Hagia Sophia: Keindahan dalam Perbedaan
oleh: Fikri Faturozi (Sospem 2015)

Sebuah bangunan megah berdiri kokoh di kota Istanbul, dengan gagah dia menjulang tinggi besar. Luasnya seolah-olah dia membanggakan kejayaan yang pernah melintasinya. Dengan kubahnya dia memproklamirkan dirinya sebagai saksi bisu dari sejarah kota yang sudah ribuan tahun dipijaknya.

Hagia Sophia, yang sekarang bangunan tersebut berfungsi sebagai museum. Keindahan di dalamnya membuat siapa saja berdecak kagum. Hanya dengan melihat langit-langit bangunan tersebut, atau corak dari tiang yang menyangganya, membuat siapa saja terpesona akan keindahan seni yang menjadi ciri khas pada masanya

(Sumber gambar: Instagram @Amrazing)
Keindahan Hagia Sophia tercipta karena pada sejarahnya bangunan ini pernah memiliki fungsi yang berbeda. Pada masa kekaisaran bangunan ini dibangun sebagai katedral paling megah di dunia. Kemudian saat konstantinopel ditaklukan, oleh Utsmaniyah bangunan ini dijadikan sebagai masjid. Sekarang Hagia Sophia beralih menjadi sebuah museum, yang menjadikan ciri dari kedua simbol agama tersebut diperlihatkan sebagai sebuah corak sejarah berbeda yang berpadu sebagai keindahan daripadanya.
Potongan mozaik yang merupakan ilustrasi Nabi Isa, Bunda Maria, dan corak lain dari kepingan mozaik yang menjadi ciri khas dari abad ke-enam adalah bagian dari keindahan di dalamnya. Setelah itu, sejarah dari bangunan ini yang pernah berfungsi sebagai masjid menjadikan penambahan empat menara di sekelilingnya. Juga pun ada Kaligrafi di langit-langit Hagia Sophia. Kaligrafi Allah SWT, kaligrafi Nabi Muhammad SAW, serta para sahabat yang

semakin menambah keindahan di dalamnya.
           (Sumber: Instagram @vindowseat)                             (Sumber: dhefimaputri.blogspot.co.id)

Dari Hagia Sophia kita bisa belajar bahwasanya perbedaan tidak melulu melahirkan keributan dan perselisihan. Perbedaan juga dapat menghasilkan keindahan, tergantung dari sudut mana kita melihat perbedaan, dan bagaimana kita menyikapi perbedaan.
Kaligrafi di langit-langit Hagia Sophia tidak pernah angkuh merasa paling indah. Sebagaimana ornamen lukisan sakral yang tidak pernah acuh tak acuh terhadap tiang-tiang dan dinding di sekitarnya.  Atau menara yang keempatnya tidak pernah lari menjauh hanya karena merasa dirinya berbeda. Mereka rukun bersama untuk menunjukan kalau keindahan itu ada, dengan perbedaan di dalamnya.

Mungkin Hagia Sophia adalah benda mati, jadi dia tidak pernah repot-repot memikirkan perbedaan. Tapi jika  manusia merasa lebih baik karena memiliki akal dan pikiran, harusnya perbedaan tidak hanya diolah sebagai makanan untuk keegoisan. Jika Hagia Sophia memperlihatkan keindahan perbedaan di dalam sebuah bangunan yang begitu mengagumkan. Maka manusia juga dapat membuat dunia yang lebih baik dari keindahan perbedaan.

0 Komentar