Oleh : Syaifudin

Penelitian ? Mungkin bagi sebagian mahasiswa mendengar kata penelitian merupakan suatu kegiatan yang susah dan sangat merepotkan. Padahal penelitian merupakan bagian dari filosofi Tri Darma Perguruan Tinggi. Mengapa steoreotif penelitian dianggap menyeramkan ? Sebab di dalam pelaksanaan dan prosedur penelitian selalu berkaitan dengan hal-hal yang sistematis, teoritis, dan bersifat ilmiah. Maka bagi mahasiswa yang jarang atau tidak suka dengan kegiatan akademis ilmiah (diskusi, membaca buku atau menulis ilmiah), tentu saja kegiatan penelitian dianggap sulit.

Pada pembahasan tulisan ini, penulis akan mengulas secara singkat tentang apa penelitian itu sendiri, khususnya pembahasan tentang penelitian kualitatif. Secara etimologi, penelitian berasal dari bahasa Inggris “research”, yaitu re berarti kembali, dan search berarti mencari. Dengan demikian research berarti mencari kembali. Tuckman mendefinisikan penelitian (research), yaitu penelitian merupakan suatu usaha yang sistematis untuk menemukan jawaban ilmiah terhadap suatu masalah. Sistematis artinya mengikuti prosedur atau langkah-langkah tertentu. Jawaban ilmiah adalah rumusan pengetahuan, generalisasi, baik berupa teori, prinsip baik yang bersifat abstrak maupun konkret yang dirumuskan melalui alat- primernya, yaitu empiris dan analisis. Penelitian itu sendiri bekerja atas dasar asumsi, teknik dan metode.

Kadang-kadang orang menyamakan pengertian penelitian dengan metode ilmiah. Sesuai dengan tujuannya, penelitian dapat diartikan sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan dimana usaha-usaha itu dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah. Kegiatan penelitian adalah suatu kegiatan objektif dalam usaha mengembangkan, serta menguji ilmu pengetahuan berdasarkan atas prinsip-prinsip, teori-teori yang disusun secara sistematis melalui proses yang intensif dalam pengembangan generalisasi. Sedangkan metode ilmiah lebih mementingkan aplikasi berpikir deduktif-induktif di dalam memecahkan suatu masalah.

Fokus perhatian dalam suatu penelitian adalah masalah, masalah yang muncul dalam pikiran peneliti berdasarkan penelaahan situasi yang meragukan (a perplexing situation). Masalah adalah titik sentral dari keseluruhan penelitian.

Ada dua metode berpikir dalam perkembangan pengetahuan, yaitu metode deduktif yang dikembangkan oleh Aristoteles dan metode induktif yang dikembangkan oleh Francis Bacon. Metode deduktif adalah metode berfikir yang berpangkal dari hal-hal yang umum atau teori menuju pada hal-hal yang khusus atau kenyataan. Sedangkan metode induktif adalah sebaliknya. Dalam pelaksanaan, kedua metode tersebut diperlukan dalam penelitian.

Adapun ciri – ciri penelitian yaitu: memiliki masalah, terumus jelas dan terperinci. Memiliki hipotesis. Terencana, bertujuan dan bermetode. Empiris, berdasarkan observasi fenomena. Berlogika, berdasarkan analisis teoritis. Berakurasi dan valid, menggunakan instrumen yang tepat dan reliabel. Memiliki sumber data, primer dan sekunder. Non-etikal, bersifat objektif. Siklikal, sistematis. Berproduk: abstrak (berupa: prinsip, generalisasi, dan teoritik) atau konkret (berupa: model atau alat)

Penelitian kualitatif

Terdapat kesalahan pemahaman di dalam masyarakat bahwa yang dinamakan sebagai kegiatan penelitian adalah penelitian yang bercorak survei. Ditambah lagi ada pemahaman lain bahwa penelitian yang benar jika menggunakan sebuah daftar pertanyaan dan datanya dianalisa dengan menggunakan teknik statistik. Pemahaman ini berkembang karena kuatnya pengaruh aliran positivistik dengan metode penelitian kuantitatif.

Ada dua kelompok metode penelitian dalam ilmu sosial yakni metode penelitian kuantitatif dan metode penelitian kualitatif. Di antara kedua metode ini sering timbul perdebatan di seputar masalah metodologi penelitian. Masing-masing aliran berusaha mempertahankan kekuatan metodenya. Salah satu argumen yang dikedepankan oleh metode penelitian kualitatif adalah keunikan manusia atau gejala sosial yang tidak dapat dianalisa dengan metode yang dipinjam dari ilmu eksakta.

Menurut Strauss dan Corbin penelitian kualitatif dimaksud sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Selanjutnya, dipilihnya penelitian kualitatif karena kemantapan peneliti berdasarkan pengalaman penelitiannya dan metode kualitatif dapat memberikan rincian yang lebih kompleks tentang fenomena yang sulit diungkapkan oleh metode kuantitatif.

