Oleh: Wafdannida

Kemacetan lalu lintas menjadi masalah sehari-hari bagi Indonesia. Kemacetan di Indonesia biasanya terjadi di tempat-tempat ramai, seperti pasar, sekolah, dan terminal bus. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa kemacetan juga bisa terjadi di tempat lain, seperti di jalan tol. Kemacetan yang terjadi di Indonesia menimbulkan berbagai masalah, seperti kerugian ekonomi mencapai Rp71,4 triliun per tahun. Kerugian ekonomi ini terjadi akibat terjadi pemborosan bahan bakar karena banyaknya kendaraan pribadi yang bergerak dibandingkan dengan kendaraan umum, sehingga menciptakan sistem transportasi menjadi tidak tertata. Selain itu, kemacetan lalu lintas juga menciptakan keresahan para pengendara karena waktu mereka terbuang dengan cara sia-sia. Masalah kemacetan lalu lintas hampir terjadi di setiap wilayah Indonesia mulai dari kota besar hingga kota kecil, salah satu kota Tambun.

Tambun adalah salah satu wilayah di kota Bekasi di bagian Timur. Wilayah Tambun termasuk wilayah yang ramai karena memiliki jumlah penduduk yang cukup besar yaitu sekitar 10 ribu penduduk. Jumlah yang sangat besar ini tidak dapat dipungkiri bahwa Tambun menjadi salah satu wilayah yang memiliki tingkat kemacetan cukup tinggi. Wilayah Tambun yang memiliki kemacetan cukup tinggi dan hampir setiap hari terjadi, seperti di wilayah Mangun Jaya, Kecamatan Tambun Selatan. Menurut saya, wilayah Mangun Jaya menjadi wilayah di daerah Tambun dengan tingkat kemacetan yang cukup tinggi karena di wilayah ini terdapat banyak persimpangan jalan.

Sejujurnya bagi saya tidak masalah jika banyak persimpangan, tetapi permasalahnnya persimpangan di wilayah Mangun Jaya tidak dilengkapi Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) seperti lampu lalu lintas untuk mengatur lalu lintas. Tanpa adanya alat Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) di persimpangan jalan akan menciptakan pengendara yang tidak sabar, saling menyerobot satu sama lain yang mengakibatkan tata ruang semrawut tidak terkendali. Selain banyaknya persimpangan jalan tanpa alat pengatur lalu lintas, terdapat juga banyak pertokoan di sepanjang jalan di wilayah Mangun Jaya yang mengakibatkan banyak kendaraan pribadi terpakir disekitar lokasi pertokaan, sehingga luas jalan untuk pengendara yang melintas menjadi berkurang.

Ketika pada pukul 6 pagi hingga 9 pagi dan pukul 6 sore sampai 9 malam, maka tidak dapat dipungkiri bahwa kemacetan telah terjadi, kemacetan yang tidak dapat dihindarkan dan membuat jenuh. Kemacetan ini terjadi karena volume kendaran pribadi meningkat, banyak masyarakat yang ingin memulai aktivitasnya, seperti bekerja dan masyarakat yang mengakhiri aktivitasnya, seperti pulang ke rumah selesai bekerja. Situasi ini menjadi keluhan saya sebagai  pengendara dan para pengendara lain yang melewat karena banyak waktu terbuang dengan sia-sia dan mengganggu aktivitas. Selain itu, kemacetan ini juga menciptakan stress dan kemarahan pemandu jalan lalu lintas karena banyak pengendara yang saling menyerobot dan tidak mau mengalah, sehingga memperparah kemacetan.

Saya bertanya-tanya apakah tidak ada upaya pemerintah setempat untuk mengatasi masalah ini? Karena yang saya lihat tingkat kemacetan terus bertambah, tidak ada gerakan untuk mengurangi tingkat kemacetan. Saya sebagai pengendara mengharapkan adanya perubahan, tetapi kenyataannya belum adanya gerakan pemerintah dalam mengatasi kemacetan yang terjadi. Tidak adanya penambahan ruas jalan seiring bertambahnya volume kendaraan. Padahal jalan di wilayah Mangun Jaya adalah jalan utama yang sering dilewati oleh pengendara. Sungguh ironis hal ini bisa terjadi, tumpukan kendaraan ini seakan menjadi hal biasa yang terjadi.

0 Komentar