Opini
Melalui Karya Orang Lain, Saya Ucapkan Terima Kasih "Review Album Hindia: Menari dengan Bayangan"
Sumber: Google
Ini bukan hanya soal selera musik,
lebih dari itu ada makna yang hampir semua orang sulit untuk menampiknya. Menurut
saya, makna itulah yang menjadi daya tarik terkuat dari karya Baskara Putra
atau nama yang lebih populer disebut Hindia. Makna yang disajikan, seperti
misalnya rasa muak akan tuntutan hidup manusia modern sangat baik disampaikan
dalam lagunya yang berjudul “Secukupnya”. Lagu ini pula yang melambungkan
namanya menjadi sangat dikenal dan karyanya banyak digemari belakangan ini. Kedalaman
makna karyanya juga banyak disampaikan di lagu-lagu Feast, band yang ia rintis
sebelum membangun Hindia. Katakanlah karyanya berjudul “Peradaban”, yang
menceritakan tentang kritik sosial pada masyarakat dan pemerintah atau “Dalam
Hitungan” yang berbicara tentang kritik pada kehidupan bermedia sosial.
Kita bisa katakan bahwa setiap musik atau lagu memiliki makna. Betul, tetapi tidak semua musik atau lagu memiliki makna yang mendalam, jika kita telisik lebih dalam dan kita cerna lebih jelas, ada lirik lagu yang sangat membekas, hingga kita benar-benar merasakan makna lirik itu sampai ke pendengarnya. Dan saya rasa itulah daya tarik terkuat dari karya Baskara yang ia tuangakan dalam Hindia maupun Feast. Lirik yang sederhana, bahkan kadang terkesan asal (karena menggunakan bahasa yang apa adanya) misalnya seperti kata peni*, nama-nama mantan kekasih, atau mungkin cerita kehidupan pribadinya seperti sekolah, pekerjaan, impian, hobi berhasil membuat orang lebih merasa pesannya tersampaikan.
Saya pun yang pada akhirnya menulis artikel ini, dikarenakan sangat tertarik untuk bisa mengulas karya Baskara ini, terlebih lagi mungkin ada yang belum tahu (bukan artinya saya sok tahu) bagaimana sebenarnya lagu Baskara ini bisa menyentuh banyak orang. Saya akan coba ulas karyanya terutama dalam album Menari dengan Bayangan. Bagaimana Ia menyampaikan pesan-pesan hidup dalam lirik lagu dalam setiap judul memiliki temanya masing-masing yang saling terkoneksi. Tulisan ini murni opini pribadi yang dalam penulisannya hanya bertujuan untuk berbagi kesenangan dalam menikmati sebuah karya.
Album “Menari dengan Bayangan” menjadi sebuah karya yang menurut saya menarik. Karena di album ini Baskara Putra menjadikan lagu-lagunya menjadi sebuah cerita dari satu judul lagu ke lagu berikutnya. Lagu Evakuasi sampai ke Evaluasi, diantara lagu tersebut terdapat lagu-lagu yang sama-sama bercerita bagaimana kita memaknai hidup. Ini menjadi menarik menurut saya, karena jarang atau mungkin saya belum pernah menemukan, bagaimana seorang pemusik membuat album dimana satu lagu ke lagu berikutnya memiliki koneksi atau keterhubungan yang bercerita. Mari kita coba uraikan lagu tersebut dan kita gali makna disetiap lagu tersebut.
Evakuasi
Aku
hanya ingin ketenangan
Tanpa
kabar, panggilan, dan pertemuan
Aku
hanya butuh ketenangan
Menghilangkan
diri dari keramaian
Menceritakan tentang bagaimana
seseorang merasa lelah dengan hidup yang menuntut banyak sekali aktivitas.
