Industri, Pabrik, Bangunan, Polusi, Bisnis, Asap
Sumber: pixabay.com


Dampak SO2 bagi Kesehatan
Oleh: Aya Shofia Irawan

Polusi adalah suatu perubahan kondisi lingkungan yang merugikan banyak pihak yang disebabkan oleh hasil aktivitas manusia secara keseluruhan atau sebagian melalui pengaruh langsung atau tidak langsung. Perubahan yang terjadi lebih buruk ini sebagai akibat dari adanya bahan-bahan pencemar yang masuk. Bahan pencemar tersebut memiliki sifat racun (toksik) yang dapat membahayakan organisme hidup di sekitarnya. Sifat racun inilah yang menjadi penyebab pencemaran. Saat ini isu polusi udara sangat hangat diperbincangkan terlebih lagi Jakarta pernah menjadi peringkat ketiga dari 89 kota di dunia yang dirilis AirVisual dan malah menduduki peringkat pertama pada tahun 2018 menurut Greenpeace Indonesia kota terpolusi di dunia. Kualitas udara DKI berada pada level tidak sehat dengan parameter US Air Quality Index (AQI US) 130 atau berkategori tidak sehat bagi masyarakat sensitif. Udara yang tidak sehat akan mempengaruhi kehidupan manusia karena udara merupakan faktor terpenting dalam kehidupan. Namun dengan meningkatnya pembangunan kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara pun menurun. Padatnya kendaraan bermotor di sejumlah ruas jalan kota-kota besar sudah menjadi pemandangan sehari-hari. Selain itu juga adanya pembangkit listrik tenaga uap batu bara yang menjadi penyumbang untuk tingkat polusi udara di Jakarta. Pada tahun 2018 rata-rata kualitas udara di Jakarta dengan indikator PM 2.5 adalah 45,3 mikrogram per meter kubik udara. Ada berbagai jenis polutan di udara yang Anda hirup setiap harinya. Mulai dari karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), senyawa organik volatil (VOC), ozon (O3), hingga logam berat. Kesemua polutan tersebut memiliki komposisi kimia, sifat reaksi, emisi, waktu pemecahan (disintegrasi), dan kecepatan yang berbeda untuk menyebar dalam jarak tertentu.

Terdapat senyawa sulfur dioksida (SO2) yang menjadi salah satu dampak buruk polusi udara. Sulfur dioksida merupakan senyawa berbentuk gas yang tidak berwarna namun memiliki bau khas yang sangat tajam. Biasanya, sulfur dioksida dihasilkan dari adanya pembakaran bahan bakar fosil seperti misalnya batu bara. Tidak hanya itu saja, minyak bumi yang digunakan untuk pembangkit listrik, pemanasan domestik, serta kendaraan bermotor.

Sulfur dioksida merupakan salah satu senyawa yang berbahaya bagi kesehatan tubuh. Sulfur dioksida bisa mempengaruhi dan merusak beberapa sistem organ di dalam tubuh. Kerusakan itu mulai pada sistem pernafasan, fungsi paru-paru hingga dapat menyebabkan iritasi pada mata. Tidak hanya itu saja, jika seseorang terkena paparan senyawa ini dapat menyebabkan asma, batuk, bronchitis akut hingga dapat meningkatkan resiko terkena infeksi saluran pernafasan.  Udara yang tercemar SO2 menyebabkan manusia mengalami gangguan pada sistem pernafasannya. Hal ini dikarenakan gas SO2 mudah menjadi asam yang bisa menyerang selaput lendir pada hidung, tenggorokan dan saluran pernafasan yang lain sampai ke paru paru. Serangan gas SO2 tersebut menyebabkan iritasi pada bagian tubuh yang terkena. SO2  merupakan polutan yang berbahaya bagi kesehatan terutama terhadap orang tua dan penderita yang mengalami penyakit kronis pada sistem pernafasan kadiovaskular. Individu dengan indikasi penyakit tersebut sangat sensitif terhadap kontak dengan SO2, meskipun dengan kadar yang relatif rendah.

