Jenis Tulisan: Cerpen
Oleh: Alvi Syahry. (Pendidikan IPS 2016)
Alkisah terdapat daerah yang tertinggal dari segi teknologi dibanding dengan daerah lainnya yang sudah lebih maju. Berimplikasi terhadap pola pikir masyarakat akan pendidikan dan pekerjaan. Banyaknya masyarakat yang masih menutup dirinya dalam menerima suatu hal yang baru dan mereka lebih mempertahankan apa yang telah diturunkan oleh leluhurnya. Seperti contoh, memepertahankan pekerjaan yang di transgenerasi ke anaknya.
Sebuah kisah keluarga yang sedehana di sebuh desa. Mereka bekerja dari pagi hingga sore hari dan beristirahat pada jam makan siang hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya untuk beberapa hari kedepannya. Pendapatan yang tidak menentu adalah hal yang biasa bagi mereka. Laki-laki dan perempuan pun saling bahu membahu mencari sesuatu yang bisa memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Semua dilakukan setiap harinya secara berulang.
Dari cerita tersebut mengalir sebuah pertanyaan Apakah mereka akan mempunyai keturunan dengan nasib yang akan sama dengannya lagi? Apakah leluhurnya menginginkan penurusnya sama dengannya? Jawabannya adalah TIDAK. Manusia adalah makhluk ciptaan yang indah bahkan sangat indah karena manusia diberi akal sebagai pembeda dari makluk lainnya. Ketika manusia dianugrahkan dengan akal dalam menjalankan hidupnya, apa gunanya akal jika semua hal yang dilakukan terus berulang tidak ada perubahan sama sekali, karena pada dasarnya manusia memerlukan pengembangan diri dengan cara sebuah pengalaman. jikalau dianalogikan pada teknologi, ketika teknologi selalu mengembangkan dirinya dengan sebuah inovasi terbaru yang lebih cangging tetapi harus didukung oleh sumberdaya manusia untuk membuatnya. Dari hal tersebut membuktikan bahwa akal manusia itu ada. Teknologi yang canggih ini sangat jelas diciptakan oleh manusia yang menggunakan akalnya dan terus berinovasi. Begitu hebatnya manusia yang dibekali akal dan pikiran.
Tidak ada yang tahu bagaimana kita kedepannya. Sampai saat ini kita hanya bisa berdoa dan terus berusaha untuk mewujudkan masa depan yang cerah. Lalu bagaimana dengan desa yang telah tertinggal dalam segi teknologi nya?. Apakah mereka tidak bisa mewujudkan masa depan yang cerah?. Tentu saja bisa, semua dilakukan dengan niat dan kemauan yang kuat di dalam diri. Tidak ada yang menjamin kita kedepannya akan senang, semua tergantung dengan kemauan kita yang ada di dalam diri. Semua orang bisa mendapatkan masa depan yang cerah, Namun masa depan itu tidak ada yang pasti untuk mengetahuinya.
Lalu, bagaimana dengan seorang anak petani yang ingin bercita-cita mempunyai rumah mewah, mobil mewah, dan barang-barang mewah lainnya apakah itu hal yang tidak mungkin?.
Seorang anak petani yang bercita-cita lebih tinggi dari ayahnya apakah itu hal yang salah. Orang tua akan selalu mendukung apa yang di cita-citaan anaknya. Terkadang orang tua juga memaksakan kita untuk mencapai keinginan orang tuanya. Menuruti kemauan orang tua adalah hal yang sangat baik. Namun apakah kita bisa menuruti kemauannya?.  
Pertanyaan diatas selalu ada didalam diri seorang anak-anak remaja yang sedang berusaha membahagiakan kedua orang tuanya. Sedangkan kita juga mempunyai keinginan sendiri, kita hanya bisa berdoa dan terus berusaha dalam menjalankan kehidupan. Masa depan itu tak terlihat, tidak jelas, dan samar-samar namun kita bisa ubah pengertian  itu menjadi suatu keyakinan berdasar usaha dan doa yang telah kita lakukan untuk mencapai suatu masa depan.



[1] Alvi Syahry. program studi Pendidikan IPS 2016

0 Komentar