Opini
Memoar PIMNAS XXI UNISSULA

Jika kau ada pada petarungan itu, mungkin kau dapat merasakan apa yang
kurasa saat di petarungan pemikiran itu
Pasca reformasi, akhir- akhir ini bangsa Indonesia selalu diwarnai berbagai macam aksi demonstrasi. Aksi demonstrasi itu terjadi karena rakyat sudah penat dengan permasalahan yang terjadi di Negara ini. Di tambah lagi kebijakan pemerintah yang impolisi, menambah keruh masalah bangsa ini. Seperti yang terjadi baru-baru ini, setelah pemerintah menaikan harga BBM. Hal itu tentu saja menambah beban rakyat, khusunya rakyat miskin.
Di tengah gejolak arus globalisasi dan kian majunya ilmu pengetahuan dan teknologi serta krisis ekonomi yang melanda Indonesia. Bangsa ini memerlukan ide-ide yang kreatif dari generasi bangsa ini untuk dapat mencari solusi yang dapat mengurangi beban masalah yang di hadapi bangsa dewasa ini.
Dari permasalahan itu, mahasiswa mempunyai tanggung jawab sosial kepada masyarakat dan ilmunya. Tidak hanya menuntut perubahan dalam bentuk demonstrasi, apalagi anarkis, tapi juga ada bukti nyata dalam membangun bangsa ini. Dengan berpikir humanis mencari solusi dari permasalahan yang terjadi dalam bangsa ini.
Tahun 1908 Bung Tomo tidak hanya melakukan kritik, tapi juga berpikir mencari solusi dan melaksanakannya demi kesejahteraan rakyat. Bukankah ilmu belum menjadi amal, bila belum dilaksanakan. Di sini peran mahasiswa sebagai kaum intelektual muda, mencari solusi dari permalahan yang ada di bangsa ini, bukannya menjadi manusia yang apatis – terpenjara dalam dunia hedonis. Di tengah pergulatan pemikiran itulah diharapkan akan lahir generasi-generasi yang berkualitas dan bertaqwa, agar mampu bersaing dalam kancah dunia globalisasi dan membangun bangsa ini lebih baik lagi.
PIMNAS = Harga Diri
PIMNAS merupakan sebuah ajang tahunan yang biasa diselenggarakan oleh Dikti dan berbagai elemen yang terkait, seperti Depdiknas. PIMNAS XXI tahun ini di adakan di UNISSULA, Semarang dari tanggal 14-19 Juli 2008. Dalam ajang ini setiap mahasiswa dari pelbagai perguruan tinggi yang terseleksi mempresentasikan hasil penelitian dan penalaran ilmiahnya, guna mencari solusi dari bermacam permasalahan yang ada di masyarakat. Baik segi ekonomi, sosial, politik, budaya, pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan humaniora.
Untuk tahun ini Universitas Negeri Jakarta mengirimkan tiga tim dari pelbagai bidang yang berbeda. Seperti Program Kreativitas Mahasiswa(PKM) bidang pemberdayaan masyarakat (PKMM) dan penelitian (PKMP) serta Kompetisi Karya Tulis Mahasiswa (KKTM) bidang pendidikan. PIMNAS XXI ini di ikuti lebih dari 391 tim dari pelbagai bidang dan perguruan tinggi di Indonesia.
Dengan perincian KKTM bidang IPA, IPS, dan Pendidikan ada 36 tim, PKMI ada 70 tim, PKMM 65 tim, PKMK 65 tim, PKMT 65 tim, Debat Bahasa Inggris 25 tim. Selain itu juga ada debat Bahasa Arab, lomba ICT, Poster, dan Stand Pameran. Dalam ajang ilmiah ini semua tim bersaing dengan begitu kompetitif, karena semua ide-ide dari setia peserta begitu variatif dan kreatif serta solutif.
Di ajang PIMNAS ini terasa harga diri dari setiap perguruan tinggi di intepretasikan dalam bentuk karya-karya yang ditampilkan serta jumlah tim yang mewakili perguruan tinggi tersebut. Semakin perguruan tinggi tersebut banyak perwakilannya, di tambah banyak meraih juara. Maka perguruan tinggi tersebut pun mendapat nilai plus dari semua kalangan publik, khususnya kalangan yang bergelut di bidang ilmiah.
PIMNAS ajang petarungan pemikiran
Dalam suasana petarungan pemikiran itu, setiap mahasiswa dituntut untuk dapat mencari suatu hal yang dapat menjadi solusi dari permasalahan bangsa ini. Salah satunya ide dari mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo peserta KKTM bidang IPA, yang mengajukan konsep tongkol jagung sebagai sumber energi alternatif masyarakat pedesaan di daerah Gorontalo. Ide-ide dari mahasiswa di ajang PIMNAS nanti semoga saja dapat di aplikasikan dalam ranah kehidupan. Di mana peradaban kini kian hari semakin menuntut kreativitas dari setiap bangsanya dalam menghadapi kompleksitas tantangan global.
PIMNAS tahun depan UNJ harus dapat lebih banyak lagi kontingen-kontingennya untuk berlaga di ajang PIMNAS ke XXII. Untuk itu diharapkan semua elemen yang ada, dapat menumbuhkan kultur ilmiah dalam lingkup UNJ. Tidak hanya di ruang kuliah, bahkan di luar ruang segi empat tersebut, kultur ilmiah harus di semai. Seorang pemenang tidak muncul tiba-tiba, tetapi dia muncul karena ada pembinaan. UNJ sebagai salah satu perguruan tinggi negeri di Jakarta yang mencetak para calon pendidik ini. Di harapkan mampu bersaing dalam dunia pemikiran ilmiah. Agar kelak ketika para mahasiswa ini sudah turun dalam dunia kependidikan, mampu menciptakan metode-metode pembelajaran yang kreatif, atraktif, dan komunikatif. Karena sudah terlatih dalam dunia ilmiah.
Fertilitas Kultur Ilmiah Mahasiswa UNJ
Tahun ini juara umum PIMNAS XXI jatuh kepada Universitas Brawijaya. Piala ”Adhikarta Kertawidya” pun berpindah tangan dari UGM, yang tahun lalu menjadi juara umum, kini piala bergilir itu singgah selama satu tahun ke depan di Universitas Brawijaya. Hal itu tentunya berkat kerja keras dari semua elemen universitas, hingga mereka dapat memboyong Piala tersebut. Namun kekalahan UNJ di ajang PIMNAS menjadi catatan tersendiri,khususnya tim peserta PIMNAS. Di mana pengalaman tersebut sebagai api pembakar semangat untuk dapat melangkah lebih baik lagi ke depannya dan berpikir keras untuk dapat menciptakan ide- ide yang kreatif. Semoga fertilitas kultur ilmiah di UNJ semakin membudaya. Dan itu harus di mulai dari sekarang, untuk dapat mempersiapkan ide-ide yang kreatif dan solutif dalam bertempur di ajang PIMNAS tahun depan.
0 Komentar