OLEH : AMELIA SAFITRI
PEND.SOS NON REG’10
Semboyan para pejuang bangsa adalah “ Merdeka atau Mati”. Inilah Semboyan yang menggambarkan betapa cintanya para pejuang dan pahlawan bangsa terhadap Negara yang mereka cintai ini.
Setelah 65 tahun kita memperingati kemerdekaan Indonesia, ada banyak hal atau kejadian yang perlu kita ingat. Salah satunya ialah peristiwa heroik 10 November di Surabaya. Peristiwa yang dilatarbelakangi oleh insiden tembak menembak antara tentara sekutu di bawah pimpinan Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby dengan rakyat Surabaya yang berakibat tewasnya Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby ini mengundang kemarahan tentara sekutu, dengan terbunuhnya Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby membuat tentara sekutu melakukan berbagai perlawanan dengan melakukan pengeboman dari segala arah, baik darat, laut maupun udara. Tetapi rakyat Indonesia tetap gigih terhadap tentara sekutu yang memiliki persenjataan modern. Walaupun demikian, mereka tidak mampu untuk mematahkan semangat para pemuda Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan. Bangsa Indonesia memiliki suatu keyakinan yang kuat, yaitu moral (rasa persatuan, ikhlas, dan tanpa pamrih) bangsa Indonesia sebagai pejuang. Dan untuk memperingati peristiwa ini, maka setiap tanggal 10 november diperingati sebagai Hari Pahlawan.
Dengan mengetahui pengorbanan para pahlawan kita yang tidak pernah mengenal kata menyerah dan putus asa, kita diingatkan kembali sebagai penerus bangsa untuk dapat memaknai hari pahlawan sebagai momentum untuk intropeksi diri bagaimanakah para generasi penerus kita dapat meneladani dan meneruskan perjuangan mereka. Sudah terlalu banyak pengorbanan yang diberikan oleh para pejuang bangsa untuk menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Betapa ruginya kita sebagai bangsa Indonesia apabila menyia-nyiakan kemerdekaan ini yang merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Kita dapat menjadi bangsa yang besar apabila kita mampu mengukir persatuan dan kesatuan bangsa, tanpa adanya disintegrasi yang hanya mengutamakan kepentingan kelompok saja, tetapi lebih mengutamakan pada kepentingan dan keselamatan bangsa dan Negara.

PAHLAWAN ITU AKU
oleh Riska Cahya Wulandari pada 15 November 2010 jam 15:26

10 November 1945_10 November 2010. 65 tahun sudah hari pahlawan kita rayakan tanpa mengenal makna di balik semuanya. Jika ditanya Apakah pahlawan ? Bagaimankah pahlawan ? siapkah pahawan ? pada zaman ini. Apakah Ibu yang telah mengandung, melahirkan sampai membesaarkan kita? atau ayah yang sudah membiayai kita selama ini atau para pejuang yang telah dimakakan di Kali Bata ?.

Aku .

Aku adalah pahlawan untuk bangsaku saat ini. Aku yang mampu bangun sebelum matahari terbit dan terlelep setelah tengah malam demi sebuat tujauan. Belajar. Belajar untuk membuat bangsa ini jauh dari kemiskinan, keterpurukan dan keterbelakangan serta ketertinggalanya. Belajar untuk menghilangkan sifat-sifat bujuk dari bangsaku dan memajukan bansaku untuk ikut berpartisipasi dal;am dunia internasional ini.

dan Aku adalah pahlawan untuk Ibu dan Bapakku di kemudian hari.

0 Komentar