Opini
TDL Meroket, Pedagang Terjun Payung
Oleh: Gunardi Ridwan
Sistem pasar tradisional baru yang menjerat
Nasip para pedangan tardisional akan menemui babak baru, yang sebelumnya mereka teracam dengan meluasnya pasar modern mereka juga haraus melawan besarnya biaya listrik. Pasar keranji bekasih umumnya memakai system satu gardu, dimanan dalam satu gardu menghidupi satu pasar yang dibilang cukup besar. keuntungan bagi PLN dengan system ini adalah mempermudah mereka dalam pengecekan listrik lantaran mereka tidak harus berkeliling, sedangkan bagi pihak pengelolah keuntungan dari jasa pun tak bisa dipungkiri “pasti ada”. Selain itu bila ada toko yang kosong/belum dihuni, beban listrik menjadi beban pedangan yang berakibat meroketnya pembayaran listrik bahkan harga barang kemungkinan akan naik.
Sistem pasar yang seperti itu membuat pedagang pasar keranji semakin terjerat beban, kesejahteraan pun akan semakin jauh bagi mereka yang ingin mencari uang halal. Katanya nanti system seperti itu akan diterapkan disemua pasar tradisional. Pak Kadir Ketua IWPPK memprediksikan pembayaran listrik nanti akan lebih besar yang sebelumnya 500 ribu menjadi 600 ribu perbulan, belum lagi gejolak ekonomi pasar yang tak terkendali.
Pemerintah akan menaikan tarif listrik pada pemakai menengah dan atas. Pasar keranji yang mengunakan system satu gardu menampung 20.000 watt untuk mengidupkan satu pasar, sehingga otomatis pasar tersebut akan dikenakan kenaikan sebanyak 20-30%. Pak kadir merasa meski hanya mengunakan HPK 1200, ia merasa keberatan lantaran harga yang tidak bisa dengan system tersebut.
Bila diliahat umumnya dalam mengunakan listrik pedagang hanya mengunkan lampu, radio/televise dan kulkas bagi pedagang makanan. Akan tetapi karena system tersebut dan melonjaknya TDL membuat mereka bersiap-siap memasang kuda-kuda untuk gulung tikar.
Sebelumya para pedagang sudah mencoba negosiasi dengan pihak pemilik dan juga PLN akan tetapi nampaknya sejauh ini belum ada perubahan yang berarti. Hal ini yang membuat pedagang di Pasar Keranji hanya bisa berharap pada pemerinah agar sedikitnya memperhatikan kesuliatn mereka.
Alternatif
Memanfaatkan sampah manjadi sumber enegri listrik sebagai alternatif dan juga sebagai solusi kenaikan harga listrik, seperti yang dilakukan dikabupaten Bogor, Jawa Barat. Tempat Pengelolahan Sampah Terpadu ( TPSP ) mampu mengelolah sampah menjadi sumber enegri selain itu program itu mampu mengurangi sampah yang kian tak terbendung. Meningkatkan kinerja PLT Air, PLT Uap, PLT Angin, PLT Gas Untuk menambah kekuatan daya listrik, sehingga mengurangi terjadinya pemadaman.
Menurut ketua IWPPK, Kadirullah merasa sangat pesimis terhadap usaha yang dilakukan mahasiswa dalam memperjuangai hak rakyat, “ menurutnya tak ada yang dapat mencegah uasaha pemerintah dalam menaiki tarif listrik kecuali adanya pesaing dari pihak swasta yang mampu menjadi pemicu perbaiakn kualitas, seperti contoh kecil ini : pertamina melakukan perbaikan dalam pelayanan akibat datangnya Sell yang lebih elegan, Ujar Pak kadir.
Sumber
• Media Indonesia, “Mampu hasilkan energi listrik”. Berita ekonomi Hal 19. Jumat 14 Mei 2010.
• MI, ”Kenaikan Elpiji jangan bersamaan dengan tarif listrik”. Berita ekonomi Hal 13. Rabu 12 Mei 2010.
• Hasil obserfasi di Pasar Keranji Bekasih, sumber Pak Kadir Ketua IWPPK.