Polusi udara atau pencemaran udara dapat menimbulkan berbagai macam permasalahan, mulai dari masalah kesehatan sampai pada perubahan iklim global. Pencemaran udara tidak dapat dihilangkan sama sekali, tetapi hanya dapat dikurangi atau dikendalikan. Manusia dapat mengakibatkan pencemaran udara, tetapi juga dapat berperan dalam pengendalian pencemaran udara ini. Upaya pencegahan dan pengendalian terhadap polusi udara dapat dilakukan dengan cara penghijauan dan reboisasi, memasang penyaring udara pada cerobong asap pabrik, Menetapkan kawasan industri yang jauh dari kawasan pemukiman warga, mengurangi pemakaian bahan bakar dari fosil (minyak bumi dan batu bara) pada industri dan pembangkit listrik,  memanfaatkan energi alternatif yang lebih ramah lingkungan, memakai masker, dan perusahaan yang mengeluarkan emisi harus memenuhi standar batas-batas pencemaran udara.


Bahaya Polusi Udara Terhadap Organ Pernafasan Manusia
Oleh : Hemarida Nabilah Putri


ABSTRAK
Polusi udara merupakan suatu kondisi ketika udara yang ada di sekitar ini dicemari oleh bahan-bahan kimia, zat atau partikel yang bersifat negatif, atau bahan biologis lainnya yang bersifat membahayakan manusia maupun makhluk hidup lainnya. Terjadinya polusi udara ini merupakan dampak dari ulah manusia sendiri. Polutan yang mencemari udara ini paling banyak berupa asap-asap yang mengandung banyak penyakit dan hal merugikan lainnya. Asap-asap itu bisa timbul dari kendaraan bermotor ataupun dari sisa limbah pabrik. Apabila polusi udara ini semakin banyak di Indonesia terutama di Kota Jakarta maka makin banyak pula penyakit yang dapat disebabkan oleh polusi udara tersebut, salah satunya adalah penyakit bagi organ pernapasan manusia. Agar polusi udara tidak semakin marak di Indonesia, maka harus ada penanggulangan dan kesadaran diri dari setiap individu, kelompok ataupun masyarakat.

Kata Kunci : polusi udara, bahaya, penyakit, pernapasan manusia, penanggulangan

A. Latar Belakang
Polusi udara di beberapa kota besar sangat menjadi hal yang subyektif dan memprihatinkan bagi seluruh warga negara Indonesia di zaman millenial ini. Beberapa hasil penelitian tentang polusi udara dengan segala risikonya telah dipublikasikan. Namun, tidak sedikit masyarakat Indonesia yang kurang peduli dan tidak terlalu mementingkan kesehatan diri nya sendiri. Setiap tahun nya di Indonesia terdapat warga negara yang meninggal dan disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan, asma, maupun kanker paru-paru akibat polusi udara kota. Diperkirakan dalam beberapa tahun mendatang terjadi peningkatan jumlah penderita penyakit paru-paru dan saluran pernapasan. Kini, infeksi saluran pernapasan menempati urutan pertama penyakit di berbagai wilayah Indonesia.                 

Di kota-kota besar, banyak sekali penyebab polusi udara. Salah satunya adalah asap kendaraan bermotor, dan asap akibat pembuangan limbah pabrik. Oleh karena itu, kita sebagai warga negara Indonesia perlu memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang polusi udara, dampak dan akibat dari polusi udara terhadap organ pernapasan manusia serta cara menanggulangi agar tidak terjadi lagi polusi udara di wilayah sekitar.

B. Tujuan
1. Mengetahui apa itu polusi udara dan bahayanya terhadap organ pernapasan manusia.
2. Mengetahui penanggulangan agar tidak terjadi polusi udara.
3. Mengetahui cara menjaga kesehatan agar tidak terkena penyakit akibat polusi udara.

C. Masalah
1. Polusi udara dan penyebabnya
2. Bahaya polusi udara terhadap organ pernapasan manusia
3. Penanggulangan agar tidak terkena penyakit akibat polusi udara

D. Pembahasan

a. Polusi Udara dan Penyebabnya
Polusi udara merupakan kondisi udara sudah tidak murni lagi karena tercemar oleh berbagai macam zat-zat polutan. Menurut Ahli yaitu Wisnu Arya (1995) "Polusi udara yaitu bercampurnya berbagai macam gas yang tidak tetap maka dari itu berbagai macam gas tersebut akan mengganggu kehidupan atau strerial udara."