Apalagi dengan terkoneksinya manusia dengan alat komunikasi seringkali sulit
untuk kita bisa tenang menikmanti waktu sendiri. Dalam lagu ini kita disajikan
realitas bahwa terkadang kita ingin sekali pergi dari itu semua, seperti
judulnya evakuasi kita berharap untuk bisa dievakuasi dari kehidupan
yang serba terkoneksi ini.
Wejangan
Mama
Uniknya dari album ini, selain kita
bisa menikmati lagu dari Hindia, Baskara juga menyajikan wejangan-wejangan yang
diisi oleh suara orang monolog. Jarang sekali ditemui di album lagu atau bahkan
belum pernah saya temui. Menurut saya monolog ini dibuat untuk membantu
mengkoneksikan setiap lagu dalam album ini.
Dalam wejangan mama ini, seorang ibu (mungkin ibunya Baskara, saya tidak tahu) menceritakan bagaimana kehidupan Baskara untuk menggapai cita-citanya sedari kecil, bagaimana Ia menyukai sesuatu, perjalanan pendidikannya, hingga akhirya bisa sampai sekarang. Di wejangan ini saya memaknai bahwa kehidupan itu tidak instan, segala hal perlu diperjuangan dengan gigih dan kesabaran, hingga akhirnya esok mungkin kita sampai ke tujuan kita.
Esok
Mungkin Kita Sampai
Tak
ada yang tahu
Kapan
kau mencapai tuju
Dan
percayalah bukan urusanmu untuk menjawab itu
Bersender
pada waktu
Kekuatan dari lagu ini, Baskara
mencoba menjelaskan bagaimana perjalanan seseorang untuk menggapai mimpi. Kadang
lingkungan kita menuntut kita banyak hal, pekerjaan, keimanan, asmara.
Pertanyaan seperti “Kuliah dimana?”, “Kapan nikah?”, “Kerja dimana”, kadang
memang membuat kita halus mengelus dada. Tapi dalam lagu ini kita diajarkan
untuk bisa menghargai proses dan kemampuan masing-masing dalam menggapai mimpi.
Baskara juga menyampaikan bahwa bermimpilah sendiri-sendiri, artinya setiap
orang punya jalan masing-masing untuk menggapai mimpinya masing-masing. Kita
boleh melihat pencapaian orang lain yang mungkin kita anggap luar biasa, tetapi
jadikan itu motivasi, karena seyogyanya hidup bukan untuk saling mendahului,
terus kejar mimpi kita karena esok mungkin kita sampai.
Jam
Makan Siang
Tentang
angan-anganku
Di
jam makan siang
Saat
semua orang berjuang
Di
ladang yang gersang
Terus
m'rasa kurang
Haus
yang mengiang
Siapa
yang menang
Dilanjut ke lagu berikutnya, koneksi yang disampaikan adalah bahwa kadang dalam menggapai mimpi kita terhalang oleh banyak hal, seperti keluarga atau yang lainnya. Lagu ini juga menceritakan bagaimana pertentangan batin seseorang dalam menggapai mimpinya, dari proses hingga bagaimana ia menikmati hasil mimpinya. Intinya dalam lagu ini menjelaskan tentang bagaimana mimpi itu dimaknai oleh seseorang, bagaimana proses menggapainya, angan-anganya, hingga hausnya seseorang pada mimpi tersebut. Cukup susah mendapat makna dari lagu ini, tetapi apabila kita resapi dengan dalam terdapat makna yang bisa diambil, salah satunya bagaimana kita menghargai dan menikmati proses pencapaian mimpi-mimpi kita.
Dehidrasi
Lepaskan
dirimu, bersihkan tubuhmu
Dari
racun yang mengalir di dalam darahmu
Lepaskan
dirimu, bersihkan lingkupmu
Dari
racun yang bersuara tentang hidupmu
Apabila sebelumnya bercerita tentang
pencapaian mimpi, berikutnya di lagu Dehidrasi mencoba menceritakan
bagaimana seseorang setelah menggapai mimpinya. Bagaimana orang lain yang
dahulu tidak percaya pada kita, mulai memuji bahkan mulai mencoba akrab dengan
kehidupan kita yang sekarang. Baskara menceritakan bagaimana mungkin dirinya
dielu-elukan oleh orang yang dahulu bahkan tidak pernah peduli dengannya,
disini dia berpesan untuk menghilangkan racun itu. Racun yang dimaksud adalah
seperti orang-orang yang mulai memuji atau memaki di tingkat keberhasilan yang
kita peroleh sekarang.