Studi kasus : Respon masyarakat terhadap “Kenaikan Tarif Dasar Listrik “
Di Pasar Keranji, Bekasih
Di era globalisasi dimana kemajuan Teknologi semakin pesat, industri pembuatan alat-alat elektronik pun tumbuh subur. hadirnya alat-alat canggih tersebut membuat kehidupan manusia menjadi serba instan, disinilah alat-alat elektronik memanjakan pemujanya. Di zaman ini pula Listrik menjadi kebutuhan manusia yang tidak bisa terlepaskan. mulai dari peneranggan, pengerak mesin industry, sampai memasak pun mengunakan tenaga listrik. Mungkin kita bisa bayangkan apabila listrik tidak ada lagi dan kita juga makin tak berdaya bila harga listrik makin melonjak naik.
Salah satu program prioritas KIB II dalam program 100 Hari SBY mengenai peningkatan daya Listrik di seluruh Indonesia nampaknya belum membuahkan hasil, diberbagai daerah di Indonesia banyak yang menagalami pemadaman. Sedangkan memasuki tahun 2010 pemerintah akan menaikan Tarif dasar Listrik sampai 20% atau 30%. Memang sebelumnya banyak pihak yang menduga bahwa peningkatan daya listrik diseluruh Indonesia dalam 100 hari tidak akan berjalan, dikarenakan untuk menambah daya diperlukan penambahan gardu listrik dan pembuatannya pun tidak mungkin selesai dalam jangka 100 hari. Sedangkan untuk kenaikan harga listrik, diperkirakan akan membuat pengusaha kecil gulung tikar apa lagi mereka yang sangat tergantung pada listrik sebagai jantung usaha.
Banyak masyarakat yang mengeluh akibat kenaikan listrik, terlebih lagi pelayanan dari pihak PLN terkadang tidak memuaskan. Kenaikan TDL dirasa sangat berat karena berbarengan dengan kenaikan Elpiji, dari hasil wawancara dengan pedagang setempat di Pasar Keranji, Bekasih ternyata banyak pihak yang merasa keberatan dengan kenaikan TDL, terlebih lagi mereka mengalami kesulitan bersaing dengan pemilik modal yang lebih besar ( Pasar Modern ). Mereka terancam gulung tikar lantara kenaikan TDL berakibat terhadap naiknya harga barang dan jasa, seandainya mereka menaikan harga untuk menyeimbangkan anggaran akan berakibat larinya para pembeli. Hal ini lah yang membuat mereka siap bertaruh antara gulung tikar dan terus berjualan dengan untung kecil bahkan nol.
Di Pasar Keranji, Bekasih
Di era globalisasi dimana kemajuan Teknologi semakin pesat, industri pembuatan alat-alat elektronik pun tumbuh subur. hadirnya alat-alat canggih tersebut membuat kehidupan manusia menjadi serba instan, disinilah alat-alat elektronik memanjakan pemujanya. Di zaman ini pula Listrik menjadi kebutuhan manusia yang tidak bisa terlepaskan. mulai dari peneranggan, pengerak mesin industry, sampai memasak pun mengunakan tenaga listrik. Mungkin kita bisa bayangkan apabila listrik tidak ada lagi dan kita juga makin tak berdaya bila harga listrik makin melonjak naik.
Salah satu program prioritas KIB II dalam program 100 Hari SBY mengenai peningkatan daya Listrik di seluruh Indonesia nampaknya belum membuahkan hasil, diberbagai daerah di Indonesia banyak yang menagalami pemadaman. Sedangkan memasuki tahun 2010 pemerintah akan menaikan Tarif dasar Listrik sampai 20% atau 30%. Memang sebelumnya banyak pihak yang menduga bahwa peningkatan daya listrik diseluruh Indonesia dalam 100 hari tidak akan berjalan, dikarenakan untuk menambah daya diperlukan penambahan gardu listrik dan pembuatannya pun tidak mungkin selesai dalam jangka 100 hari. Sedangkan untuk kenaikan harga listrik, diperkirakan akan membuat pengusaha kecil gulung tikar apa lagi mereka yang sangat tergantung pada listrik sebagai jantung usaha.
Banyak masyarakat yang mengeluh akibat kenaikan listrik, terlebih lagi pelayanan dari pihak PLN terkadang tidak memuaskan. Kenaikan TDL dirasa sangat berat karena berbarengan dengan kenaikan Elpiji, dari hasil wawancara dengan pedagang setempat di Pasar Keranji, Bekasih ternyata banyak pihak yang merasa keberatan dengan kenaikan TDL, terlebih lagi mereka mengalami kesulitan bersaing dengan pemilik modal yang lebih besar ( Pasar Modern ). Mereka terancam gulung tikar lantara kenaikan TDL berakibat terhadap naiknya harga barang dan jasa, seandainya mereka menaikan harga untuk menyeimbangkan anggaran akan berakibat larinya para pembeli. Hal ini lah yang membuat mereka siap bertaruh antara gulung tikar dan terus berjualan dengan untung kecil bahkan nol.