Penyebab polusi udara sangat beragam. Diantaranya yaitu proses pembusukan sampah organik yang mengeluarkan bau busuk ke udara, asap dan abu vulkanik yang dikeluarkan oleh gunung berapi saat meletus, kebakaran hutan yang terjadi secara alamiah, serta debu dan gas yang berterbangan ke udara akibat tiupan angin.

b. Bahaya Polusi Udara terhadap Organ Pernapasan Manusia
Apabila terlalu sering menghirup polusi udara atau udara yang sudah tidak murni lagi, maka sistem pernapasan di dalam tubuh kita tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Misalnya adalah banyak penyakit seperti paru-paru, sesak nafas, dan juga asma yang salah satu penyebab utamanya adalah Polusi Udara. Tidak sedikit manusia di Indonesia yang memiliki berbagai macam penyakit tersebut.
Bila penyakit tersebut sudah sangat berbahaya dan sangat menyerang metabolisme tubuh, maka resikonya adalah kematian karna pernapasan adalah organ terpenting di dalam makhluk hidup seperti manusia. Apabila organ pernapasan sudah terganggu, maka akan sulit untuk melakukan segala aktivitas fisik maupun non fisik. Tentu juga apabila sudah terkena penyakit pernapasan tersebut, dibutuhkan beberapa alat pembantu untuk pernapasan agar organ pernapasan  tetap bisa berfungsi dengan baik.

c. Penanggulangan agar Tidak Terkena Penyakit Akibat Polusi Udara
Demi menjaga kesehatan dan keselamatan tubuh, tentunya kita harus selalu menjaga dan menghindari diri dari berbagai penyakit yang tidak di inginkan akibat dari polusi udara. Kita bisa menanggulanginya dengan cara memakai masker wajah apabila berpergian ke luar rumah dengan jarak yang cukup jauh, lalu kita juga harus menjaga kebersihan diri, misalnya dengan membersihkan rumah agar tidak banyak debu yang bertebaran serta lebih berhati-hati lagi apabila sedang dalam perjalanan agar tidak mengirup udara-udara yang sudah tidak murni lagi.

Daftar Pustaka
https://www.google.com/search?q=penanggulangan+agar+tidak+terkena+penyakit+akibatvpolusi+udara&oq=penanggulangan+agar+tidak+terkena+penyakit+akibatvpolusi+udara&aqs=chrome..69i57.17968j0j4&client=ms-android-vivo&sourceid=chrome-mobile&ie=UTF-8
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=jurnal+polusi+udara&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p%3DhSgwoAbATsAJ
https://www.google.com/amp/s/hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/bahaya-polusi-udara-cara-mencegah/amp/
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=jurnal+bahaya+polusi+udara+bagi+pernapasan+manusia&btnG=



Laut Indonesia Darurat Sampah Plastik
Oleh: Leone

Indonesia memiliki laut yang luas dengan 2/3 wilayahnya merupakan laut. Laut memiliki manfaat yang luar biasa dalam kehidupan semua makhluk hidup. Laut Indonesia juga tidak kalah dengan keindahan laut berbagai negara lainnya, pesona laut Indonesia juga menjadi salah satu primadona dunia yang tentu membuat banyak turis baik lokal maupun asing ingin berwisata. Indonesia juga memiliki taman laut yang luar biasa indahnya, seperti di Kepulauan Raja Ampat, Taman Nasional Bunaken, Taman Laut Wakatobi, Taman Laut Karimun Jawa, dan taman laut lainnya yang tidak kalah indahnnya.

Laut Indonesia memang indah, tetapi keindahan laut serta pantai akan memudar atau bahkan hilang jikalau sampah plastik menutupi keindahannya. Banyak dampak yang akan ditimbulkan apabila presentase banyaknya sampah plastik tidak berkurang atau bahkan terus bertambah di laut baik pada ekosistem laut, ekonomi negara, ataupun kesehatan pada khususnya. Sampah plastik merupakan sampah yang susah terurai. Kita bisa lihat di akun Instagram Greenpeace Indonesia (greenpeaceid) bahwa sampah plastik yang ditemukan di Pantai Pandansari, Yogyakarta pada tanggal 15 September 2019 masih utuh kemasannya  sampah tersebut sudah dari tahun 1990-an. Maka dari itu, sampah plastik memang susah untuk terurai walaupun sudah berpuluh-puluh tahun lamanya. Indonesia dalam sampah laut juga faktanya berada dalam urutan kedua sebagai penyumbang sampah plastik di dunia, yaitu sebanyak 187,2 juta ton sampah. Penelitian ini dilakukan oleh Grup Penelitian Jambeck dengan hasil riset yang berjudul ”Plastic Waste Inputs from Land into the Ocean”.[1]

