Resensi
RESENSI NOVEL DUNIA ANNA
Sumber : Mizanstore.com
Oleh : Nikita Theresia Afdan
Beberapa
novel karya Jostein Gaarder mengisahkan sebuah kisah-kisah yang penuh fantasi
dan membawa pembacanya menebak-nebak akhir dari kisah-kisah yang disajikannya,
terkadang juga membuat Saya memikirkan akan jalan cerita lanjutannya. Dunia
Anna adalah novel yang mengisahkan bagaimana seorang Anna bertemu dengan
cicitnya melalui mimpi, namun yang ditemukannya adalah cicitnya marah kepadanya
sebab Ia menuntut agar bumi kembali menjadi indah lagi, tanpa kerusakan
lingkungan, tanpa penebangan pohon, dan Ia ingin melihat kembali hewan-hewan
yang sudah punah.
Novel
ini banyak mengandung nilai-nilai kecintaan pada lingkungan, sebab dalam novel
ini dijelaskan bahwa karbon dioksida sudah memenuhi seluruh atmosfer bumi,
belum lagi pengerukan minyak bumi yang berlebihan tanpa memikirkan bahwa ada
generasi selanjutnya yang akan menduduki bumi ini. Anna sebagai bagian dari
generasi saat ini dituntut untuk dapat memikirkan lebih jauh kondisi bumi ini,
sebab pada saat inilah manusia tidak lagi memikirkan kata cukup pada apa yang didapatnya, namun mereka lebih sering
menggunakan kata lagi.
Kekhawatiran
Anna pada kondisi bumi ini dan pada hewan-hewan yang tersisa saat ini membuat
Ia dengan melakukan program-program yang dapat dilakukannya untuk penyelamatan
lingkungan, meskipun Ia tau bahwa hal itu sulit dilakukan belum lagi manusia
memiliki sifat egois terhadap segala sesuatu dan ingin mendapatkan apa yang
didapatnya.
Perlu
diketahui tingginya kadar CO2 di atmosfer disebabkan oleh manusia
akibat pembakaran bahan fosil dan dilakukan pembakaran hutan yang akan
digunakan untuk alih fungsi lahan, selain itu dampak dari karbon dioksida ini
menyebabkan kenaikan suhu bumi yang artinya bumi akan mengalami pemanasan, jika
suhu bumi terus menerus memanas maka akan terjadi pencairan es di kutub,
sehingga tidak ada tempat bagi hewan-hewan yang tinggal di kutub utara, dan
jika es terus-menerus mencair maka bumi dapat kehilangan daratan sebagai tempat
tinggal bagi mahluk hidup.
Penulis
mengajak pembacanya untuk peka terhadap lingkungan dan peduli akan
keberlangsungan bumi kita, itu sebabnya pada tahun 1997, Jostein Gaarder dan
Siri Danneviq, istrinya mendirikan Sophie Prize yaitu penghargaan pada individu
atau kelompok yang memperjuangkan atau membangun masyarakat terhadap
pelestarian lingkungan, sebesar
US$ 100,000, yang diberikan setiap tahun. Itu sebabnya melalui novel in,
Jostein Gaarder kembali mengingatkan perlunya pelestarian lingkungan untuk
keberlangsungan mahluk hidup di bumi ini.
Kisah
ini ditulis dalam bentuk yang sederhana sehingga pembaca dapat mengerti tujuan
dari penulis itu untuk mengampanyekan pelestarian lingkungan. Saya sangat
merekomendasikan buku ini terutama untuk pencinta lingkungan dan khususnya
generasi saat ini yang ingin terus mengetahui bahwa saat ini kita tidak boleh
menginginkan semua yang bumi ini berikan pada kita, sebab kita perlu mengetahui
bahwa akan ada generasi setelah kita yang tinggal di planet ini.
0 Komentar