Untuk
Apa?
Dan
kau selalu bertanya untuk apa?
Mengelak,
kerap kutemukan jawabnya
Medusa
dan semakin keras kepala
Seakan
hidup hanya untuk bekerja
Mengejar
mimpi sampai tak punya rasa
Mengejar
mimpi sampai lupa k'luarga
Mengejar
mimpi lupa dunia nyata
Mengejar
mimpi tapi tidak bersama
Dari sekian lagu yang menurut saya
bermakna, saya jatuh hati pada makna yang disampaikan oleh lagu ini. Masih
berkutat dengan mimpi atau pekerjaan manusia, sebuah wejangan saat kita terlalu
mengagung-agungkan hal itu, kita lupa satu hal, yaitu mencintai. Di lagu ini,
Ia bercerita bagaiaman seseorang mengejar mimpinya dengan sangat keras, hingga
melupakan orang disekelilingnya, keluarga, pasangan, teman dan lainnya. Padahal
mimpinya tidak akan bisa ia nikmati tanpa orang lain.
Disini kita disadarkan bahwa setelah kehilangan sesuatu, terutama keluarga, pasangan, teman kita baru menyadari satu hal, yaitu ego. Ego yang besar demi mimpi yang sama sekali tidak bisa kita nikmati sendiri memberikan makna yang sangat dalam bagi pendengar lagu ini. Pokoknya luar biasa, cintai mereka sebelum kehilangan. Karena seperti judul lagu ini, Untuk Apa? Semua pencapaianmu kalau bukan untuk dibagi untuk orang lain.
Voice
Note Anggara
Seperti sebelumnya pernah saya singgung,
bahwa dalam album ini Baskara mencoba memasukan beberapa monolog yang menurut
saya dimaksudkan untuk menggabungkan cerita dalam setiap lagu. Kali ini monolog
dari seorang temannya, yang mungkin managernya memberikan daftar kegiatan yang
harus dilakukannya. Padat sekali, bahkan kadang lebih dari secukupnya.
Secukupnya
Dan
aku pun terhadir
Seakan
paling mahir
Menenangkan
dirimu
Yang
merasa terpinggirkan dunia
Tak
pernah adil
Kita
semua gagal
Angkat
minumanmu
Bersedih
bersama-sama
Sebuah lagu yang melambungkan nama
Hindia dengan cepat. Sebuah lagu yang sarat akan makna, jujur, dan tentunya
sangat dirasakan oleh generasi muda sekarang yang entah kenapa menjadi sangat melow
kalau tidak bisa dikatakan cengeng.
Lagu ini bercerita bagaimana seseorang mendapat banyak sekali tuntutan, terutama dari aktivitas, tetapi sama sekali belum bisa menggapai mimpinya. Belum lagi urusan komitmen (misalnya hati), pekerjaan, tuntutan (berlomba jadi asri), seakan hidup ini tidak adil dan pada akhirnya kita semua gagal. Lengkap, putus asa, stress semuanya seakan lebih dari cukup, kita ingin lebih tapi semuanya sekakan jadi bangsat. Ditutup dengan pasti akan ada gantinya, semua yang kita perjuangkan pasti aka nada balasannya, boleh bersedih tapi jangan berlebihan, intinya secukupnya saja. Barangkali itu makna dari lagu ini, mendalam dan menyasar pada realitas, mantap memang.