Sampah plastik yang menutupi wajah indah laut negeri ini juga mengancam kesehatan kita. Seperti yang dilansir di koran digital, detiknews, yang berjudul “Makan Ikan Biar Pintar, Kalau Ikan Mengandung Plastik Bagaimana?” pada 24 November 2018 menyebutkan bahwa sampah plastik yang dibuang ke laut bukan hanya merusak ekosistem laut yang indah, melainkan juga kesehatan masyarakat. Mikroplastik yang merupakan hasil pelapukan sampah plastik (komponen kecil plastik) menjadi ancaman kesehatan manusia. Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Padjaitan, mengutip penelitian di Pasar Paotere Makassar yang menyatakan bahwa sampah plastik yang termakan oleh ikan dapat terurai menjadi merkuri dan apabila manusia memakan ikan tersebut dapat menyebabkan kanker, alergi, hingga mutasi gen manusia.[2] Dalam hal ini berarti sampah plastik berbahasa bagi kesehatan manusia melalui rantai makanan.

Dalam lansiran media berita digital, Kompas.com pada 18 Mei 2019menyatakan bahwa sampah plastik yang banyak di laut akan memengaruhi kadar oksigen di Bumi dengan alasan plastik di lautan mengancam bakteri yang ada di lautan. Sekitar sepuluh persen oksigen yang dihirup berasal dari satu jenis bakteri yang hidup di lautan, yaitu Prochlorococcus. [3]Namun, bakteri ini ternyata rentan terhadap polusi plastik yang membuat produksi oksigen yang dihasilkan menjadi berkurang. Ketika hal ini terus terjadi dan terus berkembang, kualitas oksigen yang dihirup baik manusia maupun hewan akan berkurang juga dan itu akan menimbulkan penyakit.

Dalam mengatasi atau mengurangi kejadian seperti ini, pemerintah sudah melakukan berbagai upaya seperti yang dilakukan di Bali, yaitu dengan meniadakan total plastik belanjaan kepada pembeli. Jika pembeli tidak membawa goodiebag milik pribadi, berarti ia akan membawa barang belanjaannya dengan tangannya sendiri atau membeli goodiebag di pasar swalayan tersebut. Selain plastik belanjaan, sedotan pun tidak digunakan disana untuk meminimalisasikan sampah plastik disana. Kemudian, upaya yang bisa kita lukukan yaitu dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tentunya tidak menggunakan plastik dengan berlebihan atau bahkan tanpa plastik. Hal tersebut bisa dilakukan dengan membawa tempat makan atau minum sendiri dan juga dengan menggunakan sedotan bambu yang bisa dipakai untuk waktu yang lama.

Untuk terciptanya laut serta lingkungan yang bersih, nyaman, dan indah, maka dari itu mari kita sama-sama mengoptimalkan upaya-upaya yang bisa kita lakukan untuk mengurangi sampah plastik beserta berbagai dampak yang dihasilkannya. Jaga laut dan bumi kita agar anak cucu kita merasakan dan melihat indahnya bumi kita terkhusus laut Indonesia J



[1] Anonim. (26 Februari 2019). Suram, Ini 4 Fakta Sampah Plastik di Laut. DBS.com di https://www.dbs.com/spark/index/id_id/site/pillars/2019-suram-ini-4-fakta-sampah-palstik-di-laut.html (di akses pada 4 Oktober 2019)
[2] Danu Damarjati. (21 November 2018). Makan Ikan Biar Pintar, Kalau Ikan Mengandung Plastik Bagaimana?: detikNews di https://m.detik.com/news/beritad-4315361/makan-ikan-biar-pintar-kalau-ikan-mengandung-plastik-bagaimana (diakses pada 4 Oktober 2019)
[3] Monika Novena. (18 Mei 2019). Polusi Plastik di Lautan Ancam Oksigen Dunia, Kok Bisa?. Kompas.com di https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/sains/read/2019/05/18/190100723/polusi-plastik-di-lautan-ancam-oksigen-dunia-kok-bisa- pada 4 Oktober 2019


Polusi Udara
Oleh: Tamara Oktaviani

Udara merupakan salah satu zat yang paling dibutuhkan  untuk kehidupan setiap makluk di bumi. Dengan adanya udara, manusia dan makluk hidup dapat bernafas dan melakukan aktivitas sehari-hari. Akan tetapi untuk mendapatkan udara yang bersih di zaman sekarang sangatlah sulit, karena banyak sekali udara yang sudah tercemar akibat aktivitas manusia.