Sistem pasar tradisional baru yang menjerat
Nasip para pedangan tardisional akan menemui babak baru, yang sebelumnya mereka teracam dengan meluasnya pasar modern mereka juga haraus melawan besarnya biaya listrik. Pasar keranji bekasih umumnya memakai system satu gardu, dimanan dalam satu gardu menghidupi satu pasar yang dibilang cukup besar. keuntungan bagi PLN dengan system ini adalah mempermudah mereka dalam pengecekan listrik lantaran mereka tidak harus berkeliling, sedangkan bagi pihak pengelolah keuntungan dari jasa pun tak bisa dipungkiri “pasti ada”. Selain itu bila ada toko yang kosong/belum dihuni, beban listrik menjadi beban pedangan yang berakibat meroketnya pembayaran listrik bahkan harga barang kemungkinan akan naik.
Sistem pasar yang seperti itu membuat pedagang pasar keranji semakin terjerat beban, kesejahteraan pun akan semakin jauh bagi mereka yang ingin mencari uang halal. Katanya nanti system seperti itu akan diterapkan disemua pasar tradisional. Pak Kadir Ketua IWPPK memprediksikan pembayaran listrik nanti akan lebih besar yang sebelumnya 500 ribu menjadi 600 ribu perbulan, belum lagi gejolak ekonomi pasar yang tak terkendali.
Pemerintah akan menaikan tarif listrik pada pemakai menengah dan atas. Pasar keranji yang mengunakan system satu gardu menampung 20.000 watt untuk mengidupkan satu pasar, sehingga otomatis pasar tersebut akan dikenakan kenaikan sebanyak 20-30%. Pak kadir merasa meski hanya mengunakan HPK 1200, ia merasa keberatan lantaran harga yang tidak bisa dengan system tersebut.
Bila diliahat umumnya dalam mengunakan listrik pedagang hanya mengunkan lampu, radio/televise dan kulkas bagi pedagang makanan. Akan tetapi karena system tersebut dan melonjaknya TDL membuat mereka bersiap-siap memasang kuda-kuda untuk gulung tikar.
Sebelumya para pedagang sudah mencoba negosiasi dengan pihak pemilik dan juga PLN akan tetapi nampaknya sejauh ini belum ada perubahan yang berarti. Hal ini yang membuat pedagang di Pasar Keranji hanya bisa berharap pada pemerinah agar sedikitnya memperhatikan kesuliatn mereka.
Alternatif
Memanfaatkan sampah manjadi sumber enegri listrik sebagai alternatif dan juga sebagai solusi kenaikan harga listrik, seperti yang dilakukan dikabupaten Bogor, Jawa Barat. Tempat Pengelolahan Sampah Terpadu ( TPSP ) mampu mengelolah sampah menjadi sumber enegri selain itu program itu mampu mengurangi sampah yang kian tak terbendung. Meningkatkan kinerja PLT Air, PLT Uap, PLT Angin, PLT Gas Untuk menambah kekuatan daya listrik, sehingga mengurangi terjadinya pemadaman.
Menurut ketua IWPPK, Kadirullah merasa sangat pesimis terhadap usaha yang dilakukan mahasiswa dalam memperjuangai hak rakyat, “ menurutnya tak ada yang dapat mencegah uasaha pemerintah dalam menaiki tarif listrik kecuali adanya pesaing dari pihak swasta yang mampu menjadi pemicu perbaiakn kualitas, seperti contoh kecil ini : pertamina melakukan perbaikan dalam pelayanan akibat datangnya Sell yang lebih elegan, Ujar Pak kadir.
Sumber
• Media Indonesia, “Mampu hasilkan energi listrik”. Berita ekonomi Hal 19. Jumat 14 Mei 2010.
• MI, ”Kenaikan Elpiji jangan bersamaan dengan tarif listrik”. Berita ekonomi Hal 13. Rabu 12 Mei 2010.
• Hasil obserfasi di Pasar Keranji Bekasih, sumber Pak Kadir Ketua IWPPK.
0 Komentar