Puisi
Indonesia: Dongeng Kemerdekaan
![]() |
Sumber: jabar.tribunnews.com |
Oleh: Maulana Malik Ibrahim
Kaki yang terpasung kini telah bebas,
borgol penjajahan yang mengikat tangan kini sudah lenyap,
rantai badan yang terlalu lama menempel kini sudah dibinasakan.
74 Tahun yang lalu, semua dihilangkan
oleh satu pemaknaan ikrar, yaitu "kemerdekaan".
Kolonial, imperialis, dan para penghianat
berkumpul untuk menggagalkan
segala daya dan upaya kemerdekaan
bangsa Indonesia.
Lelap, bangsa ini ditidurkan oleh kebodohan.
Kelam, kutukan penindasan yang didera.
Teriakan kemarahan, sulut nyala api kemerdekaan riuh mewarnai ide dan gagasan megah republik negara.
Lepas, bebas dari belenggu penindasan.
Akhirnya negeri ini merdeka lewat syair megah proklamasi.
Merdeka republik khayalan utopis,
keseragaman atau keanekaragaman (?)
toleransi atau intolerasi (?)
Integrasi atau disintegrasi (?)
keadilan atau penindasan(?)
Merdeka milik siapa (?)
Milik bangsa atau pemodal,
milik rakyat atau oligark,
milik sosial atau individual.
Mungkin, merdeka hanya dongeng 74 tahun yang dieluh-eluhkan.
Lewat pemutaran video lawas,
lalu tamat.
0 Komentar