Pencemaran udara atau polusi udara merupakan keadaan dimana udara yang pada umumnya bersih dan menyehatkan menjadi udara yang kotor dan tidak baik untuk kesehatan. Menurut Wisnu Arya pengertian pencemaran udara adalah campuran dari berbagai macam gas yang tidak tetap sehingga gas-gas tersebut mengganggu kehidupan. Sedangkan menurut Kumar, definisi pencemaran udara adalah adanya bahan polutan di atmosfer dalam konsentrasi tertentu yang mengganggu keseimbangan dinamik atmosfer dan mempunyai efek pada manusia dan lingkungannya. Maka secara garis besar polusi udara adalah tercampurnya berbagai macam gas atau bahan polutan yang mengganggu dan memberi efek negatif kepada manusia dan lingkungan. 

Di Indonesia sendiri polusi udara telah merajalela, padahal seharusnya masyarakat menyadari bahwa udara yang bersih sangat penting bagi kesehatan dan keberlangsungan hidup. Udara bersih dapat meningkatkan daya tahan tubuh, bahkan memperpanjang harapan hidup seseorang. Sebaliknya udara yang tercemar dapat menimbulkan gangguan kesehatan sampai dengan kematian dalam waktu yang singkat. Akan tetapi seiring berkembangnya zaman yang  modern, masalah polusi udara semakin bertambah dan menimbulkan berbagai macam dampak bagi manusia. Dampak pencemaran udara tidak hanya mengakibatkan berbagai jenis penyakit, namun juga rusaknya lingkungan hidup. Beberapa faktor yang menyebabkan polusi udara yaitu :

1.     Limbah
Limbah merupakan salah satu hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, baik skala kecil maupun skala besar. Limbah yang dimaksud adalah limbah rumah tangga, limbah usaha kecil, bahkan limbah pabrik atau industri. Limbah- limbah tersebut pada akhirnya akan dibuang ke tempat lain, sebagai salah satu sisa dari produksi atau kegiatan rumah tangga.

2.     Transportasi
Kini transpotasi merupakan suatu kebutuhan, dari pagi ke pagi selalu kita temui dan tak pernah berhenti. Akibatnya polusi pun semakin menjadi-jadi dan bertambah.

3.     Kebakaran hutan
Asap-asap yang ditimbulkan dari pembakaran ini akan mengirimkan gas-gas polutan yang mengandung banyak sekali zat merugikan. Zat-zat yang merugikan ini pada akhirnya akan merusak udara bersih yang kita hirup. Oleh karena itulah pembakaran hutan merupakan salah satu penyumbah polusi udara yang sangat besar.

4.     Pembusukan sampah
Selain limbah, ada penyebab polusi udara yang lainnya melewati bau, yakni pembusukan sampah. Setiap harinya sampah akan terus bertambah. Sampah ada yang bersifat organik dan bersifat non organik. Sampah non organik sangat sulit membusuk , sehingga harus diupayakan hal-hal khusus untuk menanganinya. Sementara sampah organik merupakan sampah yang bisa membusuk. Pembusukan sampah ini bisa dilakukan dengan sengaja maupun tidak disengaja. Pembusukan sampah ini terkadang menimbulkan bau yang tidak enak. Bau yang tidak enak ini akan membuat udara menjadi tercemar dan terkadang membuat dada sesak ketika kita menghidrup udara.

5.     Pembakaran sampah domestik
Polusi atau pencemaran udara juga dapat disebabkan karena adanya pembakaran. Pembakaran dapat kita temukan dimana saja. Pembakaran yang dapat menyebabkan polusi udara ini misalnya adalah pembakaran sampah atau pembakaran barang-barang industri. Ketika sampah-sampah ini dibakar maka akan menghasilkan zat- zat yang berbahaya dan merugikan. Zat-zat polutan inilah yang nantinya akan mencemari udara. Udara yang terkena polutan ini nantinya akan bersifat sangat buruk dan terkadang mempunyai bau yang tidak enak sama sekali.

6.     Pembangunan
Adanya pembangunan yang semakin padat membuat lahan yang seharusnya dijadikan reboisasi kini semakin sedikit.

7.     Pembangkit listrik
Sebagian pembangkit listrik konvensional masih menggunakan bahan batu bara, gas dan minyak. Dari proses pembangkit listrik menghasilkan listrik ini terkadang pembakarannya tidaklah sempurna, sehingga akan menghasilkan gas yang berbahaya. Gas- gas berbahaya ini misalnya adalah sulfur dioksida, nitrogen oksida, carbon dioksida dan partikulat. Gas- gas ini pada akhirnya akan menyebabkan adanya pencemaran udara yang mengotori udara dan menimbulkan banyak sekali efek- efek negatif.

