Opini
STRATEGI PERANG MELAWAN COVID-19
STRATEGI PERANG MELAWAN COVID-19
Oleh:
Aida Ch.
Sumber
gambar: republika.co.id
Dunia sedang sakit
disebabkan pandemi Covid-19 sejak 31 Desember 2019. Virus Corona jenis baru
dengan nama lain SARS-CoV-2pertama kali menjangkit penduduk kota Wuhan,
provinsi Hubei, China dan diduga berasal dari hewan di pasar hewan dan ikan
laut. Ketika dicari keberadaan “pasien nol”, pihak berwenang China tidak mampu
menemukan.
Virus menyebar sangat cepat
di China bahkan ke berbagai negara di dunia. Sumber Kompas memberitahu bahwa
hari Rabu (25/03/2020) sudah 198 negara tertular Covid-19. Nahas, vaksin dan
obat belum ditemukan dan beberapa negara terutama China, Amerika Serikat dan
Inggris, masing-masing sedang memformulasikan vaksin yang akan diujikan
langsung kepada manusia yang belum pernah terinfeksi Covid-19. Proses ini
membutuhkan waktu yang sangat lama dan perlu dilakukan berulang agar formulasi
benar-benar dapat diandalkan dalam mengatasi Covid-19.
Menunggu kehadiran vaksin
dan obat ada beberapa langkah yang dilakukan setiap negara dalam menghadapi Covid-19
seperti yang dilakukan oleh China sebagai sumber Covid-19 dan sembuh pada Kamis
(19/03/2020). Ada 35 negara yang terjangkit Covid-19 belum memakan korban jiwa,
salah satunya Vietnam. Lalu negara Italia memiliki korban jiwa terbanyak sampai
hari ini. Strategi perang melawan Covid-19 dari negara-negara tersebut sebagai
berikut:
1) China,
akhir Januari 2020 atau sebulan dihinggapi Covid-19 melakukan A) kota Wuhan
ditutup/isolasi/lock down dan diikuti
kota lain di provinsi Hubei agar membatasi pergerakan masyarakat dan mudah
melakukan karantina pasien termasuk wilayah. Langkah ini dilakukan selama 2
pekan sebagai masa genting penyebaran virus dan berhasil, B) wilayah lain yang
belum terdampak, pemerintah memerintahkan agar tetap di rumah/stay at home dan hidup bersih/stay safe berdampak terjadinya social distancing secara massif sehingga
virus tidak meluas, C) pengiriman tenaga medis secara massal dari berbagai
provinisi ke provinsi Hubei untuk membantu karena pasien semakin bertambah, D)
ketika masa genting masih memakan korban, pemerintah mendirikan rumah sakit
dalam waktu 2 pekan yang mampu menampung ribuan pasien, E) wajib menggunakan
masker bagi masyarakat yang beraktifitas di luar rumah. China menunjukkan kemampuan
luar biasa lagi yakni memproduksi masker jenis N95 berjumlah 1,6 juta unit per
hari dan F) sistem pendeteksi virus dilakukan secara massif dengan 2 cara yakni
pemeriksaan suhu tubuh ketika memasuki ruang publik dan memindai QE Code pada ponsel setiap masyarakat
agar status kesehatan selalu terpantau. China menunjukan jati diri sebagai
negeri independen yang mampu melindungi masyarakatnya. Pekan kedua bulan Maret
jumlah pasien Covid-19 menurun dan beberapa aktivitas seperti perusahaan,
sekolah dan transportasi umum mulai berjalan kembali. Kamis (19/03/2020) pasien
Covid-19 tidak bertambah untuk pertama kalinya di China bahkan dunia.
2) Vietnam,
dihinggapi Covid-19 pertama pada Kamis (23/012020) koban positif berjumlah 270
orang sampai Sabtu (25/04/2020). Tergolong rendah dibanding negara di Asia
Tenggara lain dengan kategori negara berkembang yang minim sumber daya.
Ketidakpercayaan dunia pada Vietnam bermunculan dengan dugaan tes kit Covid-19
tidak maksimal namun dibantah oleh Nguyenh Than Long sebagai Deputi Menteri
Kesehatan Vietnam yang telah memeriksa 206.253 orang. Langkah yang dilakukan
Vietnam yaitu preventif (mencegah) dan represif (mengobati). Preventif: A)
Sabtu (11/01/2020) Vietnam menggerakan tim medis dan menutup perbatasan terutama
yang berpotensi titik penyebaran virus, B) melakukan rapat penting antara
Kementerian Kesehatan Vietnam, WHO dan Center
for Disease Control & Prevention (CDC) dari Amerika pada Rabu (15/01/2020)
membahas strategi penanganan wabah dan C) Kementerian Informasi dan Komunikasi
(MIC) memperkenalkan aplikasi bernama NCOVI untuk melakukan pengawasan melalui
pengembangan sistem pelaporan kesehatan online
bagi masyarakat. Represif: A) melakuan pelacakan kontak terhadap orang yang
diduga terinfeksi sehingga segera diisolasi/karantina diri/self quatanntine, B) memfasilitasi pasien dengan baik, lengkap dan
bersih, C) mengajak masyarakat agar peduli terhadap sekitar dan melaporkan jika
ada yang terinfeksi, D) mengontrol media agar menyampaikan berita patriotik
terkait Covid-19 seperti yang disebut BBC Indonesia yang mengutip dari Nguyen
Xuan Phuc sebagai Perdana Menteri agar masyarakat mendukung “Perang Panjang di
Musim Semi”.
