Resensi
Review - Buku Islam Sontoloyo
Review - Buku Islam Sontoloyo
oleh: Vivi Maulia
Buku ini menjelaskan mengenai gagasan
serta pendapat Bung Karno mengenai syariat-syariat Islam. Di mulai dari
surat-surat dari Endeh yang bung karno tulis, di suratt-surat tersebut bung
karno bercerita mengenai kekolotan agama islam dalam syariat-syariatnya. Saat
di Endeh Bung Karno tidak mempunyai seseorang untuk ia tanyai mengenai
syariat-syariat Islam. Bung karno mengatakan bahwa “Dunia Islam menjadi mundur
karena Hadist yang daif dan palsu yang dijlankan oleh banyak orang yang
menyebabkan orang islam menjadi diliputi oleh kekolotan, ketakhayulan, bid-ah,
anti rasionalisme dan lain-lain”.
Adanya hasil hadits-hadist palsu dan daif itu
memunculkan kekolotan dan kekonservatifan masyarakat. Bung karno menyarankan
agar kita tidak boleh memberikan harga mutlak kepada hadist, karena yang
bersifat mutlak adalah sang illahi. Taqliq adalah salah satu sebab yang
terbesar dari keunduruan islam sekarang ini, semenjak ada aturan taqlid
disitulah, kemunduran islam cepat sekali.
Bung karno juga dalam buku ini menyampaikan bahwa ia
tidak percaya bahwa Mirza Gulam Ahmad adalah Nabi yang dianggap oleh kaum
Ahmadiyah. Selain itu juga menurut Bung Karno Tabir (penyekat dinding) adalah
lambang perbudakaan perempuan, tabir adalah salah satu contoh hal yang tidak
diperintahkan oleh Islam tapi diadakan oleh umat Islam. Dilarang
pandangan-pandangan bila tak perlu tetapi tidak diperintahkan bertabir,
masing-masing orang harus menjaga hati dan matanya sendiri.
Dalam buku ini juga dijelaskan bagaimana memudahkan
pengertian Islam melalui pusat-pusat pemikiran islam di lima negara yaitiu,
Turki-Iran, Mesir, Palestina, Arabia, dan India. Yang pertama akan dijelaskan
di Negara Turki-Iran, negara ini memisahkan antar urusan agama dan negara, bagi
Turki-Iran jika negara/pemerintah ikut campur dalam urusan agama maka akan
menjadi halangan besar yang tidak dapat dienyahkan. Turki modern adalah anti
kolot, anti gereja tetapi tidak anti agama. Islam sebagai kepercayaan
perseorangan tidak lah dibantah, sembayang-sembayang di masjid tidak dihapuskan
malahan aturan-aturan agama tidak diberhentikan.
Turki memiliki alasan mengapa memisahkan urusan agama dan pemerintah
menurutnya kalau islam terancam bahaya kehilangan pengaruhnya di atas rakyat
Turki maka itu bukanlah karen tidak diurus oleh pemerintah, tetapi justru
karena diurus pemerintah. Umat islam terikat kaki tangannya dengan rantai
politik politiknya pemerintah. Maka dari itu demi kesuburan islam maka islam
dimerdekakan dai pemeliharaan pemerintah.
Negara Mesir terbagi atas dua yaitu modern dan
kolot, agama dan moderenisasi agama kolot dapat menghalangi kemoderenan negara,
berbeda dengan Turki Mesir menggabungkan urusan agama dan negara, memisahkan
agama dan pemerintah merupakan kedosaan yang besar.
Selanjutnya Palestina, Palestina termasuk yang kolot
Palestina adalah gambaran perpisahan antara bangsa Arab dan bangsa lain-lain,
pertentangan antar bangsa Arab dan Bangsa Yahudi, serta Nasrani yang
ketiga-tiganya di bawah kekuasaan asing. Di palestina agamanya kolot keliwat,
yahudi kolot kaum Nasrani Kolot, Islam pun Kolot.persaingan tiga agama di kota
keramat itu telah membuat kaum Islam di sana itu menjadi sangat kolot. Dan di
atas “persaingan agama” ini datanglah tambahan status politiknya kaum Islam,
yang harus berhadapan dengan politik.
Negeri India selanjutnya, negeri ini juga sangatlah
kolot dan sangat terikat kepada adat-adat dan tradisi. Kekolotan India
sangatlah dicampuri oleh tahayul dan kemusyrikan di India segala barang sesuatu
berbau “agama” orang berjualan kue menyebutkannya dengan embel-embel identitas
agama. Di India Islam berhadapan dengan berpuluh-puluh firqah agama lain, berhadapan dengan agama Sikh,
Parsi, Budha, Kristen. Islam di India penuh dengan pengaruh dari agama-agama
mayoritas sehingga masyarakatnya masih banyak yang melakukan kemusyrikan,
tahayul, kebid’ahdilalahan.
Terakhir adalah Arabia, negara ini kental sekali
dengan Wahabismenya yang angker tak mau mengetahui kompromi ataupun
rekonsiliasi, kemoderenan tidak lah diterima oleh wahabisme ini, tiang-tiang
radio yang dulu mau didirikan dikota madinah terpaksa dibingkar lagi,lampu
listrik yang mau menyinari kota Mekkah lama sekali dicegah masuknya, oleh
karena menurut pendapatnya mereka itu barang-barang itu tidak ada dizaman nabi.
Itulah kelima negara Islam yang sedikit banyak dapat
memudahkan kita memahamai pengertian Islam itu sendiri. Dari buku Islam
Sontoloyo yang saya baca ini saya dapat menyimpulkan bahwa agama Islam masih
diselimuti oleh hal-hal yang sifatnya kolot yang menyebabkan adanya
syariat-syariat yang dibuat dan keluar dari perintah yang seseungguhnya di
dalam Al-Quran. Ir. Soekarno mengatakan Islam harus lah rasional agar tidak
menimbulkan kesalahan penafsiran dan menyebabkan pemahaman menjadi sontoloyo
dan salah kaprah.
0 Komentar