Metode penelitian kualitatif menekankan pada metode penelitian observasi di lapangan dan datanya dianalisa dengan cara non-statistik meskipun tidak selalu harus menabukan penggunaan angka. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada penggunaan diri si peneliti sebagai alat. Peneliti harus mampu mengungkap gejala sosial di lapangan dengan mengerahkan segenap fungsi inderawinya. Dengan demikian, peneliti harus dapat diterima oleh responden dan lingkungannya agar mampu mengungkap data yang tersembunyi melalui bahasa tutur, bahasa tubuh, perilaku maupun ungkapan-ungkapan yang berkembang dalam dunia dan lingkungan responden.

Dasar teoritis penelitian kualitatif

Pada penelitian kualitatif, teori diartikan sebagai paradigma. Seorang peneliti dalam kegiatan penelitiannya, baik dinyatakan secara eksplisit atau tidak, menerapkan paradigma tertentu sehingga penelitian menjadi terarah. Dasar teoritis dalam pendekatan kualitatif adalah:

  1. Pendekatan fenomenologis. Dalam pandangan fenomenologis, peneliti berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam situasi-situasi tertentu.
  2. Pendekatan interaksi simbolik. Dalam pendekatan interaksi simbolik diasumsikan bahwa objek orang, situasi dan peristiwa tidak memiliki pengertian sendiri, sebaliknya pengertian itu diberikan kepada mereka. Pengertian yang dlberikan orang pada pengalaman dan proses penafsirannya bersifat esensial serta menentukan.
  3. Pendekatan kebudayaan. Untuk menggambarkan kebudayaan menurut perspektif ini seorang peneliti mungkin dapat memikirkan suatu peristiwa di mana manusia diharapkan berperilaku secara baik. Peneliti dengan pendekatan ini mengatakan bahwa bagaimana sebaiknya diharapkan berperilaku dalam suatu latar kebudayaan.
  4. Pendekatan etnometodologi. Etnometodologi berupaya untuk memahami bagaimana masyarakat memandang, menjelaskan dan menggambarkan tata hidup mereka sendiri. Etnometodologi berusaha memahami bagaimana orang-orang mulai melihat, menerangkan, dan menguraikan keteraturan dunia tempat mereka hidup. Seorang peneliti kualitatif yang menerapkan sudut pandang ini berusaha menginterpretasikan kejadian dan peristiwa sosial sesuai dengan sudut pandang dari objek penelitiannya.

Metode – metode penelitian kualitatif


Penelitian fenomenologi, bersifat induktif . pendekatan yang dipakai adalah deskriptif yang dikembangkan dari filsafat fenomenologi. Fokus filsafat fenomenologi adalah pemahaman tentang respon atas kehadiran atau kebaradaan manusia, bukan sekedar pemahaman atas bagian-bagian yang spesifik atau prilaku khusus. Tujuan penelitian fenomenologikal adalah menjelaskan pengalaman-pengalaman apa yang dialami seseorang dalam kehidupan ini, termasuk interaksinya dengan orang lain.Contoh penelitian fenomenologi atau study mengenai daur hidup masyarakat tradisional dilihat dari perspektif kebiasaan hidup sehat.


Penelitian grounded, adalah tehnik penelitian induktif. Tekhnik ini pertama kali digagas oleh Strauss dan sayles pada tahun 1967.Pendekatan penelitian ini bermanfaat dalam menemukan problem-problem yang muncul dalam situasi kebidanan dan aplikasi proses-proses pribadi untuk menanganinya. Metodologi teori ini menekankan observasi dan mengembangkan basis praktik hubungan ”intuitif” antara variabel.Proses penelitian ini melibatkan formulasi,pengujian,dan pengembangan ulang proposisi selama penyusunan teori.


Penelitian Etnografi, tipe ini berusaha memaparkan kisah kehidupan keseharian orang-orang yang dalam kerangka menjelaskan fenomena budaya itu, mereka menjadi bagian integral lainnya. Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan secara sistematis dan deskriptif. Analisis data dilakukan untuk mengembangkan teori prilaku kultural.Dalam penelitian etnografi, peneliti secara aktual hidup atau menjadi bagian dari setting budaya dalam tatanan untuk mengumpulkan data secara sistematis dan holistik. Melalui penelitian ini perbedaan-perbedaan budaya dijelaskan, dibandingkan untuk menambah pemahaman atas dampak budaya pada perilaku atau kesehatan manusia.


