Resensi
Review - Inferno by Dan Brown
Review - Inferno
oleh: Vira Fitriani
Judul :
Inferno
Pengarang :
Dan Brown
Penerbit :
Bentang pustaka
Edisi terbit :
terjemahan / Yogyakarta 2013
Penerjemah :
Inggrid D. N dan Berliani M. N
Tebal :
644 halaman
Cerita fiksi yang dibungkus dengan fakta yang nyata
Penulisan buku oleh Dan Brown yang selalu menarik karena
dibagian awal selalu di tekankan bahwa data diperoleh dengan nyata walaupun
hasil buku ini merupakan sebuah fiksi. Inferno menceritakan tentang
overpopulasi di dunia yang dibungkus sejalan dengan karya puisi epik Dante
Alighieri, The Divine Comedy. Fakta
yang dikatakan buku ini yaitu : semua karya seni, kesusastraan dan referensi
sejarah dalam novel ini adalah nyata. “konsorium” adalah organisasi swasta
dengan kantor di tujuh Negara. Namanya telah diubah demi keamanan dan privasi.
Cerita
diawali dengan Dr. Bertrand Zobris seorang peneliti yang berusaha untuk menciptakan
temuan dengan penelitian biologi bertahun – tahun dan membayar mahal konsorium yang
diketuai oleh Provos, berusaha menyembunyikan diri dan akhirnya keluar dari
persembunyian namun bunuh diri dan mewariskan penemuan tersebut demi keberlangsungan
umat manusia. Hadiah yang dianggapnya sebagai inferno. Buku ini bercerita
tentang perjalanan Robert Langdon seorang professor sejarah seni dan simbologi
di Hardvard University, memecahkan
teka – teki dan terbangun dalam keadaan amnesia retrograde di sebuah rumah sakit di italia dengan luka tembak di
kepala dan membawa tabung asing di jaketnya dengan lambang biohazard yang mungkin berisi virus ataupun wabah didalamnya dan berisi
pointer yang memancarkan cahaya mahakarya La
Mappa dell’Inferno karya seorang tokoh besar reinasans Italia, Sandro
Botticelli sebagai map of hell, yang sesungguhnya
merupakan penghormatan terhadap karya sastra abad ke 14 yaitu tulisan paling
terkenal dalam sejarah Inferno nya
Dante. Langdon melupakan 2 hari dari ingatannya di Amerika dan terjadi
pengejaran oleh Vayentha, seorang agen perempuan dari konsorium bertubuh kekar
membawa sepeda motor BMW dan pistol. Pelarian Robert Langdon bersama salah satu
dokter italia Dr. Sienna Brook berusaha untuk mengingat 2 hari Langdon selama
di Italia sambil dikerjar oleh Vayentha.
Konsorium tersebut memliki tugas untuk menjaga
video penemuan yang dianggap senjata biologi yang berbentuk bulatan bergelombang
dari plastik sulublon yang dapat terurai di air, disembunyikan dibawah laguna seperti
sebuah gua dengan suhu lembab dan pengap dimana terdengan suara tetesan air,
tempat yang sangat pas untuk virus ataupun wabah berkembang. Di tempat itu
tertulis plakat “di tempat ini, pada
tanggal ini, dunia berubah selamanya” dan mengutuskan pada konsorium untuk mengunggah
video tersebut di media besok pagi.
Dr.Bertrand
Zobris seorang peneliti yang berusaha membuat penemuan biologi terinspirasi
dari kisah abad pertengahan yaitu wabah di italia yang menyebabkan sepertiga
populasi di italia mati. Dia memiliki gagasan kontroversial yaitu seluruh
dokter harus berhenti menjalankan praktik kedokteran, karena memperpanjang
rentan usia manusia hanya akan memperburuk masalah populasi. Dia juga
menggangap penyakit paling berbahaya di dunia ini bukanlah kanker, diabetes dsb
melainkan pertumbuhan manusia yang membludak. Dia mengangap bahwa overpopulasi
akan menjadikan bumi hancur dalam 1 abad sebelum terciptanya masa depan pascamanusia. Dr. Zobris seorang
Transhumanis yang memiliki pemikiran mutasi genetic germ-line untuk meningkatkan kualitas manusia untuk terciptanya
“manusia-super” dimana manusia yang lebih pintar, lebih kuat, dan lebih sehat.
Inilah jenis situasi yang siap memunculkan perbudakan atau pembersihan etnis. Overpopulasi
di dunia ini akan menghancurkan sumber daya alam dan manusia akan punah yang
menyebabkan tidak adanya kesempatan untuk melaksanakan gagasan tersebut sebelum
terciptanya pascamanusia sehingga dia
mencoba membuat senjata biologi yaitu wabah untuk menyeleksi sepertiga populasi
yang saat kini hidup di dunia demi keberlangsungan gengerasi umat manusia
selanjutnya hingga selama lamanya.
Pelarian
Langdon sangat tidak mudah yang awalnya ingin meminta pertolongan pada konsultan
Amerika namun terjadi pengejaran selain Vayentha, yaitu seorang wanita berambut
perak yang selalu muncul dalam mimpinya. Terjadi pengejaran besar – besaran sehingga
Langdon berlari mengelilingi tempat – tempat bersejarah di Italia, dia melewati
jembatan Ponte Vecchio menuju Palazzo vecchio dengan melalui terowongan La
Cerchiata yang ternyata sudah terkepung polisi dan agen – agen Bruder lalu
memutuskan lewat gua Buontalenti Grotto untuk melarikan diri dan akhirnya
menuju tempat topeng Dante Alighieri yang ternyata memperumit keadaan dimana
topeng tersebut hilang dan Langdon lah yang mencurinya semalam tanpa
mengingatnya akibat amnesia . Langdon dan Siena kabur dan mencari keberadaan
topeng tersebut lalu pergi ke Venesia menggunakan kereta setelah menemukan
topeng tersebut yang berisi sebuah puisi Dante Alighieri yang di modifikasi oleh
Dr. Zobris dan memecahkan teka – tekinya. Namun perjalanan Langdon berlanjut
menuju 1600 km jauhnya di sebuah istana yang tenggelam, Hagia Sophie, Istanbul,
sebuah Negara yang berada di tengah – tengah benua asia dan benua eropa, Negara
yang memiliki kisah panjang tentang Agama dan sejarah. apa yang membuat ia
terbang kesana? Dan apakah Langdon berhasil mencegah persebaran wabah yang
dibuat Dr. Bertrand Zobris?
Kisah yang menarik karena cerita dalam sudut
pandang Robert Langdon dimana dia melakukan pencarian atas hal yang dia sendiri
tidak tahu akibat amnesia nya. Cerita ini semakin menegengkan karena sulit
membedakan siapa yang benar – benar musuh dan selalu ada mindblowing dibalik kisahnya. Kutipan yang paling saya ingat dalam
buku ini adalah “ tempat tergelap di
neraka dicadangkan bagi mereka yang tetap bersikap netral di saat krisis moral”
yang memiliki makna dalam masa
berbahaya, tidak ada dosa yang lebih besar daripada tetap diam.
0 Komentar