirnya media sosial menjadi tugas penting bersama bagi para orang tua untuk memaknai dan menjalankan fungsi sosialisasi primernya. Konstruksi media yang begitu pesat, masuknya nilai-nilai yang cenderung baru akan menjadi sebuah beban tersendiri, orang tua sebagai agen sosialisasi pertama di dalam kehidupan bisa lebih bijak dan cerdas. Kemudian hadir agen-agen sosialisasi lain yang sifatnya sekunder di kalangan masyarakat salah satunya adalah Media Sosial, kata anjay yang diucapkan oleh anak-anak akibat tiruan dirinya yang sejalan dengan psikologi perkembangan di tahap play dan game stage cenderung mudah untuk diikuti dan tidak banyak protes, tetapi apakah memang benar penggunaan kata anjay dapat merusak moral generasi bangsa? Jawabannya adalah agen-agen sosialisasi yang sekarang hidup pada era globalisasi dan memasuki masa post-modern lebih cerdas dalam memahami sebuah ekspresi verbal dalam berinteraksi sosial, tidak ada yang mengharuskan untuk memiliki pola sosialisasi A di keluarga tetapi kecenderungan pola yang linier dan beragam perlu diterapkan. Konstruksi yang dibangun adalah bukan pelarangan penggunaan kata anjay tetapi bagaimana individu atau kelompok memaknai arti kata anjay yang cenderung multitafsir. Masyarakat sudah berada pada tingkat mengerti dan memahami edukasi akibat dirinya menjadi suatu objek didalam masyarakat, ketika menemui hal baru maka masyarakat dapat memaknainya melalui proses sosialisasi yang dilakukan, dengan begitu hal-hal entitas mengenai kata verbal tidak lagi dipermasalahkan.

 

1 Komentar

  1. ASSALAMUALAIKUM SAYA INGIN BERBAGI CARA SUKSES SAYA NGURUS IJAZAH saya atas nama bambang asal dari jawa timur sedikit saya ingin berbagi cerita masalah pengurusan ijazah saya yang kemarin hilang mulai dari ijazah SD sampai SMA, tapi alhamdulillah untung saja ada salah satu keluarga saya yang bekerja di salah satu dinas kabupaten di wilayah jawa timur dia memberikan petunjuk cara mengurus ijazah saya yang hilang, dia memberikan no hp BPK DR SUTANTO S.H, M.A beliau selaku kepala biro umum di kantor kemendikbud pusat jakarta nomor hp beliau 0823-5240-6469, alhamdulillah beliau betul betul bisa ngurusin masalah ijazah saya, alhamdulillah setelah saya tlp beliau di nomor hp 0823-5240-6469, saya di beri petunjuk untuk mempersiap'kan berkas yang di butuh'kan sama beliau dan hari itu juga saya langsun email berkas'nya dan saya juga langsung selesai'kan ADM'nya 50% dan sisa'nya langsun saya selesai'kan juga setelah ijazah saya sudah ke terima, alhamdulillah proses'nya sangat cepat hanya dalam 1 minggu berkas ijazah saya sudah ke terima.....alhamdulillah terima kasih kpd bpk DR SUTANTO S.H,M.A berkat bantuan bpk lamaran kerja saya sudah di terima, bagi saudara/i yang lagi bermasalah malah ijazah silah'kan hub beliau semoga beliau bisa bantu, dan ternyata juga beliau bisa bantu dengan menu di bawah ini wassalam.....

    1. Beliau bisa membantu anda yang kesulitan :
    – Ingin kuliah tapi gak ada waktu karena terbentur jam kerja
    – Ijazah hilang, rusak, dicuri, kebakaran dan kecelakaan faktor lain, dll.
    – Drop out takut dimarahin ortu
    – IPK jelek, ingin dibagusin
    – Biaya kuliah tinggi tapi ingin cepat kerja
    – Ijazah ditahan perusahaan tetapi ingin pindah ke perusahaan lain
    – Dll.
    2. PRODUK KAMI
    Semua ijazah DIPLOMA (D1,D2,D3) S/D
    SARJANA (S1, S2)..
    Hampir semua perguruan tinggi kami punya
    data basenya.
    UNIVERSITAS TARUMA NEGARA UNIVERSITAS MERCUBUANA
    UNIVERSITAS GAJAH MADA UNIVERSITAS ATMA JAYA
    UNIVERSITAS PANCASILA UNIVERSITAS MOETOPO
    UNIVERSITAS TERBUKA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
    UNIVERSITAS TRISAKTI UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
    UNIVERSITAS BUDI LIHUR ASMI
    UNIVERSITAS ILMUKOMPUTER UNIVERSITAS DIPONOGORO
    AKADEMI BAHASA ASING BINA SARANA INFORMATIKA
    UPN VETERAN AKADEMI PARIWISATA INDONESIA
    INSTITUT TEKHNOLOGI SERPONG STIE YPKP
    STIE SUKABUMI YAI
    ISTN STIE PERBANAS
    LIA / TOEFEL STIMIK SWADHARMA
    STIMIK UKRIDA
    UNIVERSITAS NASIONAL UNIVERSITAS JAKARTA
    UNIVERSITAS BUNG KARNO UNIVERSITAS PADJAJARAN
    UNIVERSITAS BOROBUDUR UNIVERSITAS INDONESIA
    UNIVERSITAS MUHAMMADYAH UNIVERSITAS BATAM
    UNIVERSITAS SAHID DLL

    3. DATA YANG DI BUTUHKAN
    Persyaratan untuk ijazah :
    1. Nama
    2. Tempat & tgl lahir
    3. foto ukuran 4 x 6 (bebas, rapi, dan usahakan berjas),semua data discan dan di email ke alamat email bpk sutantokemendikbud@gmail.com
    4. IPK yang di inginkan
    5. universitas yang di inginkan
    6. Jurusan yang di inginkan
    7. Tahun kelulusan yang di inginkan
    8. Nama dan alamat lengkap, serta no. telphone untuk pengiriman dokumen
    9. Di kirim ke alamat email: sutantokemendikbud@gmail.com berkas akan di tindak lanjuti akan setelah pembayaran 50% masuk
    10. Pembayaran lewat Transfer ke Rekening MANDIRI, BNI, BRI,
    11. PENGIRIMAN Dokumen Via JNE
    4. Biaya – Biaya
    • SD = Rp. 1.500.000
    • SMP = Rp. 2.000.000
    • SMA = Rp. 3.000.000
    • D3 = 6.000.000
    • S1 = 7.500.000(TERGANTUN UNIVERSITAS)
    • S2 = 12.000.000(TERGANTUN UNIVERSITAS)
    • S3 / Doktoral Rp. 24.000.000
    (kampus terkenal – wajib ikut kuliah beberapa bulan)
    • D3 Kebidanan / keperawatan Rp. 8.500.000
    (minimal sudah pernah kuliah di jurusan tersebut hingga semester 4)
    • Pindah jurusan/profesi dari Bidan/Perawat ke Dokter. Rp. 32.000.000

    BalasHapus