Opini
CINTA
Oleh: Uli Alba
Di
suatu acara diskusi yang menguak cinta dari berbagai pandangan. Cinta yang
tidak bisa dimasukkan dalam disiplin ilmu manapun.Ternyata membuat cinta agak
sulit untuk diartikan secara ilmiah. Cinta merupakan keterlibatan emosi daripada
intelektual. Karena berdasarkan emosi, cinta pun diartikan bermacam-macam oleh
mereka yang merasakannya. Saya sebagai penulis bukanlah ahli dalam hal
percintaan. Namun, saya pernah mengalami jatuh cinta dan putus cinta. Dari
kejadian itulah saya bisa belajar untuk memaknai hakikat cinta.
Dalam
beberapa sumber yang terkait tentang cinta. Ada satu tokoh yang menulis sebuah
buku yang berjudul The Art of Loving.
Dari judulnya, mungkin kita akan berfikir isinya yang memberikan kiat-kiat
mencintai dengan benar. Tokoh tersebut ialah Erich Fromm, ia mengartikan cinta merupakan
sebuah aktivitas yang dapat berguna bagi orang lain. Namun, bukan berarti
individu tersebut harus menuruti sebuh perintah agar dapat berguna bagi orang
lain. Sejatinya, cinta adalah kebebasan.
Manusia
sejatinya ingin sekali memiliki cinta sejati. Terkadang kita pun tidak bisa
menyimpulkan makna cinta sejati. Apakah cinta sejati ialah cinta yang tumbuh
sehidup dan semati? Cinta yang hanya terpisahkan oleh maut kah? Bagaimana
kalian mengartikan cinta sejati? Penulis mengartikan Cinta berasal dan teruntuk
Allah semata. Tak ada cinta yang benar-benar sejati antar sesama. Cinta sejati
selalu ada dalam cerita dongeng pengantar tidur anak-anak, dimana ketika mereka
tumbuh dewasa, yang mereka impikan ialah kehadiran cinta sejati dari seseorang
yang berjenis lelaki/perempuan.
Sejati
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah sebenarnya. Sesungguhnya, cinta yang
sebenarnya itu datang dari Allah, ibu, ayah, kakak, bahkan adik sekalipun.
Nyatanya benar, itulah yang dinamakan cinta sejati yang terjadi diantaranya. Tak
jarang, cinta tumbuh dan berkembang dinatara dua insan yang berbeda. Tapi,
benarkah akan ada kesejatian cinta dari dua insan yang berbeda itu?
Idealnya
cinta tak pernah meminta, ia selalu memberi. Cinta yang selalu memberikan
kebahagiaan, kesehatan, semangat, keceriaan. Tanpa meminta kesedihan,
keputusasaan, kepatahatian. Adakah seseorang yang sedang merasakan cinta akan
meminta “sakiti aku ya, beb” atau “patahkan hati aku yaa, sayang”. Adakah
yang seperti itu diantara kita? Rasanya tidak. Tidak pernah sekalipun diantara
kita menginginkan hal itu terjadi dalam romansa percintaan. Dengan kata lain;
ayah, ibu, adik, kakak akankah mereka mempunyai keinginan untuk menyakiti kita?
Tidak.
Realitasnya,
sering kali kita memberikan cinta selain untuk keluarga atau saudara kita.
Cinta kita berikan dan percayakan pada seseorang yang bahkan belum tentu ialah
orang yang tepat untuk kita. sesaat kita merasakan beberapa perasaan yang aneh
karena cinta, Terkadang pun muncul fikiran, apakah
ia cinta sejati ku?. Tidak ada yang salah dengan fikiran seperti itu. Sama
halnya dengan penulis yang pernah merasakan dan berfikir semacam itu. Penulis
hanya bisa memberikan pesan dan harapan agar berikanlah cinta sejati pada
seseorang tepat, tepat untuk dibentuk dan dijadikan bagian dari keluarga.
Terkadang kita harus berselektif dalam hal mencinta, untuk apa? Tak lain untuk
menggapai cinta sejati yang hakiki.
0 Komentar