Oleh : Aisya Chaerunnisa


sumber : bukukita.com


Judul Buku : Kuasai Dirimu

Penulis : Ahmad Dzikran

Penerbit : Gemilang (Kelompok Pustaka Alvabet)

Jumlah Halaman : 214


Kuasai Dirimu merupakan buku self improvement yang berisikan panduan membangun mindset dan mental sukses dengan prinsip-prinsip yang juga diajarkan dalam agama Islam. 

Tiap bab dalam buku ini berisi poin-poin penting yang diurutkan berdasarkan fungsinya, misalnya pada bab pertama kita sudah disuguhkan dengan poin untuk mengenali siapa diri kita sebenarnya. Kita dituntut untuk mengenali diri kita terlebih dahulu karena, “Musuh pertama sekaligus musuh terbesar kita adalah diri kita sendiri”. 

Diri sendiri dijelaskan sebagai pintu pertama menuju kebahagian atau kehancuran, karena memang sejatinya hidup manusia itu selalu memiliki banyak pilihan. Jadi, kunci kehidupan berada di tangannya sendiri. 

Yang harus dilakukan untuk mengenali diri sendiri dalam buku ini, dijelaskan untuk memulai dengan hal yang paling dasar, yaitu mengetahui apa saja yang disukai dan tidak disukai oleh diri kita sendiri. Poin ini mengandalkan kejujuran demi diri kita sendiri dimana kita harus benar-benar merenungkan sejenak dan memilah-milah apa yang sebenarnya kita suka. Hal tersebut bisa dilakukan dengan mengajukan pertanyaan sederhana kepada diri seperti, “Apa kesukaan saya ini berasal dari diri saya sendiri, atau karena saya hanya terpengaruh orang lain?”. Dengan jujur kepada diri sendiri hati kita akan terasa lebih ikhlas dan perlahan akan membentuk diri menjadi pribadi yang lebih bahagia, merdeka, serta bebas dari tekanan. Kejujuran terutama kepada diri sendiri merupakan budi pekerti yang paling dasar namun tidak semua orang mau melakukannya. Bahkan, tidak sedikit orang yang rela membohongi diri sendiri demi keuntungan dan kebahagiaan yang sesaat. 

Poin kedua dijelaskan bahwa kita juga harus menilai ke dalam diri sendiri, kira-kira apa yang membuat diri ini merasa unik. Dijelaskan bahwa cara untuk menilai diri kita unik adalah dengan berhenti memusatkan pikiran pada keinginan-keinginan diri sendiri, seperti ingin menjadi siapa ataupun ingin meniru siapa. Kita dituntut untuk setidaknya menemukan satu hal yang membuat diri kita sangat berbeda dengan orang lain. Singkatnya, kita bisa menelaah apa yang membuat kita unik, sehingga saat orang lain melihat kita mereka bisa langsung mengenali diri kita melalui keunikan yang terpancar. 

Selanjutnya, yang terpenting adalah kita harus bisa menentukan apa yang penting dalam hidup kita sendiri. Kita harus bisa memprioritaskan kepentingan yang memang dibutuhkan untuk ketenangan diri dan tentunya untuk kesuksesan yang akan datang.

Masuk pada bab selanjutnya, disebutkan bahwa untuk menuju kesuksesan maka kita harus mengelola ego yang ada pada diri kita sebelum kita mulai mengejar cita-cita. Ego sendiri merupakan bagian dari diri sendiri yang selalu merasa bahwa diri kita ini spesial, bagian diri kita yang selalu mencari-cari validasi, maupun bagian diri yang selalu merasa kurang dalam beberapa hal. 

Setelah mulai paham akan cara mengendalikan ego, maka barulah kita bisa mulai proses mengejar cita-cita. Ketika kita sudah melalui langkah demi langkah dari yang sebelumnya diuraikan maka selanjutnya kita bisa mulai merancang apa yang akan menjadi cita-cita atau yang akan menjadi kehidupan kita di masa mendatang. 

Cara efesien untuk mulai proses mengejar cita-cita dikutip melalui buku seorang konsultan bisnis handal, Erika Andersen adalah dengan Strategical Thinking dimana ia mendefinisikan orang yang berpikir strategis sebagai orang yang "secara konsisten mengambil pilihan yang akan membawanya lebih dekat dengan target yang diincarnya”. 

Jadi simpelnya, setelah kita mengenali dan menguasai diri sendiri langkah tepat selanjutnya menuju kesuksesan adalah dengan berpikir terencana secara konsisten, yang maksudnya adalah mengamati lingkungan sekitar dan mengambil segala peluang yang ada. 

Selain itu juga, penting untuk terus mempertajam dan menjernihkan pikiran, entah itu dengan belajar melalui mendengar kajian, berdiskusi, dan lain-lain. Jangan hanya sekedar menjadi pemimpi yang tidak mewujudkan mimpinya, tapi bergeraklah menjadi pembuat untuk menciptakan mimpi yang secara nyata terjadi. Bergeraklah dengan menjadi visoener yang memikirkan rencana yang akan dilakukan esok hari. 

Hal ini juga dijelaskan dalam perintah Allah dalam surat Al- Hasyr ayat 18 yang mengatakan, 

“Hai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” 

Mengisyaratkan bahwa untuk umat muslim dalam menjalani kehidupan menuju kesuksesan haruslah berpikir secara visioner, terutama dalam Islam sendiri kita meyakini adanya akhirat, jadi kita benar-benar harus memikirkan bekal yang akan kita bawa kelak. Bekal yang dibawa apakah bekal yang baik atau tidak tergantung pada pilihan kita sendiri.

Buku ini juga menjelaskan jika keadaan atau segala hal menjadi sulit, maka sebaiknya kita melakukan meditasi diri dengan menanyakan kembali segala hal yang sudah kita lakukan, misalnya "Apakah yang kita lakukan itu sudah realistis apa belum?", "Apakah kita selama itu sudah bersyukur atau belum?", "Apakah selama proses itu kita sudah menyayangi diri kita sendiri atau malah kita mendzalimi diri sendiri". 

Itu semua patut direnungkan oleh diri kita sendiri, karena sejatinya tiap manusia sesekali butuh waktu hanya untuk dirinya sendiri dengan hilang sejenak dari kehidupan sosial. Lakukan juga penilaian terhadap perubahanmu, apakah menjadi lebih baik atau malah tidak. Bandingkanlah dirimu yang sekarang dengan yang dulu, apa saja perbedaannya. Lakukanlah upgrade diri untuk terus menjadi yang terbaik versi dirimu dengan keinginan yang selalu ingin belajar. 

Dasar-dasar manajemen diri dalam buku ini, relate sekali dengan kehidupan anak muda yang di zaman sekarang. Yang sering kali kehilangan arah untuk memahami dirinya sendiri. Dengan buku ini, para anak muda bisa melihat poin-poin penting yang sebenarnya sudah diketahui. Namun seringkali terabaikan untuk dilakukan, karena dirasa tidak memberi impact yang besar. Terutama pada poin tambahannya adalah disuguhkannya kutipan-kutipan Qur'an maupun hadis yang menerangkan, bahwa memang sudah sewajarnya di zaman sekarang anak muda juga harus dibekali dasar-dasar pengembangan diri yang berlandaskan pada agama.







0 Komentar