Belum
Tidur
Bercerita tentang bagaimana kita
memaknai mimpi, proses kehilangan, menemukan, membereskan, pertentangan di
dalamnya menyadarkan bahwa satu hal yang benar-benar harus kita ketahui bahwa
diri sendirilah yang bisa menjawab semua masalah diri sendiri.
Apapu
yang Terjadi
Dulu
bersama berburu properti
Dulu
antar-jemput sekarang pulang sendiri
Di
kehidupan kita singgah dan pergi
Apapun
yang terjadi kita abadi
Seperti lagu-lagu yang lain, selalu
menyenangkan membahas tentang cinta. Seperti dalam lagu ini, merupakan pembuka
sebelum lagu-lagu bertema cinta berikutnya. Pada lagu ini, Baskara berhasil
menceritakan bagaimana seseorang menjalin hubungan hingga akhirnya berpisah.
Kejujuran dan keapaadaaan di jelaskan dengan sangat baik olehnya. Bagaimana
pada awalnya sesorang menjalin kasih, di antar jemput, kemudian sampai akhirnya
orang tersebut berpisah. Di masa lalu hal itu indah, tetapi setelah berpisah
itu tetap indah, dan apapun yang terjadi hal itu tetap abadi.
Membasuh
Bisakah
kita tetap memberi
Walau
tak suci?
Bisakah
terus mengobati
Walau
membiru?
Cukup
besar 'tuk mengampuni
'Tuk
mengasihi
Tanpa
memperhitungkan masa yang lalu
Walau
kering
Bisakah
kita tetap membasuh?
Proses memaafkan atau besyukur
terdapat dalam lagu ini. Baskara mencoba memberikan wejangan bahwa semua
kebaikan kita pada teman, pasangan, keluarga atau yang lainnya harus terus kita
syukuri, meski bahkan kenyataanya tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan.
Jadi manusia baik kadang tidak bisa di jawab baik pada waktu yang besamaan,
semuanya perlu proses. Memperbaiki luka yang mungkin tergores di hati,
membasuhnya dan memaafkan, hingga kita bisa mencintai diri sendiri dan orang
lain tanpa pamrih.
Rumah
ke Rumah
Pindah
berkala, rumah ke rumah
Berharap
bisa berujung indah
Walau
akhirnya harus berpisah
Terima
kasih karena ku tak mudah
Pindah
berkala, rumah ke rumah
Berharap
bisa berujung indah
Walau
akhirnya harus berpisah
Terima
kasih karena ku tak mudah
Dalam hidup pasti kita sering
bertemu orang yang merubah kita dengan sangat menyenangkan maupun menyedihkan. Terutama
orang terkasih seperti pasangan atau mungkin gebetan yang bertepuk sebelah
tangan. Menyenangkan, seperti lagu sebelumnya Apapu yang Terjadi dan Membasuh,
di lagu berikutnya yang mengusung tema percintaan, Baskara mencoba
menceritakan bagaimana kehidupan percintaanya. Di lagu ini Ia menyebutkan
mantan-mantan dalam hidupnya, semuanya pasti membekas dan memberikan kesan yang
pada waktu awal perpisahan menyakitkan. Sampai akhirnya semuanya harus
diterima, karena memang sudah jalannya seperti itu. Kita diajak untuk bisa
lebih menghargai orang yang kita cintai dan menyadari bahwa mungkin hal paling
sulit yaitu berpisah bisa saja terjadi. Pada akhirnya, semuanya akan menemukan
jalan masing-masing, bersama atau tidak bersama itu hal lain, intinya kita
sudah usahakan, semuanya tetap akan jadi indah, mungkin bukan waktunya.
Mata
Air
Jika
kau pernah tersakiti, angkat tangan
Jika
kau pernah menyakiti, angkat tangan
Jika
kau pernah bahagia, angkat tangan
Jika
kau pernah kecewa, angkat tangan
Semua orang pernah tersakiti, semua
orang pernah menyakiti, semua orang pernah kecewa, semua orang pernah di
kecewakan. Di sengaja ataupun tidak, hal itu tetap harus dirayakan dengan
kesedihan ataupun kesenangan dan membentuk kita menjadi manusia yang lebih baik
lagi. Itulah makna dari lagu Mata Air, akhirnya, kita sendiri yang bisa
memaknai hidup, bukan orang lain.
