KEMERDEKAAN BERLITERASI

KEMERDEKAAN BERLITERASI
Oleh: Dini Sintia Dewi

“Kami ada bukan untuk membusungkan dada tapi, kami ada untuk belajar”
Kemerdekaan dan kebebasan adalah satu konsep yang menunjukan pada pencapaian tujuan dan cita-cita yang pantas untuk di kejar oleh manusia sesuai dengan yang diyakininya.  Kemerdekaan adalah bentuk prasyarat dari kebebasan manusia dari sifat sosialnya dengan itu, kebebasan selalu di kaitkan dengan  keadaan manusia untuk bisa mengembangkan ekspresi dirinya dari sebuah ketertindasan atau pembatasan aspirasi manusia yang bertanggung jawab dengan terwujudnya kemerdekaan. Sementara itu, konsep literasi menunjukan pada sebuah kegiatan yang mengacu pada kegiatan membaca, menulis dan berdiskusi.   Jadi kemerdekaan literasi merupakan keadaan di mana manusia yang sudah memiliki kebebasan yang bertanngung jawab akan sebuah kegiatan yang mengacu pada kegiatan membaca, menulis dan berdiskusi.
Terkadang kebebasan literasi sangat dibatasi walupun kita sudah merasa merdeka, mahasiswa di tuntut untuk bersikap kritis akan masalah sosial, tetapi mahasiswa diberikan keterbatasan pada sikap kritisnya dalam hal menulis, membaca dan berdiskusi. Terkhusus sikap kritisnya membahayakan posisi dan kedudukan sang penguasa. Padahal sejatinya manusia membawa pengetahuan dalam dirinya ketika ia di lahirkan, berarti sangat wajar jika manusia-manusia yang mampu mengeksperesikan dirinya dalam hal berliterasi untuk mengembangkan pengetahuan mereka yang ada sejak mereka di lahirkan. Maka begitu piciknya manusia dalam kata lain “Penguasa” untuk membatasi salah satu bentuk demokrasi yaitu kebebasan berliterasi.
Terkhusus pada hari Kemerdekaan Indonesia yang bertepatan pada 17 Agustus 2017 ke-72 tahun. Hari kemerdekaan merupakan momen penting untuk mewujudkan kemerdekaan sesungguhnya, kemerdekaan sebagai prasyarat dari kebebasan sudah di wujudkan dalam hal ber-demokrasi. tetapi, sedikit praktik demokrasi dibatasi oleh keadaan, keadaan di mana manusia picik merasa terganggu akan kritikan sosial dalam praktik literasi.
Dengan itu, eksisitensi Pusat Studi Mahasiswa selanjutnya disingkat PUSDIMA FIS merupakan wadah mahasiswa khusunya mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial untuk mengembangkan dirinya dalam berliterasi. Kebebasan berliterasi merupakan bentuk kepekaan mahasiswa akan masalah sosial yang terjadi lewat membaca untuk menambah pengetahuan dan wawasan, di lajutkan pada kegiatan diskusi atau kajian yang di laksanakan pada setiap minggu merupakan bentuk dari bertukarnya pikiran, gagasan serta wawasan yang di miliki seluruh anggota maupun mahasiswa FIS dan penulisan merupakan bentuk publikasi literasi akan masalah sosial, pengetahuan dan wawasan. Seperti jargon PUSDIMA, PUSDIMA lahir bukan untuk membusungkan dada dengan kata lain sombong dan anggotanya terlalu tereksklusif tetapi PUSDIMA lahir untuk sama-sama belajar dan menimba ilmu kepada mahasiswa yang siap dan mau sama-sama belajar.
Kepada seluruh mahasiswa lama dan baru di Fakultas Ilmu Sosial mari kita rayakan kebebasan berliterasi bersama PUSDIMA, karena prasyarat dari kebebasan yaitu kemerdekaan sudah di raih selama 72 tahun yang lalu. Mari kita sama- sama belajar dalam hal berliterasi di PUSDIMA, hingga kita serukan Merdeka, ,merdeka dan merdeka.