8.     Kurangnya reboisasi, dan sebagainya.
dari berbagai macam faktor diatas banyak sekali dampak negatif yang akan diterima oleh masyarakat. Dampak bagi kesehatan :
·       Merusak paru-paru dan jantung
·       Mempercepat penuaan
·       Melemahkan tulang
·       Iritasi mata dan kulit
·       Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
·       Menurunkan kesuburan pria
·       Kanker
·       Bahkan kematian, dan sebagainya.

Dampak bagi lingkungan :
·       Terjadinya hujan asam
·       Penipisan lapisan ozon
·       Efek rumah kaca
·       Menghambat pertumbuhan tanaman
·       Pemanasan global
·       Atmosfer yang terancam

Oleh karena itu masyarakat harus memiliki kesadaran atau kepekaan yang lebih tinggi. Diperlukan kepedulian dalam memelihara udara, mengubah pola hidup dan kebiasaan tidak baik, seperti perbanyak jalan kaki dan bersepeda atau biasakan menggunakan transportasi umum, sehingga polusi udara akibat transportasi darat tidak terus meningkat. Melakukan reboisasi, menanam tanaman penangkal polusi. Hindari kebiasaan membakar sampah, hemat listrik dan lainya.

DAFTAR PUSTAKA :



Dampak Polusi Udara Akibat Kebakaran Hutan Pada Kesehatan Pernafasan
Oleh: Nabila Aulia Karimah

Pendahuluan
Kebakaran hutan yang terjadi akhir – akhir ini di Indonesia sangat luas. Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan bahwa ada sekitar 328.724 hektar luas lahan yang terbaka, dengan enam provinsi yang termasuk ke dalam kategori terparah yaitu Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan dari bulan Januari – Agustus 2019. Sedangkan menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), luas kebakaran hutan dan lahan di Indonesia mencapai 328.722 hektar sepanjang tahun 2019.

Kabut asap yang dihasilkan oleh kebakaran hutan juga ikut menyebar luas dan membawa dampak penyakit bagi masyarakat. Penyebaran kabut asap tidak hanya merugikan bagi warga negara di Indonesia, tetapi juga membawa kerugian bagi negara tetangga Indonesia. Hal ini berdasarkan pengamatan citra satelit BMKG, kabut asap tidak hanya terpantau di beberapa wilayah Indonesia, namun juga terpantau di wilayah Malaysia dan Singapura.

Pembahasan
Kebakaran hutan dan lahan yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia memberikan kerugian bagi masyarakat sekitar. Salah satu kerugian yang paling dirasakan adalah gangguan kesehatan akibat kualitas udara yang memburuk. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 289 Tahun 2013 tentang Prosedur Pengendalian Dampak Pencemaran Udara Akibat Kebakaran Hutan terhadap Kesehatan, monitoring kualitas udara menggunakan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) yang dapat diperoleh dari Dinas Kesehatan atau Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) atau Laboratorium Kesehatan Daerah dan stasiun pemantau lainnya.

Tabel 1. Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU)

ISPU
PENCEMARAN UDARA LEVEL

DAMPAK KESEHATAN

TINDAKAN PENGAMANAN
0-50
BAIK
Tidak ada dampak kesehatan
-
51-100
SEDANG
Tidak ada dampak kesehatan
-


101-199


TIDAK SEHAT
§  Dapat menimbulkan gejala iritasi pada saluran pernafasan.
§  Bagi penderita penyakit jantung, gejalanya akan semakin berat.
§  Menggunakan masker atau penutup hidung bila melakukan aktifitas di luar ruamah.
§  Aktifitas fisik bagi penderita jantung dikurangi.




200-299



SANGAT TIDAK SEHAT



Pada penderita ISPA, Pneumonia, dan jantung maka gejalanya akan meningkat
§  Aktifitas di luar rumah harus dibatasi.
§  Perlu dipersiapkan ruang khusus untuk perawatan penderita ISPA, Pneumonia berat di RS, Puskesmas, dll.
§  Aktifitas bagi penderita jantung dikurangi.



300-399


BERBAHAYA
§  Bagi penderita suatu penyakit, gejalanya akan semakin serius.
§  Orang sehat akan merasa mudah lelah.
§  Penderita penyakit ditempatkan pada ruang bebas pencemaran udara.
§  Aktifitas sekolah dan kantor harus menggunakan AC.



