CANTIK ITU LUKA : Kecantikan dapat menjadi racun bagi yang menyalahgunakannya.
Febrina Hermalia Putri
Identitas Buku
Judul : Cantik Itu Luka
Penulis : Eka Kurniawan
Penerbit : Penerbit Jendela; Gramedia Pustaka
Tahun Tebit : 2004
Jumlah Halaman : 517
Kecantikan merupakan hal yang sangat didambakan oleh sebagian perempuan. Bahkan, beberapa perempuan rela menghabiskan uang atau mengorbankan segala cara untuk membuat dirinya terlihat cantik dan juga menarik. Terkadang, kecantikan membuat perempuan mendapatkan privilege di berbagai moment. Tapi, berbeda didalam buku karya Eka Kurniawan ini yang berjudul “Cantik Itu Luka”, ia sukses menggambarkan kecantikan bukan lah hal yang menguntungkan atau membanggakan karena didalam buku ini kecantikan menjadi sumber kesedihan bagi hidup perempuan.
Dewi Ayu merupakan seorang perempuan cantik yang kecantikannya menjadi daya tarik semua laki-laki. Kecantikannya membawa nasibnya menjadi pelacur yang sangat dicari oleh para lelaki dan rela membayar mahal atas dirinya. Hal tersebut membuat ia mempunyai 4 anak dari hasil persetubuhan dengan orang Belanda dan Jepang. Ketiga anaknya memiliki kecantikan yang luar bisa dan anak terakhirnya merupakan si buruk rupa. Kecantikan yang diperoleh sang anak sangat bertolak belakang dengan nasih yang diperoleh.
Tokoh-tokoh yang disajikan lumayan banyak tetapi semua memiliki ceritanya dan berkaitan satu sama lain, hal ini membuat semua tokoh terasa penting dan pembaca merasa akrab dengan tiap tokoh. Semuanya terasa melengkapi dengan porsi yang pas. Cerita yang disajikan tersirat, rumit dan kompleks yang kemudian seiring berjalan cerita pembaca baru akan mengerti dan larut dalam cerita.
Buku Cantik Itu Luka memiliki alur maju mundur dengan sudut pandang orang ketiga yang menjadikan cerita ini tidak selalu melulu berdasarkan sudut pandang Dewi Ayu. Kemudian latar yang diambil yaitu pada masa kolonial dengan beberapa tokoh yang memiliki nama yang aneh., Gaya berceritanya Eka Kurniawan seperti memiliki karakteristik dimana padat, jelas dan liar. Jalan ceritanya juga sulit ditebak dan ketika pergantian alur cerita tidak terasa atau tidak secara tiba-tiba tetapi berjalan secara alus.
Buku ini memberitahu kita bahwa kecantikan bukanlah segala-galanya bahkan bisa menjadi mala petaka bagi beberapa orang yang tidak dapat mengendalikannya. Hukum karma tidak bisa dihindari, dimana anak-anak Dewi Ayu mendapatkan karma dari hubungan terlarang antara saudara yang dilakukan oleh orang tua Dewi Ayu.
Buku ini kurang cocok dibaca bagi para anak yang masih sekolah atau dibawah umur dikarenakan terdapat kata-kata vulgar dan adegan vulgar didalamnya. Selain itu banyak kalimat yang diulang-ulang dikarenakan alur maju mundur dengan plot bercabang yang membuat pembaca tidak sabar menyelesaikannya.
0 Komentar