Opini
Pendidikan Merupakan Penghidupan Rakyat

Oleh: Hanifa
Pendidikan
merupakan sebuah kewajiban yang harus dimiliki dan dirasakan oleh seluruh
kalangan rakyat Indonesia. Pendidikan merupakan sebuah penghidupan bagi rakyat
dan tidak mungkin bisa dilepaskan dari tiap-tiap individu. Menurut Ki Hajar
Dewantara, kekuatan rakyat itulah jumlah kekuatan tiap-tiap anggota dari rakyat
itu. “Segala daya upaya untuk menjunjung derajat bangsa tak akan berhasil,
kalau tidak dimulai dari bawah. Sebaliknya rakyat yang sudah kuat, akan pandai
melakukan segala usaha yang perlu atau berguna untuk kemakmuran negeri,” kata
Ki Hajar.
Menurut Ki Hajar Dewantara, mendidikan
anak itulah mendidik rakyat. Keadaan dalam hidup dan penghidupan kita pada
zaman sekarang itulah buahnya pendidikan yang kita terima dari orang tua pada
waktu kita masih kanak-kanak. Sebaliknya anak-anak yang pada waktu ini kita
didik, kelak akan menjadi warga negara kita. Maksud pengajaran dan pendidikan
yang berguna untuk penghidupan bersama ialah memerdekakkan manusia sebagai
sebagai anggota dari persatuan (rakyat).
Dalam hal seperti itu jelas bahwa
sesungguhnya pendidikan harus bisa dirasakan oleh semua kalangan. Namun, pada
kenyataannya tidak seperti itu bahwa masih banyak PR untuk pemerintah dalam
menyelesaikan masalah pendidikan yang ada di Indonesia. Karena pada dasarnya
pendidikan masih belum bisa dirasakan oleh semua kalangan.
Sekarang patutlah kita bangga bahwa
terutama kaum wanita yang telah bisa merasakan manisnya duduk di bangku sekolah
hingga perguruan tinggi tanpa ada sekat yang membedakan antara wanita dengan
laki-laki. Sebagimana kita ketahui bahwa dulu di era Kartini hanya kaum
laki-laki saja yang bisa merasakan manisnya dunia pendidikan hingga perguruan
tinggi, karena minimnya rasa keterpeduliaan terhadap kaum wanita yang
menganggap lemah.
Kartini yang telah membuat berbagai
macam karya tulis dan menceritakan bagaimana pahitnya karena tidak bisa
merasakan kesempatan dunia pendidikan yang tinggi. Hingga membuatnya menuangkan
berbagai macam cerita dan kisahnya melalui dunia karya tulis. Kini nama Kartini
tidak asing lagi bagi bangsa Indonesia yang mendengarnya yang menjadikan ia
terkenl melalui tulisan. Kartini yang merupakan sosok pahlawan bagi wanita yang
telah berjasa membuat sebuah perubahan di dunia pendidikan di kalangan wanita
hingga kini para wanita bisa merasakan bagaimana manisnya dunia pendidikan.
Jika sebuah negara ingin maju maka
dimulai dari sebuah sistem pendidikan yang baik dan adanya pemerataan
pendidikan itu sendiri. Karena pendidikan merupakan kunci keberhasilan setiap
negara. Negara yang memperhatikan kualitas dan kuantitas pendidikannya akan
lebih maju daripada negara yang kurang memperhatikan sektor pendidikannya.
Pendidikan dalam hal ini adalah menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang
berdaya guna bagi bangsa dan Negara yang pada akhirnya berdampak positif pada
mejauan tersebut diberbagai bidang.
Sebagaimana penjelasan arti pendidikan
pada UU Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 yang berbunyi “Pendidik
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara mengembangkan potensi dirinya agar
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan.
Maria Montessori yang menakankan bahwa
pokok pendidikan adalah dari anak sendiri (pedosentris). Anak diberi kekebasan
untuk mengembangkan diri sesuai dengan kodrat dan kemampuannya. Siswa diarahkan
untuk menggunakan pancaindranya secara maksimal. Guru hanya sebagai pendorong,
bukan pengajar.
Kebebasan menurut Montessori, bukan
kebebasan liar melainkan kebebasan yang sesuai dengan aturan dan etika. Metode
Montessori menciptakan anak sebagai individu yang diupayakan mandiri.
Jadi oleh karena pendidikan memang
sebuah “HAK” setiap individu dan seluruh rakyat tanpa adanya sebuah perbedaan
atau diskriminasi. Karena pendidikan itu merupakan sebuah kunci kesuksesan
setiap negara jika di suatu negara tersebut memperhatikan kualitas dan
kuantitas pendidikan.
0 Komentar