Di pagi ini, sehabis menginap dikost teman ku di rawamangun, Ku mencoba keluar dan menelusuri jalanan ibu kota, sungguh berbeda dengan malam itu. Wajah Jakarta yang penuh dengan janusitas. Ku melihat pemandangan anak-anak jalanan, dan hiruk-pikuk aktifitas manusia. Pemandangan ini cukup mengusik alam pikir ku. Sampai tibanya aku dirumah. Entahlah sebulan ini aku tak merasakan ketenangan sedikit pun dalam hari-hariku. Selalu ramai ada di mana-mana. Penuh benturan-benturan batin. Ketika tidak merasakan ketenangan siapa yang bisa berpikir dan merenung? Padahal aku ingin berpikir dan merenungkan semua yang terjadi dalam hidupku. Inilah persoalan hidupku di mana aku diharuskan mencari ketenangan di tengah-tengah gaduhnya segala suasana.


Aku tak mempunyai cara bagaimana mengatasi masalah ini. Sebagai seorang penulis lepas seharusnya aku mempunyai sebuah cara untuk mengatasi masalahku ini. Bagiku tak punya uang, tak punya pacar, tak punya apa pun yang bersifat materi sebenarnya tak akan menjadi masalah yang begitu berarti. Aku ingin belajar dan menulis dengan tenang. Itu saja. Namun, bagaimana caranya? Sebagai manusia aku mempunyai dua ruang yang aku tempati, pertama, ruang privat di mana yang ada hanyalah aku sendiri, belajar dan menulis dengan tenang. Kedua, adalah ruang publik, di mana aku harus bergaul dengan semua orang, bertukar pengetahuan dan lain sebagainya.


Dalam keseharianku rasanya aku tak mempunyai semua itu. Antara ruang privat dan publik bercampur aduk tak jelas di mana. Untuk itu, aku harus memperjelas kedudukan keduanya. Namun, ini adalah sebuah teori dan semua teori tak akan mampu bisa menyelesaikan semua persoalan yang ada. Teori hanya kerangka cara yang bersifat mengikat dan jarang menyelesaikan masalalah dengan baik. Jadi teori bukan jalan satu-satunya untuk menyelesaikan masalah ini.


Persoalan yang sedang aku hadapi sangat sederhana yakni, aku selalu diramaikan oleh teman-temanku, aku tak bisa menikmati buku yang aku baca, aku tak mampu menulis dengan baik karena imajinasiku tersekat oleh kehadiran mereka. Tulisan buku, jurnal dan majalah bahkan belum selesai ku kerjakan. Ah ada apa ini.

Aku merasa tenang ketika mampu beraktivitas dengan bebas di malam hari. Berbuat kegilaan demi kegilaan. Haruskah aku mengusir rutinitas ini ? Dan bebas bermain seperti teman-temanku yang lain..
Ku butuh seseorang yang bisa bersama menelusuri ruang-ruang kejenuhan ini dengan berkeliling kota mencari langit-langit imajinasi ku....

0 Komentar