Opini
Pemimpin Millennials Harus SMART dan Up-to- date
![]() |
Sumber: destination-leadership.fr |
Oleh: Ari Widodo
Generasi pemuda pada umumnya sama seperti pohon yang akan terus tumbuh dan berkembang. Generasi yang sedang berada pada zaman sekarang ini disebut generasi milenial. Generasi millenial adalah suatu istilah populer menggantikan istilah generasi Y atau gen Y dan generasi Z atau gen Z. Generasi Y ialah kelompok demografi yang lahir atau muncul setelah generasi X, begitupun dengan generasi Z ialah kelompok demografi yang lahir atau muncul setelah generasi Y. Dalam generasi ini dimana teknologi lebih diutamakan dan dikembangkan, dibanding generasi sebelumnya. Dalam tahun 2010, Pew Research Center, merilis riset dengan judul Millenials: A Portrait of Generation Next. Menurut riset tersebut, karakteristik generasi milenial yaitu: Pertama, Millenial lebih percaya User Generated Content (UGC) atau yang disebut konten dan informasi yang dibuat oleh perraangan daripada informasi searah. Kedua, Millenial lebih memilih ponsel dibanding televisi, karena internet sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup mereka , generasi millenial sangat membenci iklan-iklan yang bermunculan di televisi, mereka lebih suka hal-hal yang up-to-date. Ketiga, Millenial wajib mempunyai media sosial, mulai dari facebook, twitter, instagram, line, whatsapp, dan sebagainya. Keempat, Millenial kurang suka membaca secara konvensional, maksudnya adalah milenial kurang suka membaca buku-buku tebal dan secara lansgung, mereka lebih suka membaca buku yang tidak terlalu tebal dan membaca yang sifatnya online. Kelima, Millenial lebih tahu teknologi dibanding orang tua mereka, karena Millenial lebih mengetahui perkembangan teknologi yang pesat serta penggunaannya, bukan melainkan orang tua tidak tahu, tetapi orang tua tersebut tidak tahu cara menggunakan dan menerapkan teknologi yang berkembang dengan pesat. Keenam, Millenial cenderung tidak loyal namun bekerja efektif, diperkirakan pada tahun 2025 mendatang, Millenial akan menduduki porsi tenaga kerja di seluruh dunia sebanyak 75 persen, seeprti diungkap oleh riset Sociolab, kebanyakan dari Millenial cenderung meminta gaji tinggi, meminta jam kerja fleksibel, dan meminta promosi dalam waktu setahun. Ketujuh, Millenial mulai banyak melakukan transaksi secara cashless, yaitu transaksi pembelian yang sudah tidak menggunakan uang tunai, karena generasi millenial lebih suka melakukan transaksi yang simple dan praktis, misalnya menggunakan kartu debit atau kredit, dan uang online.
Di era atau zaman generasi millenial saat ini mendominasi perusahaan, para pemimpin perusahaan dituntut untuk memiliki keahlian lebih dalam memimpin. Pasalnya,generasi ini lebih menuntut pemimpin yang tidak hanya memerintah, tetapi juga lebih open minded terhadap masukan-masukan bawahannya.
Lyra Puspa, Ketua Asosiasi Sinergi Terapan Indonesia (Sintesa) dalam seminar Indonesia Coaching Movement (ICM) di Hotel JS. Luwasana, beliau mengatakan untuk itu para pemimpin di era ini perlu melakukan penyegaran dalam bagaimana ia memimpin. Menurutnya, saat ini banyak pemimpin perusahaan yang merasakan kecemasan pada perusahaan yang dipimpinnya. Untuk itu perlu coaching skilss. Ini merupakan bagian dari memimpin secara efektif, khususnya sebagai bentuk situational leadership atas situasi di dunia bisnis dimasa kini. Pemimpin, lanjut Lyra, perlu memeiliki sikap coaching state, yakni kondisi mental yang objektif, no judgement, empati, kesungguhan untuk betul-betul mendengar, menahan pendapat apalagi memerintah, disiplin untuk bertanya secara open minded. Oleh karena itu, Lyra juga merupakan President Vanaya Coaching Institute yakin metode coaching, akan menjadi sangat efektif tehadap kinerja organisasi.
Menurut Josef Bataona HR Director PT Indofood Sukses Makmur Tbk mengatakan “Leader juga perlu banyak mendengar dan percaya kepada bawahannya. Para pemimpin selama ini nyaman untuk selalu memberi perintah padahal prinsip coaching adalah membangun kesadaran diri bawahan”. Pada era ini menurut Josef, dibutuhkan SDM (Sumber Daya Manusia) yang penuh inisiatif dan mampu mencari solusi untuk setiap tantangan yang muncul.
Indonesia, memiliki beragam jiwa pemuda yang menumbuhkan semangat juang nasionalisme dengan caranya sendiri dan beragam. Dari berbagai generasi ke generasi, pemuda dituntut untuk mampu menjadi pemimpin di seratus tahun Indonesia merdeka. Pemuda diera Mlilenial saat ini ngin memimpin dengan cara dan gayanya sendiri, bukan berarti asal-asalan. Generasi millenial harus memiliki jiwa pemimpin yang dikembangkan langsung dalam dirinya, tidak hanya mampu memerintah dan mengkritik, tetapi harus terbuka kepada para anggotanya. Pemimpin dituntut untuk mampu menggunakan analisa SWOT(Strengths,Weakness,Opportunities,Threats) dan memilki keterampilan HOTS (Higher Order Thinking Skilss), keduanya sangat penting digunakan dan diterapkan kedalam pemimpin agar memiliki penalaran yang keratif dan analitis yang baik dalam mengambil keputusan. Pemimpin harus mampu menerapkan bahwa dirinya mampu dalam mengendalikan teknologi dan teratur, bukan dengan teknologi yang mengendalikan dirinya, hal tersebut haruslah diterapkan kepada setiap anggotanya dan harus mampu bersosialisasi dengan baik kepada siapapun. Aksi yang dikeluarkan haruslah sinkron, searah, sejalan, sesuai, teratur, dan sistematis sesuai dengan vsisi misi atau metode yang sudah ia buat sebelumnya. Pemimpin harus bisa menjadi observer dan pendengar yang baik bagi anggotanya, cepat dalam beradaptasi, dan lincah dalam memfasilitasi perubahan, mampu memasuki cara berpikir orang lain dalam melihat suatu masalah, Pemimpin di era Millenial harus mampu dan memliki skill dalam membaca atau melihat kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dan harus mampu mengambil keputusan dan kebijakan yang tepat, dengan menerapkan teknologi yang ada pemimpin haruslah memiliki kemampuan yang baik dalam mengoperasikan perangkat-perangkat digital dan mampu berpikir secara kritis dan mampu membuat perencanaan dan statement dalam komplesitas masa yang akan datang.
Daftar Pustaka
KMPlus Consulting, Ade Ahyad, Donna Widjajanto. 2016. Smart Millennials: Generasi Milenial yang Cerdas. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
https://m.kontan.co.id/news/di-era-milenial-pemimpin-bukan-cuma-memerintah
Diakses pada hari Selasa, 23 Agustus 2019 Pukul 13.30 WIB
0 Komentar