Pendidikan pada hakikatnya adalah sarana untuk membantu menumbuhkembangkan potensi-potensi kemanusiaan pada diri seseorang. Potensi tersebut dianalogikan sebuah benih mangga yang jika ditanam dengan baik akan menjadi pohon mangga dan bukanlah pohon jambu. Untuk itulah sebagai pendidik mereka harus mengetahui gambaran para peserta didiknya agar tujuan pendidikan tersebut terlaksana dengan baik.
Untuk mendapat gambaran tersebut pendidik harus memahami tentang hakikat manusia. Hakikat manusia adalah ciri khas yang membedakannya dengan binatang. Pemahaman tentang hal tersebut akan membentuk peta tentang karakteristik manusia yang dapat menjadi landasan dalam menyusun strategi atau tekhnik di dalam interaksi pendidikan.
Akhir-akhir ini mungkin para pendidik lupa akan hal tersebut, karena itu tujuan pendidikan di Indonesia tidak terlaksana dengan baik. Banyak para pendidik di kelas hanya mengajarkan siswa dengan cara menerangkan tanpa menggali potensi pemikiran-pemikiran para siswa. Sehingga di kelas hanya terdapat komunikasi satu arah yang mungkin ditangkap oleh siswa masuk telinga kanan keluar telinga kiri tanpa ada pemahaman apa yang diajarkan oleh pendidik  tersebut. Bila terus menggunakan metode seperti itu maka tidak akan ada pengetahuan baru yang dipahami oleh para siswa, dan berakibat hilangnya tujuan pendidikan tersebut.
Seharusnya para pendidik merubah metode monoton tersebut dan lebih menggali pemikiran-pemikiran para siswanya dengan metode diskusi. Sehingga dengan penerapan metode seperti itu siswa merasa tertarik dan bersemangat dalam melaksakan pembelajaran. Selain itu transfer ilmu pengetahuan pun terus meningkat karena siswa akan memberikan solusi mengenai permasalahan dalam diskusi tersebut sesuai pengetahuan yang sudah mereka baca. Dan juga bisa meningkatkan minat baca kepada siswa karena mereka merasa tertantang untuk bisa memberikan solusi dalam diskusi berikutnya.
Oleh: Alfa Ardiansyah (Pend. Sejarah 2011)

0 Komentar