3)
Italia,
Covid-19 pertama kali masuk pada awal Februari 2020 di Kota Vo’Euganeo,
diagnosa pasien bernama Adriano (77) saat itu Pneumonia namun tak kunjung
sembuh dan tidak ada protokol tes kit Covid-19 karena Italia tidak menduga
virus akan masuk secepat itu. Akhirnya dokter melanggar protokol itu, ternyata
hasil tes kit adalah positif Covid-19. Perang melawan Covid-29 dilakukan oleh
pemerintah dan sipil. Langkah pemerintah: A) malamnya, Giuliano Martini sebagai
Wali Kota Vo’ mengkarantina kota Vo’ disusul pemerintah Italia pada Minggu (23/02/1010),
B) melarang masyarakat berusia lanjut keluar dari rumah meskipun kebijakan ini tidak
terlalu efektif karena Covid-19 menyerang siapa saja, C) awal bulan Maret 2020
kematian melonjak drastis pemerintah Italia mengkarantina Italia/lock down pada Kamis (12/03/2020) dan
memerintakan masyarakat tetap di rumah/stay
at home dan menjaga jarak/social
distancing. Memperketat aturan salah satunya mengawasi secara ketat
masyarakat yang keluar rumah: kota Roma akan mengecek dokumen dan memberlakukan
denda jika alasan keluar rumah tidak darurat, masyarakat yang berbelanja
diharuskan berbaris menjaga jarak dan bergatian masuk ke dalam toko, masyarakat
yang berolahraga harus mengurangi waktu agar tidak berlama-lama di luar rumah
dan masyarakat yang berjalan-jalan akan didenda karena bukan kegiatan darurat.
D) Giuseppe Conte sebagai Perdana Menteri mengatakan seluruh kantor, bar,
sekolah, salon, pusat kebugaran, museum dan pertokoan ditutup kecuali toko obat
dan makanan hanya melayani jasa antar. Pemerintah memastikan terjaganya
identitas pasien Covid-19 dan membantu penyediaan pangan. Lucia Azzolina sebagai
Menteri Pendidikan memastikan layanan umum esensial jarak jauh tersedia bagi
murid. Langkah sipil: A) seorang psikolog tinggl di Lombardy bernama Roberta
Brivio (74) mendedikasikan diri menjadi relawan bersama 4 temannya. Awal Maret,
mereka membuat hotline kesehatan
mental gratis agar masyarakat khususnya di Lombardy bisa menceritakan kondisi
kesehatan dan mengurangi kepanikan. Jumlah masyarakat kian melonjak untuk
konsultasi, Brivio mengajak 200 psikolog untuk membantu. Salah satunya Anna
Paladino (48), seorang psikolog asal Milan, di mana wilayah Milan bagian
Selatan menjadi zona merah terjangkit Covid-19, B) ada para koki yang memasak
untuk para tunawisma, C) ada para aktor teater yang menceritakan dongeng secara
online untuk anak-anak yang libur sekolah
sejak akhir Februari, D) di Italia Selatan masyarakat meninggalkan makanan di
pinggir jalan untuk yang membutuhkan, E) ada Marco La Trecchina sebagai
kordinator gerakan Voluntary Emergency
Brigades bersama 300 anggota yaitu organisasi masyarakat khususnya pemuda
bertugas membagikan makanan, obat, membuat masker bagi yang membutuhkan dengan
bekerjasama dengan pemerintah kota Milan dan LSM darurat Italia dan F) ada
Paolo dan Gabriele Carrera asal Brescia bekerjasama dengan penerbit surat kabar
setempat yang mendonasikan komputer tablet ke rumah sakit untuk membantu pasien
Covid-19 berkomunikasi dengan keluarganya di rumah dan membantu fasilitas
tempat tinggal. Italia menyadari peraturan ketat ini akan berdampak pada
jatuhnya ekonomi tapi ini jalan yang bisa diambil untuk menghentikan penyebaran
pandemi Covid-19. Silvio Brusaferro sebagai Kepala Institut Kesehatan Italia menghimbau
masyarakat menaati seluruh peraturan pemerintah agar pandemi Covid-19 melambat.
Jumlah korban jiwa sampai hari Rabu (08/04/2020) mencapai 16.000 jiwa,
tertinggi di dunia.
Negara-negara tersebut
menjadi contoh untuk negara lain dalam menghadapi Covid-19 dimulai dari China
yang tidak membayangkan menjadi sumber virus corona baru sehingga tidak
mempunyai langkah preventif namun kebijakan-kebijakan pemerintahan yang baik,
cepat dan sistematis diperlihatkan China sebagai negara maju yang luar biasa.
Lalu Vietnam, mendengar berita Covid-19 di China segera melakukan langkah
preventif agar sekecil mungkin kemungkinan virus masuk dan itu terbukti
sehingga sampai hari ini belum melaporkan korban jiwa. Ketika vrus masuk
langkah represif Vietnam adalah mengandalkan fasilitas yang ada dengan baik,
bersih dan mengajak masyarakat tetap kuat dan tenang. Sebagai negara berkembang,
langkah Vietnam cukup sederhana namun efektif. Terakir ada negara Italia,
negara maju ini mengetahui bahwa ada virus corona baru sedang melanda namun
tidak melakukan langkah preventif sehingga tidak bisa mengantisipasi penyebaran
virus yang sangat cepat. Bulan Maret 2020 menjadi masa menakutkan karena banyak
korban jiwa bahkan menjadi negara dengan jumlah korban jiwa terdampak Covid-19
tertinggi di dunia. Melihat kondisi memprihatinkan, langkah represif pemerintah
Italia sangat ketat dan kesadaran masyarakat sipil untuk saling membatu.
Sumber:
0 Komentar