Di lagu ini kita juga disadarkan bahwa semuanya akan indah pada waktunya, kita hanya perlu waktu untuk diri sendiri. Kadang ketika kita kecewa kita selalu mencari orang lain untuk melampiaskan kekecewaan kita, kadang kala hal itu hanya membuat orang lain terluka (karena kita jadikan tisu). Padahal sekali lagi, mungkin kita hanya butuh waktu untuk sendiri, menikmati hidup tanpa melukai atau dilukai, kadang semesta bekerja seperti itu. Kamu hanya butuh kamu hanya itu, menarilah dengan bayangan diri sendiri.
Wejangan
Caca
Wejangan terakhir yang disampaikan
dalam album Menari dengan Bayangan. Seperti wejangan sebelumnya,
wejangan ini dimaksudkan untuk keterkoneksian lagu sebelumnya dan selanjutnya. Intinya
dari permasalahan-permasalah di lagu sebelumnya, kita bisa memberikan evaluasi
diri pada diri sendiri, karena sebaik-baiknya masalah adalah yang bisa kita
jadikan evaluasi untuk tidak kita ualngi.
Evaluasi
Yang
tak bisa terobati
Biarlah
Mengering
sendiri
Menghias
tubuh dan
Yang
mengevaluasi
Ragamu
Hanya
kau sendiri
Di akhir cerita, hanya kita yang
bisa mengevaluasi diri kita sendiri. Kita yang paham akan masalah di diri
sendiri, bukan orang lain. Ketika kita merasa semuanya kacau, masalah
bertubi-tubi, hingga akhirnya kita merasa bahwa hati kita terluka sempurna.
Tetapi dari semuanya, selalu ada hari esok, yang baru untuk di perjuangkan.
Terlebih hari esok itu adalah 2020, bersyukur kamu sudah sampai disana.
Organisasi, teman, pasangan, keluarga, akademik, tahun ini menjadi sangat berat bagi sebagian orang, tetapi di balik itu semua selalu ada pelajaran yang sangat berharga. Saya berhasil sampai sini, esok kita harus lebih kuat dan lebih bermanfaat, selamat merayakan tahun baru, bersama ini saya ucapkan terima kasih.
Barangkali itulah album Menari dengan Bayangan, bagiku ini bukan hanya lagu dan bukan hanya sekadar selera musik, bagiku ini adalah penyembuhan dan penyemangat untuk tetap berdiri sampai akhirnya kita sampai pada tujuan masing-masing, tanpa tergesa dan menikmati semuanya dengan secukupnya.
Tulisan ini juga menjadi tulisan terakhir saya untuk Pusdima yang telah banyak sekali membantu saya selama dua tahun berkembang di Universitas. Saya ucapkan terima kasih banyak untuk semua keluarga saya disana. Terkhusus Alumni, Adik Kelas, dan pastinya Kalian Angkatan 2017. Pada Teddy (Bisa dibilang orang paling Goblok), Lila, Nadia, Zaky, Nail (Calon jodoh semua ‘jodoh orang lain maksudnya’). Okta, Vira, Raihan, Egi, Maul, Arief, Shamel. Mohon maaf ketika saya diberi amanah saya masih sering cengeng dan kurang kompeten, mohon maaf juga terkadang egois dalam mengambil sikap. Tapi dari semua proses itu, satu hal yang pasti saya bangga menjadi bagian dari kalian. Tulisan ini menjadi saksi bahwa saya dan teman-teman yang lain berterima kasih pada organisasi ini. Selamat berjuang untuk kedepannya, saya sayang kalian semua. (Note: Masih ada penelitian luar kota, jangan pada kabur dulu).
0 Komentar