Penelitian historis, adalah penelitian yang dimaksudkan untuk merekonstruksi kondisi masa lampau secara objektif, sistematis dan akurat. Melalui penelitian ini, bukti-bukti dikumpulkan , dievaluasi, dianalisis dan disintesiskan. Selanjutnya, berdasarkan bukti-bukti itu dirumuskan kesimpulan. Adakalanya penelitian historis digunakan untuk menguji hipotesis tertentu.Misalnya, hipotesis mengenai dugaan adanya kesamaan antara sejarah perkembangan pendidikan dari satu negara yang mengalami hegemoni oleh penjajah yang sama. Penelitian historis biasanya memperoleh data melalui catatan catatan artifak, atau laporan-laporan verbal. Ada beberapa ciri dominan penelitian historis, yaitu : Pertama, adakalanya lebih bergantung pada data hasil observasi orang lain daripada hasil observasinya sendiri. Kedua, data penelitian diperoleh melalui observasi yang cermat, dimana data yang ada harus objektif, otentik, dan diperoleh dari sumber yang tepat pula. Ketiga, data yang diperoleh bersifat sistematis menurut urutan peristiwa dan bersifat tuntas.


Penelitian kasus, atau penelitian lapangan dimaksudkan untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan dan posisi saat ini serta interaksi linkungan unit sosial tertentu yang bersifat apa adanya (given).Subjek penelitian dapat berupa individu,kelompok, institusi atau masyarakat.Penelitin kasus merupkan penelitian mendalam mengenai unit sosial tertentu, yang hasil penelitian itu memberi gambaran luas dan mendalam mengenai unit sosial tertentu.Subjek yang diteliti relatif terbatas, tetapi variabel-variabel dan fokus yang diteliti sangat luas dimensinya. Contoh, studi lapangan yang tuntas dan mendalam mengenai kegiatan yan paling banyak dilakukan oleh tenaga pekerja sosial selama menjalankan tugas di camp pengungsi.


Penelitian Inkuiri filosofis, melibatkan penggunaan mekanisme analisis intelektual untuk memperjelas makna,membuat nilai-nilai menjadi nyata, mengindentifikasi etika dan studi tentang hakikat pengetahuan. Peneliti filosofis mempertimbangkan ide atau isu-isu dari semua persfektif dengan eksplorasi ekstensif atas literature, menguji atau menelaah secara mendalam makna konseptual, merumuskan pertanyaan, mengajukan jawaban, dan menyarankan implikasi atas jawaban-jawaban itu. Peneliti dipandu oleh pertanyaan- pertanyaan itu.


Penelitian teori kritik sosial, adalah filosofi lain dari sebuah metodologi kualitatif yang unik. Dipandu oleh filsafat dari teori kritik sosial. Peneliti menemukan pemahaman mengenai cara seseorang berkomunikasi dan bagaimana ia mengembangkan makna-makna simbolis di masyarakat. Banyak pemahaman muncul dalam sebuah dunia yang fakta kemasyarakatan tertentu diterima apa adanya,tidak didiskusikan atau diposisikan secara dogmatik.Tatanan politik yang mapan itu dipersepsi sebagai tertutup bagi perubahan dan tidak patut dipertanyakan. Tatanan politik semacam ini biasanya muncul pada masyarakat dibawah pemerintahan yang otoriter.

Teknik pengumpulan data

Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian kualitatif, seperti wawancara, observasi, pengukuran, dokumen, rekaman, dan indikasi non-verbal. Dalam rekaman data terbagi pada dua dimensi, yaitu fidelitas dan struktur. Fidelitas mengacu pada kemampuan peneliti untuk menunjukkan bukti secara nyata dari lapangan(fidelitas tinggi, misalnya rekaman video atau audio, sedangkan fidelitas kurang, misalnya catatan lapangan). Sedangkan dimensi struktur meliputi terstrukturnya wawancara dan observasi.

Spiritisme penelitian

Sesungguhnya pembahasan ini sangatlah kurang, sebab untuk mempelajari materi penelitian kualitatif sungguh banyak, dari konsep paradigm penelitian kualitatif, posisi teori sampai sistematika laporan penelitian. Namun, semoga dasar – dasar pengetahuan ini setidaknya dapat menjadi spirit untuk lebih mengetahui tentang dunia penelitian kualitatif itu sendiri. Sebab, bicara mengenai penguasaan penelitian, baik itu kuantitatif maupun kualitatif, yang terpenting adalah latihan atau praktik pelaksanaan dari pemahaman penelitian itu sendiri. Dan dasar dari penelitian itu adalah, membaca, diskusi dan kebiasaan menulis. Jika hal ini ada, dipastikan kita akan lebih mudah mempraktikan kegiatan penelitian itu sendiri.


    "Kalah saat ini, tapi bukan untuk selamanya! Kita sudah belajar banyak hal. Besok, perjuangan kita akan bangkit kembali, lebih bijak dan lebih disiplin."

( Ernest Everhard )

0 Komentar