>400


SANGAT BERBAHAYA


Berbahaya bagi semua orang, terutama: balita, ibu hamil, orang tua, dan penderita gangguan pernafasan.
§  Semua harus tinggal di dalam rumah dan tutup pintu serta jendela.
§  Segera lakukan evakuasi selektif  bagi orang beresiko seperti: balita, ibu hamil, orang tua, dan penderita gangguan pernafasan ke tempat/ruang bebas pencemaran udara.

Fase bencana kebakaran hutan apabila kondisi kualitas udara menurut ISPU >200 dan fase ini akan berakhir apabila angka ISPU <200 angka="" dan="" gangguan="" keadaan="" kembali="" normal.="" o:p="" pada="" penyakit="" pernafasan="">

Dampak penyakit yang ditimbulkan oleh asap yang dihasilkan dari pembakaran hutan (kayu dan bahan organik lainnya) mengandung campuran gas seperti karbon monoksida, karbon dioksida, nitrogen dioksida, ozon, sulfur dioksida, dan lainnya dapat menyebabkan gangguan pernafasan. Selain campuran gas, partikel – partikel ringan yang berukuran >10 mikrometer dapat menyebabkan iritasi mata, hidung, dan tenggorokan. Sedangkan partikel ringan yang berukuran <10 akan="" bersamaan="" campuran="" dari="" dengan="" dihasilkan="" gas="" ke="" mikrometer="" o:p="" paru="" pembakaran="" sampai="" sempurna.="" terinhalasi="" tidak="" yang="">

Menurut BMKG pada bulan September 2019 konsentrasi partikel ringan >10 atau Particulate Matter (PM10) di Kota Pekanbaru mencapai angka 269,49 µ gram/m3. Sementara di Kota Sampit dan Kota Pontianak mencapai angka 292,90 µ gram/m3 dan 215,22 µ gram/m3. Ketiga kota tersebut memiliki kualitas udara pada kategori tidak sehat.

Apabila terjadi secara terus – menerus, asap kebakaran hutan dapat dengan cepat menyebabkan iritasi selaput lendir mata, hidung, dan tenggorokan. Dengan begitu akan timbul gejala mata perih dan berair, hidung berair, rasa tidak nyaman pada tenggorokan, mual, sakit kepala dan dengan mudahnya terjadi Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Kabut asap juga dapat memperburuk gejala asma. Berdasarkan studi Asthma and Allergy Foundation of America (AAFA), sekitar 40% penderita asma akan mengalami serangan asma akut apabila berada pada lingkungan berpolusi tinggi. Selain itu kabut asap dapat menyebabkan kerusakan paru – paru. Apabila dalam jangka panjang, dapat menyebabkan beberapa penyakit kronis seperti Tuberculosis (TBC), Pneumonia, bahkan kanker paru – paru.

Balita, ibu hamil, orang lanjut usia, dan orang dengan masalah kesehatan paru atau jantung adalah orang yang beresiko mengalami gangguan kesehatan tersebut. Menurut Dinas Kesehatan di 12 Kabupaten/Kota yakni Pekanbaru, Siak, Pelalawan, Kampar, Dumai, Kuansing, Rohil, Rohul, Inhul, Inhil, Meranti dan Bengkalis terdapat 9.360 pasien yang mengeluhkan penyakit ISPA pada Agustus 2019.

Penutup
Masalah gangguan kesehatan akibat adanya kebakaran hutan dan lahan yang saat ini sangat penting. Dampak yang ditimbulkan apabila tidak cepat ditindaklanjuti dapat menimbulkan berbagai penyakit kronis dan berbahaya seperti Tuberculosis (TBC) bahkan kanker paru – paru. Wilayah yang terdampak kabut asap, masyarakatnya beresiko tinggi mengalami gangguan pernafasan akut seperti  Riau, Jambi, Sumatra, dan Kalimantan yang memiliki kualitas udara yang tidak sehat.

Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi resiko gangguan kesehatan dari kabut asap seperti yang telah dikutip dari Perth District Health Unit, yaitu:
1.     Menghindari aktifitas di luar rumah terlalu lama.
2.     Pastikan menetap di tempat yang sejuk dengan ventilasi yang baik atau bebas pencemaran udara.
3.     Menggunakan masker khusus polusi udara saat keluar rumah.
4.     Banyak mengonsumsi air putih.
5.     Konsultasi ke dokter atau pelayanan kesehatan terdekat apabila muncul gejala gangguan pernafasan.

Selain beberapa cara di atas, pemerintah diharapkan segera menindaklanjuti para pelaku pembakaran hutan dan lahan dengan tegas, agar kebakaran hutan dan lahan tidak akan terulang kembali serta dapat merugikan banyak orang.

