INILAH JAWABANNYA
Siang ini, aku duduk merenung di bawah pohon rindang yang begitu menyejukkan. Aku ingin mencari kebenaran akan semua pertanyaanku yang selama ini selalu membayangi benakku.
Tiba-tiba sesosok lelaki yang kukenal dan kukagumi selama ini tiba dihadapanku. Ia adalah lelaki yang mencuri hatiku karena kesalehannya. Ia adalah ka Yasif.
“Assalammua’laikum” sapanya padaku.
“Wa’alaikumsalam.”
“Duduk ka” ujarku mempersilahkannya duduk di depanku.
“Apa yang membuatmu meragukan kebenaran Islam fa?” ka Yasif memulai pembicaraan dengan sangat serius.
“Aku bingung ka, banyak yang kuragukan dari ajaran Islam. Aku seakan-akan penuh dengan keraguan. Mengapa wanita harus memakai kerudung, sedang lelaki tidak? Mengapa lelaki mendapatkan warisan lebih banyak, sedangkan kaum wanita tidak? Dan yang paling membuatku heran, mengapa lelaki diperbolehkan poligami, sedangkan ia tahu bahwa sakit rasanya apabila kita harus berbagi orang yang kita sayang dengan orang lain? Mengapa aku merasa banyak ketidak adilan dalam islam, sedangkan islam dikatakan sempurna?” kukeluarkan semua kegelisahanku selama ini.
”Fa, tidak ada yang perlu kamu ragukan dengan islam. Islam sungguh sempurna. Lelaki diberikan bagian harta lebih banyak karena setiap satu orang lelaki harus mempertanggungjawabkan 4 orang perempuan dalam hidupnya. Perempuan itu adalah ibu, anak perempuan, saudara perempuan dan istrinya. Sangat berat tanggung jawabnya. Jadi bukankah adil apabila lelaki dapat bagian lebih dari perempuan?” Aku pun hanya terdiam tertunduk malu.
”Mengenai poligami, bukankah ada syarat tertentu untuk melakukannya. Ia harus adil, dan kamu pasti tahu, sangat sulit untuk menjadi orang adil. Selain itu, istri pertama harus ikhlas, bukankah sulit pula untuk menjadi orang yang ikhlas? Begitu pula dengan wanita yang dinikahi, ia harus benar-benar wanita yang memang sangat harus dibantu dan masuk syarat wanita poligami itu sendiri. Jadi jangan pernah berfikir Islam itu tidak adil, karena islam begitu adil, dan yang membuat islam itu tidak adil di benakmu adalah kurangnya kamu mendalami agamamu sendiri”.
Panjang lebar ka Yasif menjelaskan membuatku sadar akan kekeliruanku selama ini.
”Iya ka, aku paham. Aku semakin yakin Islam itu adil, mungkin memang keterbatasanku yang membuat aku bingung.”
”Baiklah kalau begitu. Jangan pernah berfikir untuk meragukan Islam, karena kamu pun tak ingin kan kuragukan sebagai wanita?”
”Maksudnya?” aku mengerutkan mukaku bingung dengan maksud ka Yasif.
”Ya maksudnya kalau kamu boleh meragukan Islam, berarti aku boleh meragukan kamu wanita, mungkin saja kamu lelaki yang berdandan wanita? Iya kan?” katanya meledekku.
”Yee..enak aja, aku cantik begini di bilang banci gitu? enak aja”
”Nah itulah mengapa kamu wajib menutup aurat, agar kamu tidak dibilang banci dan karena kamu cantik. Iya kan?” ka Yasif tersenyum menggodaku.
”Iya deh bos.” jawabku dengan senyum bahagia. Dalam hati aku berdoa semoga lelaki ini yang kelak menjadi imam dalam hidupku. Amin.
”Hei kenapa bengong? Aku ganteng ya? He....” ucapnya sambil tersenyum membuatku semakin mengharapkan ia selalu tersenyum untukku.
”Iya ganteng kaya genteng” aku pun meledeknya, hingga akhirnya semilir angin membawa kami bercanda tawa menunggu sore tiba.
posted by Rinda
0 Komentar