Daftar Pustaka
Addi M. Idhom. 2019. Penyebab dan Akibat Kebakaran Hutan di Kalimantan Hingga Sumatra. (diakses dari https://amp.tirto.id tanggal 02 Oktober 2019 pukul 21.39 WIB)
·   Pusat Data dan Informasi. 2015. Masalah Kesehatan Akibat Kabut Asap Kebakaran Hutan Tahun 2015. (diakses dari http://www.depkes.go.id tanggal 02 Oktober 2019 pukul 19.23 WIB)
·   Yonada Nancy. 2019. 3 Penyakit Akibat Kabut Asap Kebakaran Hutan di Kalimantan – Sumatra. (diakses dari https://amp.tirto.id tanggal 02 Oktober 2019 pukul 21.51 WIB)


Polusi Udara Datang, Organ Tubuh Meradang
Oleh: Charina Puspita

Pernahkan kamu merasa sesak karena menghirup asap dari pembakaran sampah yang dilakukan oleh tetangga kita? Pernahkah kamu merasa jengkel ketika terjebak kemacetan dan menghirup banyak asap knalpot? Tentu saja ya. Pencemaran udara tidak hanya berakibat buruk bagi kesehatan tetapi juga sangat merugikan. Kegiatan sehari-hari harus terganggu dengan adanya pencemaran udara, bernapas pun rasanya sulit sekali.

Fenomena polusi udara yang terjadi di Indonesia khususnya di kota-kota besar saat ini sangat mengkhawatirkan. Seperti yang diketahui, kota-kota besar di Jabodetabek memiliki tingkat polusi udara yang tinggi. Contohnya Jakarta, tingkat polusi di ibu kota pernah menyentuh peringkat satu seperti yang pernah dicatat AirVisual. Tentu saja hal ini sangat membahayakan bagi masyarakat.

Menurut KBBI polusi berarti pengotoran; pencemaran tentang air, udara, dan sebagainya. Pencemaran udara disebabkan bercampurnya polutan dengan udara. Bahan pencemaran secara umum ada dua, yaitu partikel dan gas. Beberapa polutan pencemar udara yakni, gas Karbon Monoksida (CO), Karbon dioksida (CO2), Sulfur Oksida (SO), Sulfur Dioksida (SO2), Nitrogen Oksida (NO2, NO3), Kloro Fluora Karbon (CFC), Hidrokarbon (HC), dan partikel lainnya.

Polutan ini umumnya dihasilkan dari pembakaran mesin bermotor, yakni kendaraan bermotor, AC, mesin-mesin penunjang berjalannya industri. Pembakaran sampah, kebakaran hutan dan lahan juga menyumbang pencemaran udara. Namun, sumber polutan yang paling besar adalah kendaraan bermotor dan industri, hal ini disebabkan karena meningkatnya jumlah penduduk yang mempengaruhi jumlah pembelian kendaraan bermotor. Kenaikan jumlah penduduk juga menuntut untuk terpenuhinya kebutuhan yang menyebabkan meningkatnya intensitas kegiatan di pabrik.

Pencemaran udara berdampak pada kesehatan manusia, khususnya organ pernapasan. Banyak penyakit yang dapat ditimbulkan dan bersarang di tubuh kita, mungkin yang paling banyak kita ketahui adalah penyakit ISPA atau Infeksi Saluran Pernapasan Atas. Namun tidak hanya ISPA, penyakit lainnya yakni asma, pneumina, kanker paru-paru, kanker kulit, stroke, bronchitis, dan enfisema (Dahlan, 1989). Jika tidak ditangani dengan segera akan semakin berdampak buruk bahkan menyebabkan kematian.

Hal yang dapat kita lakukan setidaknya untuk menjaga diri agar tidak terkena penyakit yang menyerang organ pernapasan adalah dengan menggunakan masker dan melakukan pola hidup sehat serta rajin berolahraga. Kita juga dapat berkontribusi untuk mengurangi polusi udara yakni beralih ke kendaraan umum, menanam tumbuhan di pekarangan rumah, mengikuti kegiatan peduli lingkungan.

Daftar Pustaka

Budiyono, A. (2001). Pencemaran Udara: Dampak Pencemaran Udara Pada Lingkungan . Jurnal Dirgantara Vol. 2, No. 1.
Dahlan, E. N. (1989). Dampak Pencemaran Udara Terhadap Kesehatan Manusia Dan Beberapa Komponen Sumber Daya Alam. Media Konservasi Vol. II (2), 39-44.



0 Komentar